Bacaan: Roma 8:31b-39; Mzm 109:21-22.26-27.30-31; Luk13:31-35
“Memilih yang paling sulit”
T.
Harv Eker pernah berkata, “Jika anda hanya melakukan hal-hal yang mudah, hidup
ini akan menjadi sulit. Akan tetapi, jika anda dengan rela melakukan hal-hal
yang sulit, hidup ini akan menjadi mudah.” Ibu Theresia dari Kalkuta juga
mengatakan hal yang mirip bahwa kristianitas akan menjadi bermakna apabila
setiap orang yang dibabtis berani memilih yang paling sulit di dalam hidupnya.
Dari
bacaan Injil, kita mendapat informasi bahwa Tuhan Yesus masih dalam perjalanan
menuju ke Yerusalem untuk mewujudkan pilihanNya yakni menebus umat manusia
sesuai rencana Bapa. Sambil menuju ke Yerusalem, Kerajaan Allah tetaplah menjadi fokus pewartaanNya dan ini menarik
perhatian banyak orang termasuk Herodes Antipas si pembunuh Yohanes Pembabtis yang
memerintah saat itu. Sementara orang-orang Farisi meminta Yesus untuk
meninggalkan mereka dengan alasan adanya rencana Herodes untuk membunuhNya.
Tetapi Yesus tidak takut dengan pilihanNya dan berani mengatakan Herodes
sebagai “serigala”, hewan yang memakan bangkai, kotor! Yesus tetap melakukan
perutusanNya dengan mengusir setan-setan dan menyembuhkan orang-orang sakit
sesuai dengan waktu yang ditentukan Bapa yakni “hari ini dan besok dan pada hari yang ketiga akan selesai.”
Kesadaran Yesus akan pilihanNya yang sulit juga terungkap dalam kata-kataNya: “Sebab tidaklah semestinya seorang nabi
dibunuh di Yerusalem”.
Yerusalem
berarti kota damai tetapi bagi Yesus kota ini yang membunuh nabi-nabi dan
merajam para utusan Tuhan. Dari situ Yesus punya kerinduan untuk mengumpulkan
anak-anak Israel laksana induk ayam mengumpulkan anak-anaknya. Kerinduan Yesus semata-mata karena belas
kasihNya yang besar kepada manusia yang akan diwujudkanNya sendiri dalam drama
Paskah. CintaNya kepada manusia dicurahkan dengan mengurbankan segalanya untuk
manusia.
Penderitaan
manusia datang silih berganti. Paulus menyadari semua bentuk penderitaan
manusia: Penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya
dan pedang senantiasa menjadi ancaman Gereja dari awal. Dengan demikian Paulus
memberi peneguhan kepada para murid Kristus untuk setia dalam pilihannya yang
sulit untuk mengikuti Kristus. Mengapa? Karena cinta kasih Tuhan itu mengatasi
segalanya. “Jika Allah di pihak kita,
siapa yang akan melawan kita?” Sebab aku yakin, baik maut maupun hidup,
malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang sekarang maupun yang
akan datang, atau kuasa-kuasa baik yang di atas maupun di bawah, atau suatu
makhluk lain manapun, tidak akan memisahkan kita dari kasih Allah yang ada di
dalam diri Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Luar
biasa Sabda Tuhan hari ini. Tuhan meneguhkan kita untuk memilih yang paling
sulit dalam hidup supaya orang lain menjadi bahagia. Dan bahwa cinta kasih itu
mengatasi segalanya karena cinta kasih itu sendiri berasal dari Allah. Doa
kita: “Selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setiaMu, ya Tuhan”. PJSDB
No comments:
Post a Comment