2Raj 17:5-8.13-15a.1
Mzm 60: 3.4-5.12-13
Mat 7:1-5
Janganlah menghakimi!
Ada seorang mahasiswa yang
melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah pedalaman. Ia harus melewati
sungai yang panjang dan dalam supaya dapat mencapai kampung di mana ia akan
melakukan KKN. Ia pun menyewa sebuah perahu yang dikemudi oleh seorang Bapa yang
sudah tua. Dalam perjalanan terjadilah dialog sebagai berikut: Mahasiswa itu
bertanya, “Apakah bapak bisa berbahasa Inggris? Orang tua itu menjawab, “Saya
ini orang kampung dan tidak tahu bahasa seperti itu anak” . Mahasiswa itu
berkata. “Wah, bahasa Inggris itu penting kalau bapak tidak tahu maka bapa
sudah kehilangan 1/5 usia hidupmu.” Ia bertanya lagi,“Apakah bapak tahu
menggunakan internet?” Bapak itu menjawab, “Tidak bisa”. Akhirnya mahasiswa itu
bertanya, “Apakah bapak pernah bersekolah?” Bapak itu menjawab, “Saya tidak
pernah bersekolah, hanya tahu mendayung perahu ini.” Mahasiswa itu berkata, “Pantasan
bapak tidak tahu bahasa Inggris dan internet. Padahal itu adalah napas hidup
kita saat ini”
Sambil berbicara seperti itu,
langit kelihatan mendung dan angin bertiup kencang, terdengar juga bunyi guntur, mulai
kelihatan petir. Sambil memandang mahasiswa tersebut, Bapak itu berkata bahwa
sebentar lagi akan ada angin sakal maka masing-masing orang harus menyelamatkan
dirinya ke tepi sungai. Ia bertanya kepada mahasiswa itu, “Apakah anak tahu
berenang?” Mahasiswa itu menjawab, “Saya tidak tahu berenang”. Bapak itu
berkata, “Kalau begitu pakailah bahasa Inggrismu, bukalah komputer dan
internetmu dan mintalah mereka untuk menyelamatkanmu dari badai ini. Anda akan
kehilangan seluruh hidupmu di sungai ganas ini” Sambil berkata demikian, Bapak
itu melompat keluar dan berenang menyelamatkan dirinya sebelum badai
menghanyutkan perahu itu. Mahasiswa itu pun tenggelam di sungai dengan segala
kesombongannya.
Dalam hidup kita setiap hari,
kita selalu menemukan bahkan mengalami dan melakukan sendiri sikap menghakimi sesama.
Dengan memandang “cashing”atau penampilan orang seadanya kita langsung menilai
atau menghakimi pribadi tersebut: orangnya begini dan begitu. Tuhan Yesus dalam
bacaan Injil hari ini mengingatkan kita supaya jangan menghakimi orang lain.
Tentang hal ini Yesus berkata, “Janganlah
menghakimi supaya kalian tidak di hakimi sebab dengan penghakiman yang kalian
pakai untuk menghakimi, kalian sendiri akan dihakimi.”
Mengapa orang suka menghakimi
orang lain? Perhatikanlan cara anda menunjuk sesuatu. Bagaimana posisi
jari-jari tangan anda? Akan terlihat dua jari menuju ke depan yakni ke objek
yang ditunjuk sedangkan tiga jari menunjuk kepada dirimu sebagai pemilik
tangan. Ini berarti setiap kali kita menghakimi sesama dengan menunjuk bahwa
pribadi itu begini atau begitu, kita menghakimi secara verbal, semuanya ini adalah cerminan pribadi kita yang
tidak sempurna. Ini adalah sikap proyeksi diri kita dengan segala kelemahan
yang kita bebankan pada pribadi yang lain. Maka tentu yang tidak sempurna
adalah mata, pikiran dan hati kita bukan orang lain. Itu sebabnya Yesus sendiri
berkata, “Mengapa engkau melihat selumbar
di mata saudaramu sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui? Keluarkanlah
balok itu dari matamu hai orang munafik supaya engkau dapat melihat jelas dan
dapat mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”
Ketika seseorang terbiasa berbuat
dosa misalnya menghakimi orang lain, dia akan merasa biasa saja, tanpa ada
dosa. Hal ini pernah dialami orang-orang di Kerajaan Israel di Samaria
sebagaimana dikisahkan dalam bacaan pertama. Mereka berdosa melawan Yahwe
dengan menyembah berhala kepada para baal di gunung Ebal dan Garizim tetapi
mereka tidak menyadarinya sebagai sebuah dosa. Mereka juga tidak mau bertobat
dan kembali kepada Allah yang benar padahal Tuhan sudah mengutus para nabi
untuk mengingatkan mereka. Itu sebabnya kerajaan Israel dihancurkan oleh
Salmaneser, raja Asyur dan mendeportasi orang-orang Israel ke daerah
kekuasannya. Hukuman sebagai budak di daerah Asyur bukan karena Tuhan membenci
mereka melainkan karena perbuatan dosa dan salah yang mereka lakukan.
Pesan Sabda Tuhan hari ini sangat
praktis bagi kita: “Janganlah menghakimi
supaya kamu tidak dihakimi”. Maka, janganlah berprasangka buruk kepada
orang lain dengan hanya menilai orang dari kulit luarnya (cashing), dari daerah
asal atau suku tertentu. Setiap pribadi memiliki kelebihan dan kekurangan. Ya,
tidak seorang pun sempurna! Namun, Tuhan memiliki kuasa untuk memberkati,
menguduskan dan menyempurnkan kita. Mari kita membenahi diri kita pada hari
ini. Jangan main hakim sendiri!
Doa: Tuhan, Bantulah kami untuk tidak
menghakimi sesama kami. Amin
PJSDB
No comments:
Post a Comment