Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62
Mzm 23:1-3a.3b-4.5-6
Yoh 8:12-20
Yesus adalah Terang dunia
Semua orang pasti mendambakan terang. Di
daerah-daerah terpencil mengandalkan api, pelita atau lampu yang menggunakan
sumbu minyak tanah. Pada pagi hari, masih gelap, orang mencari api. Nyala api
mempersatukan banyak orang. Dalam suasana masih gelap orang berkumpul bersama,
saling menyalami dan ngobrol tentang peristiwa kehidupan mereka setiap hari.
Api menghangatkan dan menerangi sehingga mempersatukan pribadi-pribadi. Alat
penerang lain seperti pelita atau lampu minyak tanah juga mempersatukan setiap
pribadi di dalam rumah. Biasanya lampu yang terangnya paling besar di tempatkan
di ruang makan karena semua anggota
keluarga sering berkumpul di sana.
Adanya cahaya menunjukkan bahwa di dalam rumah itu ada kehidupan.
Penginjil Yohanes mengisahkan
kesaksian Yesus atas diriNya sendiri. Ia berkata: “Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan; melainkan ia
akan mempunyai terang hidup”. (Yoh 8:12) Yesus adalah terang yang datang ke dunia.
Penginjil Yohanes dalam prolognya sudah menulis: “Di dalam Dia ada hidup dan hidup adalah
terang manusia.Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
dapat menguasainya. Terang yang sesunguhnya, yang menerangi setiap orang sedang
datang ke dalam dunia, kepada miliki kepunyaanNya tetapi mereka tidak mengenal
Dia” (Yoh 1:4-5.9-11). Yesus juga menyembuhkan orang buta, sebuah kesempatan bagiNya
untuk memberi terang kepada si buta (Yoh 9).
Terang yang bercahaya menunjukkan
kemuliaan Allah dan perlindunganNya bagi manusia. Terang itu membantu manusia
untuk tidak tersesat, melangkah dalam jalan yang benar, memimpin kepada
kebahagiaan. Yesus memberi terangNya melalui hidup dan karyaNya. DiriNya
menerangi semua orang tanpa kecuali. Jadi orang baik dan jahat diterangi oleh
Yesus. Kisah orang buta yang disembuhkan menunjukkan Yesus luar biasa. Ia tidak
hanya memberi kesembuhan fisik yakni dari kebutaan, Yesus juga pada saat yang
sama membimbingnya kepada hidup rohani yang mendalam denganNya, terutama
bahwa Yesus berasal dari Allah. Orang buta yang disembuhkan Yesus itu kemudian
dikeluarkan dari sinagoga karena ia memberi kesaksian tentang perbuatan baik
dari Yesus Kristus.
Bertindak sebagai terang dunia,
Yesus berusaha untuk meyakinkan orang-orang saat itu untuk melihat dan percaya
bahwa diriNya adalah benar-benar utusan Bapa. Ia mengatakan kepada kaum Farisi
tentang segala kesaksianNya dan bahwa Ia memberi kesaksian tentang diriNya
sendiri itu benar adanya. Mengapa? Karena Yesus tahu bahwa Ia berasal dari Bapa
dan akan kembali kepadaNya. Manusia tidak percaya karena mereka tidak tahu dari
mana Yesus datang dan kemana Ia pergi. Yesus juga mengatakan diriNya sebagai
hakim. Ia akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Tugas ini
dijalaniNya atas Kuasa dari Bapa.
Dalam bacaan pertama kita
mendengar kisah tentang Susana. Ia
dijatuhi hukuman mati karena dituduh berbuat serong. Karena merasa tidak
bersalah maka ia meletakkan seluruh harapannya kepada Allah. Dia berdoa: “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang
tersembunyi, dan mengenal sesuatu yang sebelum terjadi, Engkau pun tahu bahwa
mereka itu memberi kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun
aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan terhadap aku”. Tuhan
mendengar doa permohonan Susana maka Ia mengutus Daniel untuk memberi kesaksian
yang benar. Pada akhirnya Susana dibebaskan dari hukuman mati. Kisah hidup
Susana menunjukkan bahwa dalam seluruh hidup ini, kita berada di tangan Tuhan.
Untuk itu kita harus berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan karena ia selalu
menolong kita tepat pada waktunya.
Sabda Tuhan hari ini membantu
kita untuk melihat Yesus dan mengimaniNya sebagai Terang dunia. Dia selalu
berjalan dalam lorong-lorong kehidupan manusia dan meneranginya. Orang-orang
mendapat terang Kristus hendaknya menunjukkan terang Kristus dalam dirinya
dengan perbuatan-perbuatan-perbuatan baik. Dengan demikian Bapa surgawi juga
dimuliakan melalui perbuatan-perbuatan baik itu. Terkadang kita menutup diri
kita untuk tidak menerima terang Kristus karena lebih menyukai kegelapan dalam
hal ini kejahatan. Mari kita melihat TerangNya dan biarkan ia menerangi hidup
kita.
Kita juga diingatkan untuk
berlaku jujur dan adil. Kalau memang A, katakanlah A. Kisah Susana membantu
kita untuk tidak bersaksi palsu untuk merugikan orang lain. Apa faedahnya
memberi kesaksian palsu? Tetapi dari pengalaman Susana sendiri kita belajar
bahwa dalam segala pengalaman yang keras, doa adalah kuncinya. Kita
mengandalkan Tuhan di dalam hidup kita. Jangan pernah mengandalkan diri sendiri. Dialah terang sejati bagi kita.
Doa: Tuhan, bantulah kami agar kami
juga menjadi terang bagi sesama dalam karya dan pelayanan kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment