Hos 14:2-10
Mzm 81:6c-8a.8bc-11ab.14.17
Mrk 12:28b-34
Cinta kasih membuat dunia berbeda
Catherine Lawes adalah seorang
wanita Amerika yang hebat. Dialah yang membuat dunia berbeda karena kasih. Para
penghuni penjara Sing Sing dihuni oleh para penjahat kelas berat Amerika. Para pembunuh
dan perampok yang bagi banyak orang layak untuk menghuni penjara. Suaminya
bernama Lewis pernah menjadi Sipir penjara pada tahun 1921. Pada waktu itu
mereka baru memiliki tiga orang anak putri. Banyak orang mengingatkan Cathrine
dan ketiga putrinya untuk tidak mengunjungi penjara Sing Sing karena berbahaya. Tetapi Catherine
tetap berani mendekati para nara pidana atau tahanan, duduk bersama mereka menonton
pertandingan basket. Mengapa ia begitu berani akrab dengan para tahanan? Karena ia
dan suaminya sepakat untuk memelihara serta memperhatikan para tahanan. Dari situ
ia yakin tidak akan disakiti oleh mereka. Ia membantu seorang tahanan tuna netra
sampai bisa membaca, kepada mereka yang tuli ia mengajar mereka dengan bahasa isyarat.
Pada suatu kesempatan para
tahanan merasa tidak lagi dikunjungi oleh Cathrine. Ternyata ia
meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Para tahanan pun mendengar berita duka itu
maka mereka berduka dan berkumpul di gerbang utama. Salah seorang sipir mengatakan
kepada mereka untuk bisa keluar dan mengunjungi jenazah Catherine. Pada malam
harinya mereka semua kembali ke penjara dalam jumlah yang sama. Sipir yang dari
tadinya khawatir merasa kuat ketika melihat mereka semua kembali dalam jumlah
yang sama. Wajah mereka lebih ceria. Cinta kasih mengubah hati orang yang keras menjadi lembut. Cinta
kasih membuat orang sungguh-sungguh menjadi manusia.
Penginjil Markus hari ini
melaporkan bagaimana perjumpaan antara Yesus dan seorang ahli Taurat. Orang itu
datang kepada Yesus dan bertanya kepadanya tentang perintah yang paling
utama.Yesus tidak menciptakan teori baru tetapi mengingatkan mereka bahwa dari
613 hukum yang ada dalam Taurat, hanya ada dua yang penting: pertama, “Shema
Israel, Tuhan Allah kita adalah Tuhan yang esa. Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan
segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan segenap
kekuatanmu” Kedua, “Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri.” Ahli
Taurat itu mengakui Yesus dan menambahkan bahwa hukum yang diajarkan secara
baru oleh Yesus itu benar. Dalam hal ini, mengasihi Allah sama dengan mengasihi
manusia. Kasih itu nilainya lebih tinggi dan luhur dari pada korban bakaran.
Yesus memuji ahli Taurat itu dengan mengatakan bahwa ia tidak jauh dari
Kerajaan Allah. Ia dekat dengan Tuhan.
Dalam masa prapaskah ini kita
semua diingatkan untuk bertumbuh dalam kasih karena kita sendiri akan mengalami
kasih yang paling agung dari Yesus Kristus. Wujud nyatanya adalah melayani
semua saudara yang menderita. Biarkanlah mereka yang menderita menikmati
kebahagiaan bersama kita. Biarkan mereka juga mengalami kasih setia Tuhan.
Pertanyaan kita adalah apa makna
kasih yang sebenarnya? Menurut Katekismus Gereja Katolik, kasih adalah kekuatan
yang dengannya, kita telah lebih dahulu dikasihi Allah, dapat memberikan diri
kepadaNya sehingga kita bersatu dengan Dia, dan dapat menerima sesama kita
tanpa syarat seperti kita menerima diri kita sendiri (KGK 1822-1829, 1844). St.
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menulis: “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh
pengetahuan, dan sekali pun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan
gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna" (1Kor 13:2). Meister Eckhart (1260-1328) pernah berkata, “Jam terpenting adalah
selalu saat ini. Orang terpenting adalah selalu orang yang duduk paling dekat
denganmu saat ini. Pekerjaan yang paling perlu adalah kasih”.
Yesus dalam bacaan Injil hari ini
menempatkan kasih di atas semua hukum, tanpa menghapus hukum-hukum itu. St.
Agustinus pernah berkata, “Kasihilah dan lakukanlah apa yang kaukehendaki”
Kasih adalah kebajikan terbesar, energi yang mengilhami kebajikan lainnya, dan
mengisi kebajikan-kebajikan lainnya dengan hidup ilahi. Dengan melakukan
perbuatan cinta kasih, orang itu tidak jauh dari Kerajaan Allah.
Apa yang harus dilakukan? Hosea
dalam bacaan pertama mengatakan bahwa orang harus bertobat. Tuhan melalui Hosea mengingatkan umat Israel
agar bertobat karena telah tergelincir dari kesalahannya. Mereka harus datang
kepada Tuhan dengan kata-kata penyesalan dan bertobat. Untuk itu mereka harus
berseru: “Ampunilah segala kesalahan,
sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami”.
Dengan perasaan menyesal dan bertobat maka Allah akan menyatakan belas
kasihNya kepada mereka. Allah berjanji untuk memulihkan mereka dari segala penyelewengan, Allah tetap
mengasihi mereka.Allah laksana embun bagi Israel. Dengan demikian mereka juga
akan kembali pada naungan Tuhan.
Sabda Tuhan hari ini membantu
kita untuk semakin percaya pada Allah sebagai kasih. Kita diajak untuk
mengasihi Tuhan dan sesama. Kita mengasihi Tuhan dengan seluruh totalitas
kehidupan. Kita mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri.
Allah adalah kasih (1Yoh 4:8.16). Kita percaya kepada Tuhan, berarti Allah yang
adalah kasih menyelimuti diri kita. Oleh karena itu kita harus membuat dunia
ini berbeda karena kasih. Karena kasih maka tidak ada peperangan dan kekerasan.
Karena kasih maka orang-orang jahat menjadi baik. Apakah kita berani mengasihi
Tuhan dan sesama sesuai kehendak Tuhan sendiri?
Doa: Tuhan, bantulah kami selalu
untuk mengasihiMu dan sesama kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment