1Ptr 5:5b-14
Mzm 89:2-3.6-7.16-17
Mrk 16:15-20
Pergilah dan beritakanlah Injil!
Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta st. Markus Penginjil. Markus dikenal dengan nama lain Yohanes Markus (Kis 12:12.25; 15:37). Dia adalah anak dari Maria di Yerusalem. Keluarganya merupakan bagian dari keluarga Helenis di Yerusalem. Rumahnya terbuka bagi para rasul dan para pengikut Kristus umumnya yang tergabung dalam komunitas gereja purba (Kis 12:12-16). Ia mendampingi Barnabas dan Paulus dalam perjalanan misi pertama, tetapi kembali ke Yerusalem seorang diri karena merasa terlalu melelahkan. Markus kemudian mendampingi Petrus ke Roma. Kebersamaan dengan Petrus ini digambarkan dalam Injil yang ditulis sebelum tahun 70 Masehi. Dia menjadi martir di Alexandria dan pada abad ke-9 relikinya dibawa ke Venetia, Italia.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada perayaan St. Markus menggambarkan kepribadiannya
sebagai seorang penginjil. Di bacaan pertama kita mendapat gambaran penyertaan Markus bersama Petrus, bahkan Petrus menyapanya sebagai anaknya. Sapaan-sapaan yang meneguhkan iman di sampaikan Petrus untuk jemaat di Asia kecil. Petrus menulis: “Saudara-saudari terkasih, rendahkanlah dirimu satu sama lain sebab Allah menentang orang yang congkak tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan”. Kerendahan hati itu sebuah kebajikan yang tidak bisa dibicarakan tetapi ditunjukkan dalam perbuatan nyata. Tuhan Yesus sendiri merendahkan diriNya dalam pristiwa inkarnasi, bahkan sampai wafat di kayu salib. Orang yang rendah hati dapat melayani Tuhan dan sesama dengan baik.
sebagai seorang penginjil. Di bacaan pertama kita mendapat gambaran penyertaan Markus bersama Petrus, bahkan Petrus menyapanya sebagai anaknya. Sapaan-sapaan yang meneguhkan iman di sampaikan Petrus untuk jemaat di Asia kecil. Petrus menulis: “Saudara-saudari terkasih, rendahkanlah dirimu satu sama lain sebab Allah menentang orang yang congkak tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan”. Kerendahan hati itu sebuah kebajikan yang tidak bisa dibicarakan tetapi ditunjukkan dalam perbuatan nyata. Tuhan Yesus sendiri merendahkan diriNya dalam pristiwa inkarnasi, bahkan sampai wafat di kayu salib. Orang yang rendah hati dapat melayani Tuhan dan sesama dengan baik.
Di samping ajakan untuk merendahkan diri, Petrus juga mengajak untuk menyerahkan segala kekhawatiran kepada Tuhan karena Dialah yang memelihara hidup kita. Banyak orang yang khawatir dengan hidupnya. Di dalam Injil Yesus sendiri mengingatkan: “Janganlah kamu kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.” (Mat 6:25). Hampir setiap hari orang mengalami kekuatiran. Petrus mengatakan butuh iman yang teguh karena kekuatiran itu bisa berasal dari iblis. Allah dalam diri Yesus selalu menyertai langkah hidup kita. Nasihat-nasihat Petrus terhadap para murid Tuhan di Asia kecil masih aktual hingga saat ini. Kita perlu rendah hati, tidak kuatir dan iman yang teguh untuk melawan iblis.
Petrus mengakhiri suratnya dengan salam-salam. Ini merupakan tanda persaudaraan dalam Kristus. Kadang kita menganggap bahwa salam-salam itu tidak berguna lagi. Padahal salam-salam ini bersifat mengikat pribadi-pribadi di dalam Tuhan. Semuanya merasakan kasih karunia dari Allah dan menjadi satu keluarga Allah. Pada zaman ini memberi salam sudah terlalu mahal. Orang jarang saling menyalami. Petrus punya pengalaman, dengan memberi salam, damai sejahtera juga tinggal dalam hati setiap pribadi. Salam membuat orang bersaudara.
Penginjil Markus mengisahkan pengalaman akan Yesus di dalam InjilNya. Sesudah bangkit dari kubur, Yesus mengutus para murid: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Ini adalah perutusan bagi seluruh Gereja supaya membawa banyak orang kepada Tuhan. Apa tanda-tanda orang yang percaya? Para murid sebagai utusan Tuhan dan orang-orang yang dibaptis akan melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus sendiri. Mereka akan mengusir setan dalam nama Yesus, berbicara dalam bahasa-bahasa baru, memegang ular dan meminum racun. Mereka memberkati orang sakit dan orang sakit sembuh. Pokoknya semua hal yang berat akan menjadi ringan karena Tuhan hadir.
Sabda Tuhan pada pesta St. Markus ini mengajak kita untuk menyadari panggilan Tuhan
kepada kita masing-masing. Ia juga mengutus kita pergi sampai ujung dunia untuk mewartakan Injil. Bagaimana menjadi pewarta Injil yang sukses? Petrus membagi pengalamannya dalam bacaan pertama, sebuah ajakan pertobatan melalui kebajikan kerendahan hati, tidak kuatir dalam melakukan evangeliasasi atau membawa kabar sukacita kepada para orang-orang miskin dan membutuhkan. Mari kita menimba pengalaman Markus yang setia menyertai Barnabas dan Paulus dan juga Petrus.
kepada kita masing-masing. Ia juga mengutus kita pergi sampai ujung dunia untuk mewartakan Injil. Bagaimana menjadi pewarta Injil yang sukses? Petrus membagi pengalamannya dalam bacaan pertama, sebuah ajakan pertobatan melalui kebajikan kerendahan hati, tidak kuatir dalam melakukan evangeliasasi atau membawa kabar sukacita kepada para orang-orang miskin dan membutuhkan. Mari kita menimba pengalaman Markus yang setia menyertai Barnabas dan Paulus dan juga Petrus.
Doa: Tuhan Bapa di dalam Surga, bangkitkanlah iman kami untuk selalu bersamamu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment