Hari Mingu
Adventus III/A
Yes
35:1-6a.10
Mzm
146:7.8-9a.9b-10
Yak 5:7-10
Mat 11:2-11
Bersukacita dalam
Tuhan!
Pada hari ini kita memasuki Hari Minggu Adventus
III. Pekan ketiga Adventus biasa disebut juga pekan sukacita karena makin
dekatlah kita merayakan hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Sebuah antiphon yang
kiranya tepat untuk diucapkan pada hari ini adalah: “Gaudete in Domino semper:
iterum dico, gaudete. Dominus enim prope est” (Bersukacitalah senantiasa dalam
Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah. Tuhan sudah dekat. Flp 4:4-5).
Tokoh inspiratif bagi kita pada hari ini adalah nabi Yesaya dan Yohanes
Pembaptis.
Mengapa nabi Yesaya menjadi salah satu inspirator
kita? Pada hari ini nabi Yesaya dengan tegas mengatakan bahwa Tuhan sendiri
datang untuk menyelamatkan kita semua. Tuhan sedang bernubuat melalui Yesaya
untuk menyampaikan kepada kaum Israel di Babel bahwa Tuhan adalah satu-satunya
Penyelamat yang akan melepaskan mereka untuk kembali ke Sion.Tuhan sang
Penyelamat itu adil dan kemuliaanNya akan memancar di antara bangsa-bangsa.
Supaya lebih meyakinkan umat Israel, nabi Yesaya menggambarkan situasi alam
semesta yang mereka kenal saat itu. Ia berkata: “Padang gurun dan padang kering
akan bergirang, padang belantara akan bersorak sorai dan berbunga. Bunganya
akan seperti bunga mawar dan bersorak sorai”. Padang gurun adalah sebuah simbol
pergumulan hidup manusia. Di padang gurun itu orang dicobai untuk setia dan memilih
untuk mengandalkan Tuhan atau mengandalkan dirinya sendiri. Mengandalkan Tuhan
berarti keselamatan, mengandalkan diri berarti kematian.
Umat Allah yang letih lesu dan berbeban berat
merasa dipulihkan oleh Sabda ini: “Kuatkanlah hatimu dan janganlah takut.
Lihatlah, Allahmu akan datang dengan membawa pembalasan dan ganjaran. Ia
sendiri datang dan menyelamatkan kamu.” Wujud keselamatan yang Tuhan berikan
kepada manusia adalah memulihkan orang yang sakit dan membebaskan semua orang
yang berbeban berat. Dalam hal ini orang-orang buta akan melihat, telinga orang
tuli dibuka, orang lumpuh akan melompat seperti rusa, mulut orang bisu akan
bersorak sorai. Yesaya memberikan figur seorang Allah yang mahapengasih dan
penyayang kepada umatNya, terutama yang sedang menderita supaya dapat
bersukacita dan bersorak sorai. Dalam sejarah Israel, janji Tuhan sungguh-sungguh
dipenuhi ketika banyak orang Israel kembali ke Sion setelah Koresh mengeluarkan
dekritnya. Mereka akan menjadi satu di Sion dan membangun Bait Allah untuk
memuliakan Allah dengan sorak sorai selamanya.
Janji Tuhan ini dipenuhi ketika Yesus PuteraNya
datang ke dunia. Ia melakukan kehendak Bapa di surga dengan menyelamatkan semua
orang. Apa yang Yesus lakukan? Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa dengan
menyembuhkan orang buta sehingga dapat melihat, orang lumpuh dapat berjalan,
orang kusta menjadi tahir, orang tuli dapat mendengar, orang mati dibangkitkan
dan Injil diwartakan kepada kaum papa miskin. Semua pekerjaan ini dilakukan
dengan sempurna oleh Yesus sehingga membangkitkan pertanyaan kepada banyak
orang termasuk Yohanes Pembaptis tentang siapakah Yesus itu sebenarnya.
Dari dalam Penjara, Yohanes mengutus para
muridNya untuk bertanya secara langsung kepada Yesus, apakah Dia
sungguh-sungguh Mesias atau masih ada orang lain. Yesus tidak menjawab
pertanyaan Yohanes Pembaptis tetapi menunjukkan perbuatan-perbuatan nyata
sebagai wujud hadirnya Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Semua tanda-tanda
heran di lakukan Yesus untuk melengkapi semua seruan Yohanes di padang gurun
bahwa dirinya akan semakin kecil dan Yesus semakin besar. Yesus sendiri
menghormati Yohanes dan mengatakan bahwa dari semua orang yang lahir dari
kandungan seorang ibu, Yohaneslah yang terbesar. Yohanes dikatakan terbesar
karena ditentukan oleh Tuhan untuk mewartakan pertobatan melalui pembaptisan di
Sungai Yordan, hidupnya sederhana teristimewa dalam hak berpakaian dan makanan.
Ia juga tidak merasa tersaingi dengan kehadiran Yesus, bahkan ia memperkenalkan
Yesus kepada para muridNya sebagai Anak Domba Allah.
Yohanes sudah menyiapkan kedatangan Yesus
dengan seruan tobat dan pembaptisan dengan air. Banyak orang berdatangan
termasuk Yesus untuk dibaptis sebagai tanda solidaritasNya dengan manusia.
Yohanes kemudian menegur Herodes Antipas karena hidup perkawinannya yang tidak
beres sehingga ia dipenjarakan. Selama dipenjara, Yesus tidak memiliki
kesempatan untuk mengunjungi Yohanes, atau menitip pesan untuk menguatkannya. Namun
Yohanes tetap mendengar pekerjaan-pekerjaan Yesus yang mengagumkan banyak
orang. Mengherankan karena Yesus tidak menggunakan kuasaNya untuk
membebaskannya dari penjara. Padahal dalam pemahaman Yohanes, Mesias juga
membebaskan para tahanan di penjara. Inilah yang membuat Yohanes mengalami
krisis iman di hadapan Yesus. Oleh karena itu Yohanes berani mengirim utusan
untuk menanyakan identitas Yesus. Yesus berkata: “Berbahagialah mereka yang
tidak sangsi dan tidak menolak aku” (Mat 11:6).
Orang-orang benar mengalami krisis iman di
hadapan Tuhan tetapi tidak menolak Tuhan. Yohanes Pembaptis mengalami krisis
iman tetapi dipulihkan oleh hidup Yesus yang nyata dalam tanda-tanda atau dalam
pekerjaan-pekerjaanNya. Ia tidak hanya bersabda tetapi juga melakukan
pekerjaan-pekerjaan Bapa secara nyata bagi manusia dan sesuai dengan
pengajarannya di padang gurun. Pada hari Minggu Adventus ke-IV kita juga akan
berjumpa dengan st. Yosef yang mengalami krisis iman sehingga berencana untuk
menceraikan Bunda Maria. Tuhan melalui malaikatNya memulihkan iman Yosef. Orang-orang
benar selalu bertahan dalam penderitaan hingga mencapai kesempurnaan. Pada hari
ini Tuhan mengajak kita untuk menantikan kedatanganNya dengan prioritas Tuhan
bukan prioritas kita. Kita tidak harus berpikir tentang berapa pengorbanan yang
sudah kita lakukan dalam pelayanan untuk Gereja tetapi pikirkanlah betapa besar
kasih Allah akan dunia sehingga Ia mengutus PuteraNya yang tunggal untuk
menyelamatkan kita (Yoh 3:16).
Apa yang harus kita lakukan?
St. Yakobus menyadarkan kita dalam bacaan kedua
hari ini untuk meneguhkan hati karena Tuhan sudah dekat. Ada tiga ajakan
penting dari Yakobus. Pertama, kita diajak untuk memiliki kesabaran yang
tinggi. Ibarat para petani yang sabar menantikan hasil tanahnya yang berharga
maka ia perlu sabar untuk menantikan hujan. Apakah anda orag yang sabar? Kedua,
kita diajak untuk tidak bersungut-sungut. Orang yang suka bersungut-sungut akan
menghancurkan dirinya sendiri karena tidak akan diterima dengan baik di dalam
komunitas. Mengapa anda suka bersungut-sungut? Ketiga, kita tidak harus saling
mempersalahkan. Biasanya orang cenderung membenarkan dirinya. Mengapa anda
mudah mempersalahkan orang lain? St, Yakobus justru mengajak kita untuk
bertahan dalam derita seperti para nabi ketika mewartakan kasih dan kebaikan
Tuhan. Mari kita memadang Yohanes Pembaptis dan Yesus yang sama-sama menderita
hingga wafat sebagai martir. Merea bertahan dalam derita supaya kebahagiaan
dapat dialami umat manusia.
Sabda Tuhan pada hari Minggu ini mengajak kita
untuk tidak memperhitungkan jasa-jasa baik dalam karya pelayanan kita. Kita
justru menikmati kebaikan Tuhan hari demi hari dalam hidup kita. Rahmat Tuhan
selalu baru dan tidak pernah berhenti. Mari kita bersukacita senantiasa dalam
Tuhan.
Doa: Tuhan, bantulah kami supaya hari ini kami
dapat bersukacita dalam namaMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment