Hari Jumat, Pekan Adventus II
Yes 48:17-19
Mzm 1:1-2.3.4.6
Mat 11:16-19
Tuhan adalah Penuntun Hidupmu
Pada suatu
hari saya didatangi seorang ibu untuk meminta pendapat saya tentang anaknya
yang beranjak remaja. Ia memiliki kesulitan untuk berelasi dengan anaknya. Ia
bingung karena anaknya sudah untuk mengikuti perintah-perintahnya. Saya
mengatakan kepadanya bahwa pada zaman ini banyak keluarga memiliki pengalaman
yang mirip. Relasi dengan anak dan pembinaan mereka merupakan hal yang dirasa
makin sulit. Anak-anak sudah memiliki dunia tersendiri. Menurut saya, satu hal
yang harus dilakukan oleh para orang tua adalah keteladanan. Orang tua tidak
cukup hanya berbicara tetapi lebih baik menunjukkan teladan yang baik kepada
anak-anaknya. Keteladanan berbicara lebih lantang dari pada suara. Saya juga
menganjurkannya untuk selalu mendoakan anaknya supaya bertumbuh menjadi anak
yang baik. Pada suatu hari Minggu ibu itu membawa anaknya ke kantor dan
memperkenalkannya kepada saya. Ia mengatakan bahwa setelah pertemuan kami, ia
berusaha untuk menyediakan lebih banyak waktu bersama anaknya, mendengar dan
mendoakannya.
Relasi antar
pribadi bisa berubah ditandai dengan kehadiran yang aktif bersama orang-orang
di sekitar kita. Seorang anak yang nakal sekali pun kalau selalu mengalami
kehadiran aktif dari orang tuanya maka ia juga dapat berubah menjadi baik.
Selama masa adventus ini kita semua belajar untuk merasakan kehadiran aktif
dari Tuhan. Kita percaya bahwa Dia yang kita nantikan adalah Emanuel, Allah
menyertai kita. Dia selalu hadir dan membimbing kita untuk mengikuti jalanNya. Bagaimana
kita dapat menyadari bahwa kita mengikuti jalan-jalan Tuhan? Melalui nabi
Yesaya Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai Penebus, mahakudus dan Allah
Israel. Ia berkata: “Akulah Tuhan,
Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun
engkau di jalan yang harus kautempuh” (Yes 48:17). Tuhan sedang berfirman
bagi umat Israel yang menderita di Babel dan memberi peneguhan kepada mereka
bahwa Dialah Allah yang benar, Allah yang mengajari mereka, Allah yang menuntun
mereka. Allah hadir secara aktif di antara umatNya dan menuntun mereka
mengikuti jalan-jalanNya.
Tuhan tidak
hanya menuntun umatNya untuk mengikuti jalan-jalanNya. Ia juga memberikan
perintah-perintah supaya mereka mentaatinya. Selama masa adeventus ini kita
diarahkan Tuhan melalui sabdaNya untuk mengikuti perintah-perintahNya dan
dengan demikian akan menikmati kemurahan hatiNya. Tuhan bersabda: “Sekiranya engkau memperhatikan
perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak
pernah kering, dan kebahagiaanmu akan teus berlimpah seperti
gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti maka keturunanmu akan
seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan
dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapanKu” (Yes 48:18-19).
Apa yang
kiranya mau kita nikmati dari kemurahan hati Tuhan karena mengikuti
perintah-perintahNya? Pertama, Damai sejahtera.
Damai sejahtera adalah anugerah dari Tuhan, buah Roh Kudus sehingga
dikatakan mengalir seperti sungai yang tidak kering. Tuhan memberikan damai
sejahteraNya kepada kita dan damaiNya itu tidak sama dengan yang dunia tawarkan
kepada manusia (Yoh 14:27). Dengan membawa damai kepada sesama maka kita akan disebut
anak-anak Allah (Mat 5:9). Kedua, Kebahagiaan. Tuhan Yesus menyapa kaum papa
miskin, berduka, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci
hatinya, membawa damai, dianiaya dan dicela karena Yesus sebagai
pribadi-pribadi yang bahagia (Mat 5: 3-11). Di dalam perikop ini, Tuhan Yesus
tidak memberi kepada mereka kiat untuk menjadi bahagia, tetapi bahwa hidup
mereka apa adanya di hadapan Yesus itulah yang merupakan kebahagiaan. Melalui
Yesaya, Tuhan menjanjikan kebahagiaan yang berlimpah laksana gelombang-gelombang
laut yang tidak pernah berhenti. Ketiga, keturunan. Tuhan tidak hanya memberi
damai dan kebahagiaan, tetapi keturunan merupakan puncak dari kebahagiaan
manusia khususnya yang menikah. Anak-anak adalah anugerah Tuhan maka para orang
tua menerima apa adanya. Keturunan manusia tidak akan dilenyapkan dari hadapan
Tuhan.
Siapakah yang
kiranya menjadi figur inspirator kita? Penginjil Matius menghadirkan dua figur
yang saling melengkapi yakni Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus. Yesus sudah
memuji Yohanes sebagai laki-laki yang terbesar yang lahir dari perempuan (Mat
11:11). Yohanes tetaplah figur yang
inspiratif karena kesederhanannya meskipun dianggap kerasukan setan. Yesus
datang ke dunia dan memiliki sikap terbuka dengan kaum pendosa. Pola pendekatan
Yesus adalah duduk bersama serta makan dan minum dengan mereka. Ia pun dilabel,
pelahap, peminum dan sahabat pemungut cukai. Yohanes dan Yesus adalah model
penuntun yang tepat. Yohanes menuntun orang-orang yang datang kepadanya untuk
bertobat dan dibaptis sehingga layak menerima Yesus sang Mesias. Yesus menuntun
para muridNya, GerejaNya untuk menuju kepada Bapa dan tinggal bersamaNya. Dia
juga sekaligus jalan yang dilalui menuju kepada Bapa.
Sabda Tuhan
pada hari ini membuat kita kagum dengan Tuhan. Dialah Penuntun yang benar
sehingga kita memiliki damai, kebahagiaan dan keturunan yang membahagiakan.
Mari kita bersukaria atas kebaikan Tuhan ini.
Doa: Tuhan,
puji dan syukur kami panjatkan kepadaMu karena Engkau selalu baik dan menunutun
kami. Amen.
PJSDB
No comments:
Post a Comment