Pesta Santu
Markus, Penginjil
1Ptr.
5:5b-14
Mzm.
89:2-3,6-7,16-17
Mrk.
16:15-20
Tuhan turut bekerja
Pada hari ini kita merayakan Pesta St. Markus,
Penginjil. Siapakah beliau dan apa peranannya bagi Gereja Katolik? Markus sering
disapa Yohanes Markus. Ia adalah keponakan Barnabas. Ia ditobatkan dan
dipermandikan oleh Petrus sehingga menjadi activis Gereja perdana. Ibunya juga
aktif sehingga kadang-kadang rumahnya dipakai untuk keperluan komunitas Gereja
perdana. Selanjutnya, Markus menemani Paulus dan Barnabas dalam beberapa
perjalanan misioner. Perjalanan misioner pertama adalah ke Antiokia (Kis 12:25),
kemudian ke Siprus (Kis 13:4-5). Karena beberapa alasan, Markus kembali ke
Yerusalem (Kis 13:13). Ketika hendak melakukan perjalanan kedua, Barnabas
mendesak Paulus agar Markus pun ikut serta, namun Paulus menolak saran Barnabas
sehingga terjadilah perpecahan di antara keduanya. Paulus selanjutnya pergi ke
Asia kecil ditemani oleh Silas sedangkan Barnabas bersama Markus pergi ke
Siprus (Kis 15:36-41). Paulus sempat memohon kepada Timotius (2Tim 4:11) agar
Markus mengunjunginya di penjara. Di sini dapatlah kita pahami bahwa Paulus
sangat membutuhkan Markus.
Dalam suratnya yang pertama, Petrus mengirimkan
salam dari Roma, dari "anakku, Markus" (1Ptr 5:13). Hal ini diperkuat
oleh tradisi purba dan Injil Markus yang memberikan kepastian bahwa Markus juga
merupakan rekan Petrus. Benar, Markus menjadi pembantu Petrus di Roma. Ia
menjadi juru bicara Petrus. Tentang hal ini dikatakan bahwa Markus dengan
teliti mencatat segala sesuatu yang diingatnya tentang ucapan-ucapan Petrus
kepada orang banyak. Ia lalu dikenal sebagai penulis Injil yang tertua, dan
singkat. Kemungkinan ia menulisnya di Roma sebelum tahun 60. Dia menulis
Injilnya dalam bahasa Yunani yang diperuntukan bagi orang-orang Kristen non-Yahudi.
Ada tradisi yang mengatakan bahwa Santo Markus diminta oleh orang-orang Romawi
untuk menuliskan ajaran-ajaran Santo Petrus. Ia menulis Injilnya dengan
melukiskan hidup Yesus melalui pandang mata Santo Petrus, sang pemimpin para
rasul.
Selain sebagai penulis Injil, Markus dikenang
sebagai pendiri Gereja di Alexandria, Mesir. Ia sempat menjadi uskup dan nantinya
menjadi martir di jalanan kota tersebut. Jenazahnya kemudian dibawa ke Venesia
dan relikiunya disimpan di Basilika Santo Markus. Penginjil Markus dilambangkan
dengan seekor singa yang bersayap. Lambang ini dikaitkan dengan Santo Yohanes
Pembaptis sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun, sebagaimana
ditulisnya pada awal Injil karangannya. Perkataan Yohanes Pembaptis berkaitan
dengan nubuat nabi Yesaya yang dikutipnya pada awal Injilnya, “Inilah permulaan
Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti ada tertulis dalam kitab nabi
Yesaya: `Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan
mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.’” Nah, “Suara
orang yang berseru-seru di padang gurun” mengingatkan kita pada auman singa,
dan roh nubuat yang turun ke bumi mengingatkan orang akan “pesan bersayap.”
Singa juga melambangkan jabatan rajawi, suatu simbol yang tepat bagi Putra
Allah.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini berisi
motivasi Tuhan bagi Gereja supaya menyadari dirinya sebagai Gereja misioner
sebagaimana pernah dijalani oleh Markus. Sebuah Gereja misioner itu tidak
berjalan sendiri, tetapi berjalan bersama Tuhan. Artinya Tuhan turut bekerja
dalam Gereja untuk mewujudnyatakan misi Tuhan sendiri. Dikisahkan dalam bacaan
Injil bahwa Tuhan Yesus yang bangkit mulia menampakkan diri-Nya kepada kesebelas
murid dan memberi komando kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Mrk 16:15). Komando ini sifatnya imperatif
kategoris bagi para murid-Nya. Sama seperti Yesus yang berkeliling dan berbuat
baik, demikian oernah dialami sendiri oleh Markus sebagai rekan Paulus dan
Barnabas, kini Gereja yang menampakkan wajah para rasul sebagai dasar Gereja
bertugas untuk pergi, keluar dari dirinya sendiri, dari tembok dan pintu yang
tertutup untuk mewartakan Injil. Injil yang mereka terima dari Yesus harus
diwartakan kepada segala makhluk sehingga ada sukacita di dalam hidup mereka.
Proses yang harus dilewati untuk mencapai
buah-buah pewartaan Injil adalah: Pertama, supaya setiap orang yang percaya dan
dibaptis dapat memperoleh keselamatan sedangkan yang tidak percaya akan
dihukum. Kedua, tanda-tanda penting orang percaya adalah mereka mengusir setan alam
nama Yesus, berbicara dengan bahasa-bahasa baru, memegang ular, tidak celaka Ketika
meminum racun, memberkati dan menyembuhkan orang sakit. Semua hal ini dikatakan
Yesus sebelum Ia naik ke surga, dan semua yang dikatakan Yesus dilakukan oleh
para murid-Nya sampai tuntas. Gereja sampai saat ini menjalani tugas misioner
yang sama untuk mewartakan Injil. Mengapa Gereja tetap kuat dan berhasil dalam
misinya? Markus memberi alasan: “Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu
dengan tanda-tanda yang menyertainya.” Para rasul tidak sendirian, Tuhan tetap
menyertai mereka hingga akhir zaman.
Apa yang harus kita lakukan dalam mewartakan
Injil?
Pertama, merasakan penyertaan Tuhan. Kita
adalah Gereja misionaris. Kita tidak melakukan tugas kita saja, tetapi tugas
yang kita jalani adalah pekerjaan Tuhan di dalam Gereja. Sebab itu kita harus
mengandalkan Tuhan bukan mengandalkan diri kita. Dengan demikian nama Tuhan
juga dimuliakan bukan nama kita. Tantangan kehidupan misioner adalah
popularitas diri sang misionaris sedangkan Tuhan dikesampingkan. Kita
misionaris, pekerja sedang yang empunya karya misioner adalah Tuhan.
Kedua, kerendahan hati dalam mewartakan Injil.
St. Petrus menasihati: “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan
yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.”(1Ptr 5:6) Misionaris
yang sombong dalam mewartakan Injil memetik kegagalan. Misionaris dikenal bukan
karena kesombongannya tetapi kerendahan hati dalam melayani.
Ketiga, Berpasrah pada kehendak Tuhan. St.
Petrus menasihati: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang
memelihara kamu.” (1Ptr 5:7). Ada banyak misionaris yang gagal karena terlalu
kuatir akan tanah misi dan kesulitannya. Mereka lupa bahwa Tuhan ‘memelihara’
mereka.
Keempat, Melawan iblis. Seorang misionaris akan
mengalami godaan-godaan iblis kapan dan di mana saja. Di saat seperti ini perlu
melawan iblis dengan iman, bukan takluk pada iblis (1Ptr 5:8-9). Mengapa
melawan iblis dengan iman? Petrus mengatakan: “Dan Allah, sumber segala kasih
karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang
kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah
kamu menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai
selama-lamanya! Amin.” (1Ptr 5:10-11).
Dari Markus kita belajar tentang kehadiran
Tuhan yang turut bekerja dalam hidup dan karya kita. Mari kita memohon supaya
Tuhan menyertai kita dalam tugas dan karya kita. Di saat yang sulit untuk berhadapan
dengan covid-19, kita mengandalkan Tuhan supaya dapat menolong sesama yang
lain. Salam dari Markus dan ciuman kudus (1Ptr 5: 13-14).
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment