Menerima anak apa adanya atau menolaknya?
Penginjil Lukas hari ini memberi kesaksian bahwa ketika Yesus memasuki rumah ibadat di Nazareth, Ia memilki kesempatan pertama kali untuk membaca Kitab Suci. Biasanya bagi orang dewasa, mereka memiliki kesempatan untuk membaca nas-nas tertentu. Ketika itu, dari gulungan Kita Nabi Yesaya ditemukan nas yang bagus dan sepertinya menjadi visi dan misiNya di dunia ini (Yes 61:1-2.58:6). Yesus membaca nas ini dan membuat mata semua orang tertuju padaNya: “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab itu Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan khabar baik kepada orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan kepada orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Setelah melihat reaksi orang-orang yang mendengarNya, Ia berkata: "Seorang nabi di hormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya" (Luk 4:24).
Perikop ini mau menunjukkan bahwa Yesus adalah utusan Bapa yang dikuduskan untuk mewartakan Injil kepada kaum papa dan miskin, memberi warta kemerdekaan kepada warga terpenjara, buta dan tertindas. Namun warta Yesus ini bukanlah berita yang menggembirakan. Dia justru ditolak orang-orang Nazaret karena mereka mengenal secara lahiria siapakah Yesus itu.
Di dalam pendidikan anak, terkadang orang tua lupa untuk mengajar anak-anak menentukan skala prioritas di dalam hidupnya. Orang tua hanya menghimbau secara umum tetapi lupa follow up himbauannya. Seorang anak muda pernah berkata kepada saya rasa sedihnya karena orang tuanya terlalu dominan dalam hidupnya. Dia kasih contoh, dalam memilih jurusan untuk kuliah saja, orang tuanya yang menentukan. Mereka tidak memikirkan bahwa yang kuliah adalah anak, sukar dan gampang adalah anak yang tahu. Sebaiknya anak-anak dibantu untuk bertumbuh dalam kebiasaan baik: mereka adalah anak yang merdeka, memiliki skala prioritas dan perencanaan hidup yang baik (mental planning). Apakah orang tua punya waktu untuk membantu anak-anak dalam hal-hal ini?
Satu hal lain yang sering dilupakan orang tua adalah menerima atau menolak anak. Kalau anak itu suka turut perintah diterima dengan baik, jadi anak papi dan mami. Kalau anak itu kritis dan kadang tidak patuh, apalagi membuat skandal tertentu, mudah ditolak. Nah, Anak yang sangat penurut pun belum tentu yang terbaik. Anak yang suka melawan belum tentu dia anak yang tidak baik dan patut ditolak. Seharusnya, kenalilah anak-anakmu dengan baik dan ketahuilah motivasi hidup mereka. Anak-anak yang suka menurut mungkin hanya takut, pura-pura membuat orang tua senang tetapi mereka sendiri sebetulnya tidak tulus melakukannya. Anak-anak yang tidak taat mungkin dia masih mencari identitas atau jati dirinya. Bantulah dia untuk mengenal dirinya dan berubah menjadi orang merdeka yang menghormati orang tuanya.
Hai para orang tua, kamu pasti bisa!
PJSDB
No comments:
Post a Comment