Hari Senin, Pekan
Biasa XV
Yes 1:11-17
Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23
Mat 10:34-11:1
Berapa
harga sebuah perbuatan kasih?
seorang anak datang
berbelanja di sebuah toko bernama Toko Sinar Kasih. Sudah lama ia mendengar
dari para gurunya pengajaran tentang kasih. Gurunya selalu mengatakan cinta
kasih itu nilainya mahal dan tidak dapat diperjualbelikan. Karena terus menerus
mengulangi kalimat yang sama maka pada suatu ketika seorang anak membongkar
kotak tabungannya. Di dalam kotak itu terdapat coin senilai Rp.75000. Ia membawa uangnya ini ke toko Sinar Kasih.
Di sana ia bertanya kepada penjaga toko itu: “Apakah di sini dijual cinta
kasih?” “Maksudmu apa?” tanya penjaga
Toko itu. “Saya selalu lewat di depan toko ini dan ditulis Toko Sinar Kasih
maka saya yakin di sini pasti dijual cinta kasih, lagi pula cinta kasih
bersinar. Boleh tahu, di sini dijual seharga berapa?” Penjaga toko itu
mengantar anak yang mau membeli cinta kasih itu kepada pemilik toko. Anak itu
bertanya kepada pemilik toko, “Pak, saya mau membeli cinta kasih yang bersinar.
Berapa harganya? Pemilik toko itu memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan
parcel istimewa dengan pita bertuliskan: “Toko Sinar kasih selalu memberi cinta kasih secara gratis”.
Penginjil Matius hari ini
menghadirkan Tuhan Yesus yang
melanjutkan wejangannya kepada para rasulNya. Sebagai rasul-rasul yang
baik, mereka diingatkan untuk menjadi rasul cinta kasih. Rasul cinta kasih
dalam arti menjunjung tinggi cinta kasih kepada Tuhan di atas segalanya. Yesus
berkata, “Barang siapa mengasihi bapa
atau ibunya lebih daripadaKu, ia tidak layak bagiKu. Barang siapa mengasihi
putera atau puterinya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.” Memang
Allah adalah kasih, maka cinta kasih kepada Tuhan menjadi segalanya dan
sebanding dengan cinta kasih terhadap sesama. Cinta kasih itu nilainya tinggi
tetapi gratis dari Tuhan.
Dalam hidup kristiani, cinta
kasih Allah menjadi nyata di dalam misteri Salib. Tetang hal ini Yesus berkata,
“Barang siapa tidak memikul salibnya dan
mengikuti Aku, ia tidak layak bagiku”. Cinta kasih semakin konkret dalam
perbuatan kasih setiap hari yang membuat seorang layak bagi Yesus. Yesus
berkata, “Barangsiapa memberi air
sejuk secangkir saja kepada salah
seorang yang kecil ini, karena ia adalah muridKu, sungguh ia tidak kehilangan
upahnya”.
Tuhan melalui Nabi Yesaya juga menekankan aspek perbuatan kasih kepada sesama terutama saudara-saudara yang paling kecil. Melalui Yesaya Tuhan berfirman, “Bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mataKu. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik, uahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam, belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda.”
Sabda Tuhan mengajak kita tetap bersemangat dalam pelayanan-pelayanan kasih. Cinta kasih itu sifatnya universal dan berasal dari Tuhan. Sebagai manusia kita menjawabi cinta Tuhan dan menjadi tanda serta pembawa cinta kasih yang sama kepada sesama kita terutama yang paling miskin. Kita telah menerima cuma-cuma dari Tuhan maka kita juga memberinya dengan cuma-cuma kepada sesama. Berapa harga sebuah perbuatan kasih?
Doa: Tuhan, semoga kami mampu mengasihi sebagaimana Engkau telah mengasihi kami.
PJSDB
No comments:
Post a Comment