Hos 2:13.14b-15.18-19
Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9
Mat 9:18-26
Mereka yang sudah mati pun dibangkitkan!
Hari ini seluruh Gereja Katolik
merayakan pesta St. Agustinus Zhao Rong. Dia adalah seorang militer di China.
Setelah bertugas sebagai seorang tentara beberapa tahun, ia mendapat panggilan Tuhan sehingga
ia berani keluar dari tugasnya sebagai seorang militer aktif dan menjadi
seorang laskar Kristus yakni imam yang berkarya di Su-Tchuen China. Sebagai
militer, dia memang pemberani sehingga tetap setia dan bertahan sebagai seorang
imam mesikupun sebenarnya situasi tidak mendukungnya untuk berkarya. Namun pada
suatu hari ia ditangkap dan dipenjara. Pada tahun 1815 ia wafat di penjara. Agustinus Zhao Rong bersama para
Martir di China membuktikan diri mereka bahwa mereka mencintai Tuhan sampai
tuntas. Kemartiran mereka menunjukkan relasi yang mendalam dengan Tuhan.
Laksana sebuah keluarga, suami dan istri demikian cinta kasih satu sama lain
itu diwujudkan dalam kerelaan untuk berkorban.
Pada hari ini kita mendengar
relasi antar pribadi manusia dengan Tuhan begitu akrab, laksana suami dan istri.
Hosea memang menghadirkan Allah sebagai kasih dan Allah sungguh mengasihi
manusia meskipun mereka selalu jatuh dalam dosa. Tuhan berfirman melalui Hosea, “Aku akan membujuk umatKu dan membawanya ke
padang gurun lalu berbicara dari hati ke hati ke hati dengannya”. Relasi ini semakin akrab ketika Tuhan
mengatakan diriNya sebagai suami dan
Israel sebagai isteriNya untuk selama-lamanya, dalam keadilan dan kebenaran, dalam
kasih setia dan kasih sayang. Tuhan dengan tegas berkata, “Aku akan menjadikan dikau istriKu dalam kesetiaan, sehingga engkau
akan mengenal Tuhan”
Mungkin banyak orang berpikir
sekaligus bertanya, mengapa Tuhan berani mengungkapkan isi hatiNya kepada
Israel seperti ini? Hosea bernubuat di
Samaria di saat orang-orang di sana jatuh dalam dosa menyembah berhala. Samaria
itu dikelilingi dua gunung terkenal yakni gunung Garizim dan gunung Ebal. Di
atas kedua gunung ini orang-orang dari Kerajaan Israel ini menyembah dewa dan
dewi atau baal-baal mereka. Mereka “melacurkan diri” dan menjauhkan diri mereka
dari Tuhan. Namun demikian Tuhan senantiasa mencari jalan untuk menyelamatkan
umatNya.
Jalan keselamatan menjadi nyata
di dalam diri Yesus, Putera Allah. Matius dalam bacaan Injil menghadirkan kisah
dua mujizat yang dibuat oleh Yesus.
Kisah keselamatan pertama adalah Yesus membangkitkan anak perempuan
kepala rumah ibadat. Ia datang kepada Yesus dan dengan penuh iman ia menyembah
Yesus dan memohon untuk memberi hidup kepada anak yang barusan meninggal dunia
dengan meletakkan tangan di atasnya. Yesus pun pergi dan membangkitkan anak
itu. Ia berkata bahwa anak itu tidak mati, ia hanya tidur saja. Kisah
keselamatan yang kedua adalah kisah penyembuhan ajaib bagi seorang ibu yang
menderita pendarahan selama 12 Tahun. Ia sembuh hanya karena menjamah jumbai
jubah Yesus. Kuasa Yesus mengalir dan menyembuhkan perempuan itu.
Bacaan Injil sangat
menarik perhatian kita. Seorang kepala rumah ibadat menghampiri Yesus dan memohon Yesus untuk
membangkitkan anaknya. Kepala rumah ibadat itu mengetahui siapakah Yesus itu
sebenarnya. Mungkin rekan-rekan kepala rumah ibadat yang lain tetap memandang
Yesus seperti kebanyakan orang farisi dan para pemimpin sinagoga. Tetapi kepala
rumah ibadat ini sangat terbuka pada Yesus dan ia yakin bahwa Yesus akan membangkitkan
anaknya. Kepala rumah ibadat ini sangat terbuka dan mau merasakan kerahiman
Allah. Keterbukaannya ini menghasilkan buah melimpah yaitu kehidupan baru pada
anaknya. Perempuan yang sakit pendarahan juga terbuka pada Tuhan sehingga hanya
dengan menjamah ujung jubah saja ia
menjadi sembuh.
Sabda Tuhan hari ini mengarahkan
kita kepada penyerahan diri yang total kepada Tuhan. Dengan menyerahkan diri
kepada Tuhan maka Tuhan akan bekerja senantiasa di dalam setiap pribadi. Kisah
kemartiran St. Agustinus Zhao Rong membuat kita menyadari bahwa Tuhan juga menghendaki keselamatan
bagi semua orang. Maka mereka yang sudah mati sekali pun Ia dapat membangkitkan mereka.
Doa: Tuhan, semoga kami dapat
memberi diri kami kepadamu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment