Hari Minggu Biasa XVIII/B
Kel 16:2-412-15;
Mzm 78: 3.4bc.23-24.25.54
Ef 4:17.20-24
Yoh 6:24-35
Menjadi Baru!
Pada waktu Jemaah Israel berada
di padang gurun, mereka bersungut-sungut kepada Musa dan Harun. Mereka berkata,
“Ah kalau kami mati tadinya di tanah
Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan
makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini
untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.” Memandang perilaku
orang-orang Israel ini maka Tuhan bersabda, “Sesungguhnya
Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu, maka bangsa ini akan keluar
dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari. Pada waktu senja
kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan makan roti maka kamu akan
mengetahui bahwa Akulah Tuhan Allahmu”.
Perjalanan kita menuju ke tanah
terjanji, Yerusalem Baru atau Surga sangat mirip dengan perjalanan jemaah Israel
di padang gurun. Selalu saja ada godaan untuk bersungut-sungut kepada Tuhan.
Mentalitas sebagai orang beriman cenderung menjadi mentalitas orang atheis padahal
Tuhan sendiri menyiapkan segala kebutuhan hidup kita. Alam yang subur
diciptakanNya dan setiap saat memberi makan dan minum kepada manusia. Secara
rohani, Ia menyiapkan mana baru yakni roti baru yang turun dari surga dalam
diri Yesus PuteraNya dan kita menerimanya setiap kali berekaristi bersama.
Memang kita boleh mengakui
realitas dunia ini di mana masih banyak orang yang lapar dan haus atau
berkekurangan. Namun apakah Tuhan berhenti memberi rejeki setiap hari bagi manusia
ciptaanNya? Tidak! Ketika di suatu daerah ada bencana kelaparan, orang mulai
ketakutan dan bersungut-sungut maka Tuhan selalu mengirim bala bantuan melalui
sesama yang lain. Banyak orang memiliki semangat berbagi karena digerakkan oleh
kasih Tuhan untuk membantu sesama yang berkekurangan. Nah, ketika memberi
rejeki kepada orang-orang yang bersungut-sungut kepadaNya atau yang bermentalitas
atheis, Tuhan selalu bersabda, “Maka kamu
akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan Allahmu”.
St. Paulus dalam suratnya kepada
jemaat di Efesus menulis, “Saudara-saudara
di dalam Tuhan aku menegaskan hal ini kepadamu: Janganlah hidup dengan pikiran
yang sia-sia, seperti orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah belajar
mengenal Kristus, mendengarNya serta menerima pengajaran tentang kebenaran di
dalam Yesus. Oleh karena itu tinggalkanlah manusia yang lama yang dapat binasa
karena nafsu yang menyesatkan sehingga kamu dapat dibaharui di dalam roh dan
pikiranmu. Kenakanlah manusia baru yang diciptakan menurut kehendak Allah dalam kebenaran dann
kekudusan.”
Dengan bersungut-sungut terus
menerus kepada Tuhan di dalam hidupnya berarti manusia lama yang penuh dengan
nafsu menyesatkan itu masih menguasai pribadi manusia itu. Paulus mengingatkan agar
kesadaran sebagai orang yang dibaptis harus menjadi nyata. Pembaptisan adalah
sebuah rahmat yang mengubah secara radikal kehidupan pribadi seseorang sehingga
sungguh-sungguh menjadi anak Allah. Dengan sakramen pembaptisan membuat orang
mengalami pergeseran dari hidup lama yakni hidup orang yang belum mengenal
Tuhan atau hidup yang sia-sia ke dalam hidup baru yang penuh rahmat Tuhan.
Hidup baru berarti hidup yang serupa dengan hidup Yesus sendiri.
Saya merasa kaget ketika mendengar sharing seorang sahabat. Anaknya
sebelumnya adalah misdinar yang rajin tetapi merasa kecewa karena dilecehkan
oleh romonya di sakristi. Dengan sikap romo yang tak bermoral ini maka anak itu
behenti dari tugasnya sebagai misdinar. Belakangan ini dia mengajukan
permohonan untuk mencabut surat baptisnya di gereja. Ia tidak mau lagi menjadi
orang katolik. Ia mau hidup sendiri tanpa butuh yang namanya Tuhan karena
dirinya dilecehkan oleh seorang pelayan Tuhan. Sungguh sebuah pengalaman yang
ekstrim yang menimbulkan luka bathin mendalam. Hidup sebagai orang beriman
adalah sebuah relasi pribadi dengan Tuhan. Tuhan menghormati kebebasan manusia. Semoga
Tuhan menyembuhkan luka-luka bathin orang-orang yang dilecehkan. Terlepas dari
pengalaman yang ekstrim ini, kita perlu memahami bahwa sakramen pembaptisan
tetaplah sakramen yang menguduskan, sakramen yang mengubah manusia lama menjadi
manusia baru.
Yesus di dalam bacaan Injil hari
ini berkata, “Sesunguhnya kamu mencari
aku bukan karena tanda-tanda yang sudah kamu lihat melainkan karena kamu sudah
makan roti dan kamu kenyang. Bekerjalah bukan untuk makanan yang dapat binasa
melainkan untuk makanan yang dapat bertahan sampai kepada hidup yang kekal yang
akan diberikan Anak manusia kepadamu. Akulah Roti hidup. Barangsiapa datang
kepadaKu tidak akan lapar lagi dan barang siapa percaya kepadaKu tidak akan
haus lagi.”
Pada suatu kesempatan diadakan
survey terhadap umat katolik yang mengikuti perayaan Ekaristi pada hari
Minggu di sebuah kota terkenal di Italia. Survey menunjukkan bahwa ada 17% yang
menjawab senang pergi ke Gereja dan mengikuti Ekaristi. Alsan mereka ke gereja
adalah karena tradisinya seperti itu, karena mereka membutuhkan Tuhan di dalam hidup.
Ada 83% yang mengatakan tidak mau pergi lagi ke Gereja. Alasan mereka adalah
pergi ke Gereja itu hal yang membosankan. Tidak ada lagi hal yang menarik di
Gereja. Ada yang mengatakan tidak pernah mengerti tentang segala sesuatu dalam
perayaan Ekaristi.
Saya teringat seorang anak Bina
Iman berkata kepada saya, “Romo, saya malas ke Gereja katolik. Di sana bina
imannya tidak bagus.” Saya bertanya kepada orang tuanya alasan mengapa anaknya
bisa mengatakan demikian. Orang tuanya
dengan polos menjawab, “Romo, guru bina iman di Gereja katolik kurang kreatif.
Fasilitas gereja untuk bina iman pun sangat terbatas. Saya mau anak saya tetap
katolik tetapi bertumbuh dalam pengajaran protestan”. Wah, betapa susahnya
mengikuti Kristus. Tetapi saya berpikir ungkapan anak bina iman dan orang
tuanya patut menjadi bahan refleksi bagi kita semua untuk membenahi diri.
Kita mengikuti Yesus bukan karena
alasan manusiawi belaka. Kita mengikuti Yesus karena panggilanNya bagi kita. Dengan
kata lain, menjadi orang katolik itu sebuah panggilan. Menjadi pertanyaan bagi
kita adalah: untuk apa anda menjadi orang kristiani? Apakah anda mau dibaharui dalam Roh? Silakan terbukalah pada rencana
Tuhan yang indah dan biarkan Ia membimbingmu!
PJSDB
No comments:
Post a Comment