Yer 26:1-9
Mzm 69:5.8-10.14
Mat 13:54-58
Mengapa menolak Yesus dalam hidupmu?
Seorang Pewarta awam di sebuah Paroki membuat sharing pengalamannya sebagai awam yang bertugas melayani Sabda. Ia belajar pendidikan teologi dasar, Kitab Suci, liturgi dan lain-lain. Setelah menyelesaikan studinya, ia banyak membantu kegiatan katekese di lingkungan dan wilayahnya. Ia juga mengikuti kursus sehingga didaftar dan diijinkan sebagai pewarta di tingkat keuskupan. Dengan demikian ia boleh dipanggil untuk mewartakan atau untuk memberikan sharing dan pengajaran tertentu di lingkungan, wilayah, paroki atau persekutuan doa tertentu. Semakin lama melayani ia merasa bahwa ada sesuatu yang janggal. Sebuah kejanggalan karena ia sadar bahwa jumlah permintaan untuk melayani lebih banyak datangnya dari orang-orang di luar lingkungan dan wilayah parokinya. Lebih lagi ungkapan tertentu yang sempat ia dengar sendiri dari orang-orang disekitarnya, “Dia itu tahu apa? Apakah dia mengerti dan dan mampu?”
Pengalaman si pewarta awam ini bukanlah pengalaman baru. Banyak orang lain juga mangalami betapa sulitnya menjadi pelayan di lingkungannya sendiri. Selalu ada ungkapan ketidakyakinan akan pelayanan dan kemampuan pribadi orang tersebut. Akibatnya adalah mudah menolak atau mengatakan kelemahan pribadi tersebut sebagai ungkapan penolakan.
Tuhan Yesus melakukan beraneka tanda heran. Ia mengajar dengan kuasa dan wibawa sehingga membuat banyak orang terpesona serta berbondong-bondong mengikutiNya. Belakangan ini Ia mengajar banyak orang dengan perumpamaan-perumpamaan tertentu tentang Kerajaan Sorga. Ia menggunakan contoh-contoh konkret sehingga mempermudah wawasan berpikir banyak orang. PengajaranNya tentang akhir zaman juga mempersiapkan orang-orang saat itu untuk menyambut kedatangan Tuhan. Semua ini dilakukan Yesus di luar Nazareth dan boleh dibilang berjalan dengan lancar, diterima dengan baik.
Pengalaman Yesus berubah ketika berada di Nazareth. Para penulis Injil Sinoptik (Mat 13: 54-58; Mrk 6:1-6; Luk 4:16-30) memberi kesaksian yang mirip bahwa Yesus mengalami penolakan di Nazareth. Mengapa? Ketika tiba di Nazareth, Ia mengajar banyak orang di rumah ibadat. Pengajaran Yesus ini mirip seorang nabi, utusan Tuhan yang bijaksana. Hal yang membuat orang-orang Nazareth menolak kehadiran Yesus adalah karena mereka mengenal Yesus: AyahNya berprofesi sebagai tukang kayu, nama ibuNya adalah Maria, Saudara-saudaraNya adalah Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas dan saudari perempuan juga sedang hadir di dalam rumah ibadat itu. Dengan mengenal identitas manusiawiNya maka terbentuk rasa kecewa dan penolakan. Pertanyaan mereka adalah, “Dari mana diperolehNya hikmat dan kuasa untuk membuat mukjizat-mukjizat itu?” Mereka mengenal identitas manusiawi Yesus maka mereka kecewa dan menolak Dia. Tentang pengalaman ditolak ini, Yesus berkata, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya”.
Episode Nazaret ini dikenal bukan hanya sebagai penolakan terhadap Yesus oleh pihak keluarga melainkan juga penolakan Israel terhadap kehadiran dan karya Yesus. Orang-orang Nazareth mengenal Yesus dari masa kecil dan orang tuaNya maka mereka kaget melihat kehebatanNya dalam membuat mukjizat dan mengajar. KebijaksanaanNya melebihi Salomo (Mat 12:42). Ia mengajar dengan kuasa dan wibawa melebihi para nabi.
Pengalaman Yesus ini juga pernah dialami oleh nabi Yeremia. Ketika ia menubuatkan kemusnahan Bait Suci dan hukuman mati atas Uria maka ia pun mendapat ancaman pembunuhan oleh orang-orang di sekitarnya. Firman Tuhan melalui Yeremia, “Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti TauratKu yang telah kubentangkan di hadapanmu dan tidak mau mendengar para nabi utusanKu maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa.” Setelah mengatakan demikian, orang-orang menangkap dan mengancam Yeremia dengan berkata, “Engkau harus mati!”
Seringkali kita semua memandang dan menilai seseorang berdasarkan daerah asal geografis, orangtua dan profesinya, nama-nama karyawannya dan lain-lain. Sering kali tanpa sadar kita mengungkapkan L4 alias Loe Lagi Loe Lagi dan maragukan kemampuan serta penolakan terhadap pribadi tertentu. Penolakan terhadap Yesus bukan hanya dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Nazaret, tetapi pada saat ini juga Ia masih ditolak. Banyak orang merasa terlalu akrab dengan Yesus dalam hidup doa, Firman dan kehidupan devosional. Tanpa sadar pribadi-pribadi ini bukannya semakin dekat dengan Yesus dalam melayani GerejaNya tetapi semakin jauh. Iman mereka kepada Yesus hanya iman instan, iman cari muka dan iman demi popularitas saja!
Ketika kita sudah berada di zona nyaman tertentu, susah sekali untuk keluar dari sana. Mendapat satu koreksi persaudaraan pun dianggap menyakitkan atau merasa kurang diapresiasi padahal sudah berjasa sebagai pengurus. Kalau tugas pelayanan diambil alih orang lain maka muncul gelombang protes, rasa benci dan iri hati. Pada hal semuanya itu masih dalam konteks pelayanan. Yeremia merasakan sendiri betapa sulitnya melayani umat Tuhan terutama mengoreksi kehidupan lama dan mengubah mereka menjadi baru. Hari ini adalah hari yang tepat bagi kita untuk berubah menjadi lebih baik. Apakah anda mau?
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk bertobat dan mengimani Engkau. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment