Berbelas kasih seperti Yesus
Penginjil Lukas mengisahkan bahwa
Yesus bersama para muridNya melakukan suatu perjalanan ke kota Nain. Ketika itu
ada seorang janda barusan kehilangan putera tunggalnya dan sedang dibawa ke
kuburan. Melihat janda itu, Yesus tergerak hati oleh belas kasihan dan
mengatakan kepada ibu itu, “Jangan menangis”. Yesus mendekati usungan dan
membangkitkan anak itu. Anak itu bangkit dan Ia menyerahkannya kepada ibunya.
Tanda heran ini cepat tersiar dan mereka berkata, “Seorang nabi besar telah
muncul di tengah kita. Allah telah melawat umatNya”.
Ada beberapa unsur penting dalam
kisah ini:
Pertama, Yesus berjalan
bersama para muridNya. Dalam hal parenting,
kebersamaan merupakan hal yang amat mahal harganya. Para orangtua zaman ini
selalu sibuk dengan pekerjaan, cari duit dan hampir tidak ada waktu untuk
bersama dengan anak-anak. Pada pagi hari mereka meninggalkan rumah, malam
ketika kembali anak-anak sudah tidur. Demikianlah ritme kehidupan setiap hari.
Anak-anak kadang hanya bertumbuh bersama pembantunya. Itu sebabnya kadang dia
lebih segan dengan pembantu dari pada dengan orang tua sendiri. Perilakunya
juga sangat dipengaruhi oleh pembantu. Misalnya cara berbicara dengan orang
tuanya seolah seorang pembantu dengan majikannya.
Kedua, Yesus tergerak hati oleh belas kasih. Yesus memiliki rasa
empati dengan umat manusia. Ia tidak hanya merasakan tetapi melakukan dalam
perbuatan nyata. Sebagai orang tua rasa tergerak hati dan belas kasih itu
sangatlah penting. Ketika seorang anak mengalami kesulitan orang tualah yang
seharusnya menjadi orang pertama untuk hadir dalam hidupnya. Masuklah lewat
pintu hati anak itu, dan biarlah dia sendiri merasa bahwa dirinya diperhatikan
dan dikasihi.
Ketiga, Yesus mendekati ibunya dan mengatakan, “Jangan menangis”.
Tugas orangtua adalah selalu menghibur anak ketika mengalami kesulitan atau
penderitaan. Janganlah anak dibiarkan menangis sendirian sedangkan orang tua
tertawa di atas penderitaan anak sendiri.
Keempat, Yesus menyerahkan anak itu kepada ibunya. Orang tua perlu
memiliki sikap membaktikan diri kepada anak. Anak merasakan kehadiran orang tua
di dalam hidupnya. Apakah orang tua menyadari penyerahan diri secara total
bukan hanya kepada pasangan tetapi juga kepada anak-anaknya?
Seandainya semua orang tua
seperti Yesus, maka keluarga-keluarga akan selalu indah dan bahagia. Hai orang
tua, kamu pasti bisa!
PJSDB
No comments:
Post a Comment