Za 2:10-13
Mzm (Luk 1:46-55)
Mat 12:46-50
IbuMu berusaha menemui Engkau!
Konon St. Joakim dan St. Anna
lama tidak memiliki anak. Mereka berdoa kepada Yahwe dan bernazar bahwa kalau
saja mereka memiliki seorang anak, maka
mereka akan mempersembahkannya untuk melayani Allah. Doa mereka dan nazar
mereka diterima oleh Tuhan maka St. Ana mengandung dan melahirkan Maria di usia
senja. Pada saat berusia 3 tahun, Maria diantar oleh orang tuanya untuk
dipersembahkan kepada Yahwe di dalam Bait Allah. Bait Allah memiliki 15 anak tangga
dan Maria yang baru berusia 3 tahun itu mampu menaikinya. Semua anak tangga ini
menuju ke ruang maha kudus. Hanya para imam agung yang diperkenankan untuk
masuk ke dalamnya. Imam agung yang bertugas, dengan bimbingan Roh Kudus,
mengangkat Maria dan membawanya masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, dimana hanya
sekali setahun ia masuk untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. Sanak
keluarga dan teman-teman Maria yang saat itu berada di Bait Allah, melihatnya
dengan takjub.
Pada tahun 543, Gereja baru St.
Perawan Maria dekat Kenisah Yerusalem diberkati. Bersama Gereja Timur, kita
sama-sama mengingat bahwa Maria diberkati oleh Tuhan sejak awal hidupnya. Gereja Timur merayakannya sejak abad ke IV sedangkan Gereja Barat baru dirayakan pada abad XIV. Ia menjadi
kediaman Roh Kudus yang indah berseri karena hidup suci. Terdorong oleh Roh
Kudus, Maria mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ia melaksanakan
kehendak Bapa dengan sempurna dan menjadi Bunda Yesus Kristus. Maria sungguh
bahagia karena ia mendengar dan melaksanakan Sabda Allah.
St. Agustinus menulis, “Maria itu suci. Maria itu bahagia. Namun gereja
lebih besar daripada dia. Mengapa? Karena Maria adalah bagian dari Gereja. Ia adalah
anggota Gereja yang suci, ia adalah sang anggota suci, ia anggota yang melebihi semua anggota. Tetapi ia masih tetap
salah satu anggota dari seluruh tubuh, dan tubuh tentu lebih besar dari seluruh
anggota. Tuhan adalah kepala dan seluruh Gereja adalah tubuh dengan seluruh
anggotanya.” Pengajaran St. Agustinus
ini patut diperhitungkan supaya kita merasa bahwa Maria adalah salah seorang dari antara kita
yang patut dihormati dan bukan disembah. Ia sendiri dipersembahkan di dalam
Bait Allah dan menjadi model bagi sakramen pembaptisan kita.
Zakarias dalam bacaan pertama
menubuatkan bahwa Tuhan akan tinggal di antara umat terpilih di mana Yerusalem
menjadi pusat pertumbuhan iman umat. Dengan demikian rasa gembira dan sukacita
perlu mereka miliki. Tuhan berfirman, “Bersorak-sorai,
bersukarialah, hai putri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang untuk berdiam di
tengah-tengahmu.” Tuhan adalah Imanuel, Ia menyertai umatNya hingga akhir
zaman. Penyertaan Tuhan dirasakan melalui kehadiran Yesus, Putera Bunda Maria.
Apa yang harus kita lakukan
sehingga tetap merasakan kehadiran sang Imanuel? Yesus, sang Imanuel dalam
Injil Matius memberikan rumusan yang tepat bagi kita. Supaya kita dapat menjadi
ibu, saudara dan saudari bagi Yesus, kita harus melakukan kehendak Bapa di
Surga. Kita mengingat apa yang dikatakan dalam Kotbah di bukit, “Bukan setiap orang yang berseru-seru kepadaKu:
Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Surga melainkan Dia yang melakukan
kehendak BapaKu yang di Sorga” (Mat 7:21).
Pertanyaannya adalah apa itu
kehendak Bapa di Surga? Yesus dalam Injil Yohanes menjawab dengan tepat, “Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya
setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang
kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman” (Yoh 6:40). Bunda
Maria adalah figur yang sudah mendengar dan melaksanakan kehendak Bapa dengan
sempurna. Ia sendiri berkata, “Aku ini hamba
Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38).
Sabda Tuhan hari ini, bertepatan
dengan pesta Bunda Maria dipersembahkan kepada Allah mengajak kita untuk
mengingat kembali sakramen pembaptisan sebagai saat pengudusan. Kita semua
dipanggil oleh Tuhan untuk membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan menjadi
kudus. Mempersembahkan diri berarti hari demi hari kita setia dalam hidup dan panggilan kita masing-masing.
Apakah anda setia di dalam hidupmu seperti Bunda Maria? Ingat Bunda Maria selalu "berusaha menemui engkau". Apakah engkau juga mau ditemui Bunda Maria?
Doa: Salam Bunda Allah, doakanlah
kami yang berdosa ini. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment