Emang Kamu Setia?
Pada pagi hari ini saya mendapat
pesan singkat dari seorang sahabat. Isi pesan singkat dimaksud adalah memohon
doa supaya ia dan pasangannya tetap setia dalam menghayati hidupnya di dalam
keluarga. Ini adalah sekaligus menjadi intensi doa di hari ini ulang tahun
pernikahan mereka yang ke-10. Saya
tersenyum dan membalasnya singkat: ‘Ok dan HWA’. Banyak pasutri, setelah
setahun menikah selalu memohon intensi doa di HUT pernikahan supaya setia
selamanya. Ya, kesetiaan zaman ini memang ‘barang mahal’. Pasutri atau siapa
saja yang menghayati panggilan hidupnya selalu mengalami yang namanya ujian
kesetiaan. Pertanyaan penuntunnya adalah: ‘Emang kamu setia?’ Para pasutri
kadang masuk dalam pengalaman seperti ini: semakin waktu bertambah bisa saja
L4SG benar-benar berfungsi. L4SG itu kepanjangannya: Lu Lagi, Lu Lagi, Sebel
Gue! Setiap hari selalu melihat dia yang sama. Kalau saja orang membangun
sebuah relasi di atas kecocokan atau kesepadanan maka tidak banyak masalah yang
mereka hadapi. Namun kalau sebuah relasi hanya dibangun di atas dasar
ketertarikan fisik semata maka sangat berbahaya bagi kesetiaan sebagai pasangan
hidup.
Kesetiaan itu mahal, penting dan
harus! Willian James (1842-1910) adalah seorang Filsuf berkebangsaan Amerika
Serikat, pernah berkata: ‘Suami yang setia adalah riasan terindah wanita’. Saya
merasa yakin bahwa tidak hanya suami yang setia, tetapi ‘Istri yang setia
adalah kesuksesan yang besar bagi seorang pria’. Kita semua mengenal perkataan
ini: ‘Di balik kesuksesan seorang suami ada istri yang mendoakan dan
mendampingi dengan tulus.’ Kata kuncinya adalah kesetiaan sebagai pasangan
hidup harus selalu menyalah dan jangan berusaha untuk memadamkannya.
Tantangan besar bagi keluarga
masa kini adalah ketidaksetiaan. Setelah sekian tahun menikah, ada rasa bosan
dan kesepian yang memangsa kehidupan pribadi para pasangan suami dan istri. Ini
adalah sebuah kenyataan yang selalu ada dalam keluarga, tanpa perlu melihat
sudah berapa lama para pasutri itu menikah. Apakah ketika merasa bosan dan
kesepian para pasutri harus menyerah? Jawabannya adalah tidak! Pasangan hidup
adalah pilihanmu yang bebas tanpa tekanan. Anda memilih maka siap untuk
menanggung resikonya bukan mencuci tangan di kala rasa bosan dan sepi
memangsamu. Saya ingat Ron Harron (1930-1994). Beliau adalah seorang guru yang
baik. Ia pernah berkata: ‘Hubungan yang kuat berdasar pada kesetiaan dan
kepercayaan, bukan kecurigaan dan keraguan.’ Maka ketika ada rasa bosan dan
sepi maka perlu kesetiaan dan kepercayaan bukan kecurigaan dan keraguan.
Apa yang harus dilakukan untuk
tetap setia manakala rasa bosan dan kesepian menggodamu? Kembalilah pada
saat-saat pertama anda baru jatuh cinta untuk pertama kalinya. Sangat indah
bukan? Ketika anda memanggilnya ‘Hi beb’ itu sesuatu banget! Mengapa sekarang
berubah dari beb menjadi nama penghuni kendang? Silakan membuka hati satu sama
lain karena pasangamu adalah tempat curhat paling pertama bukan orang lain.
Pakailah telinga dan mulutmu baik-baik. Dan yang terpenting adalah jangan lupa
untuk saling mendoakan supaya setia satu sama lain.
Santu Paulus pada hari Minggu ini
mengatakan: “Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu
terhadap yang jahat.” (2Tes 3:3). Tuhan adalah setia! Mengapa kita tidak setia
kepada-Nya? Mengapa anda tidak setia kepada pasangan hidupmu? Hari ini cobalah anda setia kepada-Nya dan
kepadanya.
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment