Yes 55:1-11 atau Kis 10:34-38; Mzm 29: 1-2.3-4.9-10; Mrk 1:7-11
Engkaulah AnakKu yang Kukasihi
Pesta Pembaptisan Tuhan merupakan
hari terakhir dalam masa natal. Semua peristiwa natal yang diceritakan dalam
Injil, pesan-pesan natal yang disampaikan lewat homili baik dalam ekaristi
maupun ibadat natal bersama perlu diterapkan secara nyata dalam hidup pribadi
maupun hidup bersama.
Sabda Tuhan dalam perayaan Pembaptisan
ini membantu kita untuk mengerti dengan baik misi Yesus di atas dunia. Yesaya mengingatkan
kita bahwa untuk dapat masuk dalam Perjanjian Kekal orang perlu memiliki
kesadaran bahwa di hadirat Tuhan ia miskin dalam Roh, haus akan Firman Tuhan,
lapar akan kehadiran Tuhan. Sikap bathin seperti ini membuat kita hanya punya
satu harapan akan penyelenggaraan Tuhan di dalam hidup ini. Tuhanlah yang
memenuhi semua kebutuhan hidup kita. Tuhan adalah andalan kita.
Pembaptisan Tuhan Yesus bagi
Markus adalah sebuah “Epifania” baru karena menunjukkan bahwa Yesus sebagai
Anak yang dikasihi Allah. Ia berusia 30 tahun dan harus mengambil keputusan
yang tepat untuk melakukan kehendak Bapa. Untuk itu Dia datang dari Galilea ke
Yudea kepada Yohanes untuk dibaptis. BagiNya, Yohanes adalah seorang yang
sederhana, jujur, bermatiraga dan layak menjadi contoh bagi banyak orang. Ia
bergabung dengan orang-orang berdosa untuk dibaptis dan nantinya Dialah yang
akan membaptis dengan Roh. Di sini, Allah selalu memiliki rencana untuk
menyelamatkan manusia melalui manusia sebagai pintu masukNya. Peristiwa Pembabtisan
Yesus juga ditandai dengan hadirnya Roh Kudus yang turun dalam rupa burung
merpati. Dan suara dari Bapa di Surga lebih mempertegas identitas Yesus:
“Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.”
Pembaptisan Tuhan membuat kita
menjadi sadar akan kasih Allah tanpa batas. Ia memberikan segalanya bagi kita.
Iman kepada Allah Tritunggal juga diteguhkan. Yesus sang Putera dibaptis, Roh
Kudus menunjukkan Pribadi Yesus dan Bapa yang mengakuiNya sebagai Anak yang Ia
kasihi dan semua kasih itu ada padaNya. Kita adalah ahli waris kasih itu
sendiri. Mari kita menerima Yesus dalam hidup ini. Mari kita menerima Roh yang
menguduskan kita. Mari kita menerima Bapa yang mengasihi tanpa batas, yang selalu berkata kepada kita masing-masing juga: "Engkaulah anak yang Kukasihi.."
PJSDB
No comments:
Post a Comment