Yes 49:8-15
Mzm 145:8-9.14.15.17-18
Yoh 5:17-30
Tuhan tidak pernah lupa!
Seorang anak muda merasa kesepian.
Dia berasal dari Indonesia Timur dan baru pertama kali tinggal di Jakarta. Ia
sudah berhasil mengikuti ujian saringan masuk universitas dan menunggu hari
perkuliahan. Namun hampir setiap hari ia mengelamun memikirkan keluarga dan
para sahabatnya di kampung. Baginya, mereka adalah segalanya. Ia menulis surat kepada
ibunya dan mengatakan bahwa dirinya kesepian di tengah keramaian Jakarta.
Ibunya menjawab suratnya, “Anakku,
mengapa engkau kesepian? Meskipun jauh dan kami dapat melupakanmu tetapi Tuhan
tidak melupakanmu.” Dia merasa kuat ketika ibunya mengatakan bahwa “Tuhan
tidak melupakannya.”
Nabi Yesaya hari ini menguatkan
kita semua dengan menggambarkan Allah sebagai Bapa yang baik. Dalam pengalaman
sebagai manusia boleh dikatakan Allah sebagai Bapa yang baik dengan jiwa yang
mirip dengan jiwa seorang ibu manusiawi kita. Relasi yang menunjukkan bahwa
kita membutuhkanNya dan ketergantungan hidup kita padaNya. Relasi dengan Tuhan
bukanlah relasi juridis tetapi relasi kasih sayang yang mencipta dan mencipta
kembali. Tepat sekali ketika Ia berfirman kepada Sion: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku
menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau,
menjadi perjanjian bagi umat manusia…”. (Yes 49: 8). Jiwa keibuan muncul
ketika Ia berkata: “Dapatkah seorang perempuan
melupakan bayinya sehingga Ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?
Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” ( Yes 49:15).
Kasih Tuhan melampaui segalanya!
Allah yang digambarkan oleh Yeremia bukan hanya sebagai Bapa yang baik dengan jiwa yang meyerupai seorang ibu tetapi bagi Yeremia Allah juga murah hati, panjang sabar dan besar kasih setiaNya. Ia memperhatikan semua manusia laksana biji mataNya (Mzm 17:18). Pemazmur mempertegas sifat khas Tuhan ini: "Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setiaNya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNya" (Mzm 145:8-9).
Pengalaman kebapaan Allah juga
dialami Yesus sendiri. Dia membuktikan bahwa diriNya sebagai Anak dan Allah Bapa adalah satu (Yoh 10:30). Semua pekerjaan yang dilakukan Bapa, pekerjaan yang sama juga dilakukan oleh Anak. Misalnya inilah kesaksian Yesus: “Sebagaimana Bapa membangkitkan orang mati
dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang
dikehendakiNya” (Yoh 5:21). Ini berarti Kerajaan Allah yang dihadirkan oleh
Yesus sungguh-sungguh membuat kita menjadi baru dan kita masuk dan membentuk
sebuah relasi sebagai anak dengan Allah sebagai Bapa kita. Yesus menjadi
saudara dan sahabat kita.
Apakah kita sadar bahwa
Tuhan tidak pernah melupakan kita? Apakah kita percaya bahwa karena penyertaan Yesus Kristus maka kita memiliki relasi istimewa dengan Tuhan Allah dimana Dia
menjadi Bapa dan kita menjadi anak-anakNya? Hari ini kita mendapat penghiburan
yang mendalam. Sebuah berita sukacita. Meskipun sesama manusia boleh melupakan
kita tetapi Tuhan tidak pernah melupakan kita. Dia tetaplah Bapa yang baik yang memberi
hidup baru kepada kita sebagai anak-anakNya. Andaikan semua menyadarinya maka
dunia kita menjadi baru. Semua orang merasa sebagai saudara!
Doa: Ingatlah kami ya Tuhan dalam kasih setiaMu.
PJSDB
No comments:
Post a Comment