Hari Rabu, Pekan
Biasa XXVIII
Fil 3:17-4:1
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9.10-11
Yoh 12:24-26
Akulah Ignasius pengikut Dia yang tersalib!
Hari ini seluruh Gereja merayakan
Peringatan St.Ignasius dari Antiokhia. Ignasius adalah murid St. Yohanes Rasul
dan Penginjil. Ia adalah murid Yohanes yang mengesankan karena ia pandai,
saleh, dan bijaksana. Karena ia memiliki banyak kebajikan sehingga diangkat
menjadi uskup di Antiokhia. Pada waktu itu umat Kristiani dianiaya oleh Kaisar
Trajanus. Ignasius juga ikut dikejar oleh kaisar ini. Gereja yakni umat Allah
saat itu dihadapkan pada pilihan: murtad atau mati. Bagi mereka yang murtad
akan menyangkal iman kepada Yesus dan tetap hidup tetapi mereka yang memilih
mati akan mendapat hukuman sampai mati.
Ignasius ditangkap dan dihadapkan pada Kaisar. Kaisar bertanya kepada Ignasius, “Siapakah engkau, hai orang jahat yang tidak mentaati perintahku?”
Ignasius menjawabnya, “Jangan menyebut
jahat orang yang membawa Tuhan dalam
dirinya. Akulah Ignasius, pemimpin orang-orang yang sekarang berdiri di
hadapanmu. Kami semua adalah pengikut Kristus yang telah disalibkan bagi
keselamatan umat manusia.Kristus itulah Tuhan kami, dan Ia tetap tinggal dalam
hati kami dan menyertai kami”. Setelah mengatakan demikian, ia ditangkap dan dibawa ke Roma untuk
dihukum mati. Di Roma ia di lemparkan ke dalam kandang singa yang lapar dan langsung dilahap. Meskipun demikian, dalam perjalanan menuju kematian, Ia masih
menghibur jemaatnya Antiokhia dan memohon doa mereka.
Ignasius adalah contoh pribadi
yang menyerahkan segala-galanya untuk Tuhan. Ia tidak takut, tidak merasa
dirinya rugi menjadi martir tetapi menjadi martir adalah panggilannya yang
luhur sebagai tanda cinta kasihnya kepada Yesus. Ignasius memohon kepada
umatnya: “Doakanlah aku agar aku mendapat
kekuatan lahir dan bathin, menjadi seorang yang tabah dalam iman dan supaya aku
menjadi benar-benar orang kristen bukan saja dengan nama tetapi lebih-lebih
dengan perbuatan yang nyata. Aku menuliskan surat ini kepadamu selagi aku masih hidup. Kekasihku sudah disalibkan maka aku pun tidak merindukan sesuatu yang duniawi. Aku merindukan persatuan dengan Dia”
Doa Ignasius ini sangat inspiratif karena
dapat membantu kita untuk memahami Injil pada hari ini. Yesus berkata, “Jikalau
biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja.
Tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Hal yang ditonjolkan
oleh Yohanes adalah pentingnya kematianNya untuk menghasilkan buah keselamatan
bagi umat manusia. Yesus itu laksana biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati sehingga
menghasilkan banyak buah. Untuk mempertegas pernyataan ini, Yesus mengundang para
murid untuk mengikutiNya. Tentang hal
ini Yesus berkata, ”Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya.
Tetapi barang siapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan
memeliharanya untuk hidup yang kekal.” Yesus tentu mengundang para muridNya
untuk mengikuti jejakNya. Jadi perlu keberanian dan siap menderita demi Kristus.
Yesus pada akhirnya mengajak semua muridNya untuk melayani Dia dan
mengikutiNya. Orang-orang seperti ini akan dihormati oleh Bapa.
Paulus dalam bacaan pertama
mengajak jemaat di Filipi untuk mengikuti teladannya. Paulus menunjukkan
teladan kesetiaannya pada Kristus. Ia sedih karena banyak orang mengaku
memusuhi salib Kristus. Mereka hidup jauh dari Yesus. Itu sebabnya Paulus mengatakan bahwa kesudahan mereka adalah
kebinasaan, Tuhan mereka adalah perut, kemuliaan mereka adalah hal-hal aib,
pikiran mereka hanya pada hal-hal duniawi. Paulus juga mengingatkan jemaat di
Filipi bahwa mereka adalah warga Kerajaan Allah. Kristus sendiri akan mengubah
tubuh kita sehingga menjadi serupa dengan tubuhNya yang mulia. Karena itu
hendaklah mereka berdiri dengan teguh di hadapan Allah.
Pengajaran Yesus dan himbauan
Paulus membuat kita menjadi sadar diri sebagai pengikut Kristus. Kita semua
adalah warga sekolahnya Yesus yakni Sekolah Memikul Salib (SMS). Menjadi
pengikut Kristus sama dengan Ignasius yang wafat demi iman dan cintanya kepada
Kristus. Atau sama dengan Paulus yang rela menderita karena Kristus yang ia
kasihi. Apakah kita juga berani untuk memberi segalanya untuk Tuhan? Atau kita
justru selalu membuat perhitungan untung dan rugi dengan Tuhan?
Doa: Tuhan, kuatkanlah kami untuk
menjadi saksiMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment