Ef 5:21-33
Mzm 127:1-5
Luk 13:18-21
Rahasia ini sungguh
besar!
Ada sepasang muda yang hendak menikah. Tanggal pernikahan
sudah diketahui oleh mereka semua.Tiba-tiba sang calon suami mengatakan kepada
ayahnya, “Daddy, aku punya rahasia. Kalau aku terbuka pada calon pasanganku,
kemungkinan besar ia menolak aku.” “Rahasia apa?” tanya ayahnya. “Kaki saya bau” Jawab anak itu. Ayahnya mengajak anak itu ke
toko dan membeli aneka sabun dan kaus kaki. Ayahnya berpesan kepadanya, “Cucilah
kakimu dengan sabun yang wangi dan pakailah selalu kaus kaki. Ketika tidur,
selalu menggunakan kaus kaki”. Anak itu mengangguk dan mengikuti pesan
ayahnya. Giliran anak perempuan, calon
istri juga mengatakan memiliki rahasia kepada ibunya. Anak itu berkata, "Mami, aku punya rahasia yang belum diketahui calon suamiku". “Rahasia apa, nak?” tanya
ibunya. “Mami, gigi saya banyak yang busuk dan bau. Aku tidak pernah
membicarakannya dengan calon suami. Aku takut jangan sampai ia menolak aku.”
Jawab anaknya. Ibunya mengatakan, "Tidak apa-apa." Mereka pergi ke toko, membeli
aneka sikat gigi, pasta dan pengharum mulut. Ibunya berkata, “Gosok gigi dengan
teratur, pakailah pengharum mulut setelah menggosok gigi.”
Pasangan muda ini pun menikah. Suaminya menjelaskan kepada istrinya bahwa ia
selalu menggunakan kaus kaki saat tidur karena kakinya sensitif dengan cuaca
dingin. Pada suatu malam, sang suami merasa kakinya kedinginan, ternyata kaus
kaki sebelahnya hilang. Ia cemas, maka berusaha mencarinya sampai istrinya
terbangun. Istrinya bertanya, “Ada apa mas?” Begitu mendengar suara istri,
suaminya berteriak, “O my God, kenapa kamu tega memakan kaus kaki saya?” Setiap
orang punya rahasia kecil atau besar. Namanya rahasia maka selalu tersembunyi
tetapi pada kesempatan yang tidak terduga, rahasia itu bisa terbongkar juga. Ibarat sambal terasi dibungkus dengan rapi tetapi suatu saat baunya akan keluar dengan sendirinya.
Pada hari ini St. Paulus dalam tulisan kepada jemaat di
Efesus, berusaha menjelaskan relasi intim antara Kristus dan GerejaNya. Paulus
mengatakan relasi Kristus dan Gereja itu adalah sebuah rahasia yang sungguh
besar. Relasi antara manusia yang hidup (Gereja) dan Tuhan Yesus yang tidak
kelihatan adalah sebuah rahasia agung dan dapat dipahami oleh banyak orang
dalam relasi antara suami dan istri. Kepada para istri Paulus menulis, “Hendaklah
para istri tunduk kepada suaminya dalam segala hal, seolah-olah kepada Tuhan
karena suami adalah kepala.” Kepada para suami, Paulus berpesan untuk mengasihi
istrinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri
bagi jemaat untuk menguduskannya setelah menyucikannya dengan air dan firman.
Suami mengasihi istri seperti ia mengasihi tubuhnya sendiri. Suami juga merawat istrinya seperti ia merawat dirinya sendiri.
Setelah menjelaskan relasi kasih
antara suami dan istri, Paulus menyimpulkan: “Karena itu pria akan meninggalkan
ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging.” Sikap bathin “meninggalkan” akan membuat suami dan istri saling
mengasihi dan saling menghormati. Harapan Paulus adalah relasi kasih manusiawi
ini hendaknya menjadi nyata juga dalam relasi ilahi antara Umat sebagai Gereja dan Kristus. Kristus mencintai Gereja sebagai Umat Allah dan Umat Allah mencintai Kristus sebagai Tuhan.
Bagaimana kita dapat memahami
relasi ini sebagai sebuah rahasia besar? Relasi Kristus dan Gereja sepadan
dengan relasi suami dengan istrinya. Kristus telah menyerahkan diriNya satu
kali untuk selama-lamanya bagi keselamatan manusia. Dalam dunia Perjanjian
Lama, Yahwe pun memiliki kehendak untuk membangun relasi penuh keakraban dengan
umat Israel. Kita bisa membacanya dalam Hosea 1-3; Yer 2:2; Yeh 16:23 dan Yes
54:1-10. Dalam kutipan-kutipan ini Tuhan menunjukkan kasihNya yang besar bagi
manusia. Gereja yang bersatu dengan Kristus memiliki sebuah keindahan yang
tinggi karena Kristus sendiri telah memurnikan, menyucikan Gereja. Ia
menyucikannya dengan sakramen pembaptisan dan sabdaNya. Relasi Kristus dan
Gereja hendaknya menjadi model relasi antara pria dan wanita dalam perkawinan.
Kristus menyatu dengan Gereja, Suami menyatu dengan istrinya.
Bagaimana mengungkapkan sikap
mengasihi Kristus selamanya?
Pertama, Umat Allah sebagai Gereja
mengasihi Kristus dengan segenap hati dan budi dan kekuatan. Mengasihi Kristus
berarti tinggal bersamaNya dan melakukan kehendak yang terungkap di dalam
FirmanNya. Mengasihi Kristus berarti mendengar dan menjadi pelaku FirmanNya.
Kedua, mencintai Kristus berarti
mengikuti Kristus dari dekat. Kristus adalah pribadi yang taat, miskin dan
murni dan hendaknya Gereja juga demikian.
Ketiga, mencintai Kristus berarti
menjadi seperti Kristus yang menerima semua orang apa adanya. Suami dan istri
saling menerima kelebihan dan kekurangan, melihat dan menghayati kesepadanan
mereka.
Tentu saja untuk menghayati
kasih, kita memulai dari hal-hal yang kecil dan lama kelamaan akan menjadi
besar. Hal-hal kecil itu ibarat biji sesawi atau ragi. Biji sesawi meskipun
kecil tetapi dapat bertumbuh menjadi besar, bahkan burung dapat bersandar di
atasnya. Ragi meskipun jumlahnya sedikit tetapi dapat membuat adonan menjadi
besar. Perbuatan-perbuatan baik, sekecil apa pun memiliki power untuk
menjadikan sesama bernilai dan bermartabat.
Sabda Tuhan menguatkan relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Bagi para suami dan istri, sabda Tuhan adalah peneguh: Jadilah istri yang taat dan penuh hormat kepada suami. Jadilah suami yang mengasihi istri seperti diri sendiri dan merawatnya seperti merawat diri sendiri. Keluarga-keluarga akan menjadi sebuah gereja yang sempurna kalau Kristus sungguh hadir dan menetap di dalamnya. Apakah keluarga-keluarga terbuka pada Kristus? Sakramen Ekaristi adalah sakramen yang membantu kita untuk memahami rahasia persekutuan intim antara umat dan Tuhan. Apakah kita menyadari Ekaristi sebagai saat bersekutu dengan Tuhan Yesus dalam Sabda serta menerima Tubuh dan DarahNya?
Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau mengasihi keluarga kami. Amen
PJSDB
Sabda Tuhan menguatkan relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Bagi para suami dan istri, sabda Tuhan adalah peneguh: Jadilah istri yang taat dan penuh hormat kepada suami. Jadilah suami yang mengasihi istri seperti diri sendiri dan merawatnya seperti merawat diri sendiri. Keluarga-keluarga akan menjadi sebuah gereja yang sempurna kalau Kristus sungguh hadir dan menetap di dalamnya. Apakah keluarga-keluarga terbuka pada Kristus? Sakramen Ekaristi adalah sakramen yang membantu kita untuk memahami rahasia persekutuan intim antara umat dan Tuhan. Apakah kita menyadari Ekaristi sebagai saat bersekutu dengan Tuhan Yesus dalam Sabda serta menerima Tubuh dan DarahNya?
Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau mengasihi keluarga kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment