Ef 2:12-22
Mzm 85:9ab.10-14
Luk 12:35-38
Selalu berjaga-jaga!
Ada seorang pemuda calon militer
Angkatan Darat. Pada hari-hari pertama pendidikan, ia mesti mengikuti latihan
fisik dan psikis secara reguler. Pada jam-jam tertentu mereka dipanggil dengan
menggunakan bunyi peluit, dan bel. Para
calon militer ini harus selalu siap dengan posisi tubuh tertentu yang
menunjukkan sikap hormat kepada seniornya. Setelah selesai latihan-latihan
dasar di pusat latihan militer, mereka
mendapat jatah liburan dua hari untuk kembali ke rumah masing-masing untuk
menyiapkan diri dan melengkapi persyaratan lain sebelum mengalami pembinaan
teori dan praktik. Ketika berada di rumah, pada sore harinya ada seorang
pejalan kaki yang meniup peluit di jalan. Serentak orang muda itu melompat dari
atas tempat tidur langsung mengambil sikap hormat. Kebetulan ayahnya berada di
kamar yang sama dengannya. Ayahnya menenangkan dan bertanya kepadanya alasan
mengapa mengambil sikap hormat. Anak muda itu mengatakan bahwa ia terbiasa
bangun dengan bunyi peluit dan pekerjaan pertama adalah sikap hormat. Kadang-kadang
orang terbiasa dengan latihan dan
disiplin tertentu. Orang boleh saja melakukan gerak-gerak fisik tertentu
sebagai tanda siap sedia atau waspada.
Tuhan Yesus dalam bacaan Injil
hari ini mengingatkan para muridNya untuk berjaga-jaga. Ia berkata, “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Hendaknya kalian seperti orang yang
menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya ketika tuannya datang
dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya
sedang berjaga ketika ia datang".
Hamba yang setia akan selalu siap menanti kedatangan tuannya. Hamba
seperti itu patut dihadiahkan kata “bahagia”.
Berjaga-jaga bagi kita berarti kita berpikir tentang apa yang akan terjadi bagi
diri kita di masa depan. Berjaga-jaga berarti sadar akan kebenaran dalam arti
kita berani untuk mengatakan Ya atau Tidak. Kita tidak mengatakan Ya untuk hal
yang jahat dan Tidak untuk hal yang baik. Siap sedia ini tidak mengenal adanya kompromi. Siap sedia adalah suatu keharusan. Apalagi dalam konteks kita
menyambut Tuhan, kita pasti harus lebih siap sedia lagi.
Malam menjadi sebuah penantian atas matahari baru. Malam adalah saat menanti dengan siap siaga akan kedatangan sang pembebas dan Hakim Agung. Kita mengenang kembali peristiwa paskah perdana dalam dunia Perjanjian Lama dimana setiap orang Ibrani diingatkan untuk siap siaga dengan pinggang terikat (Kel 12:11). Malam itu umat Israel mengalami pembebasan dari perbudakan Mesir. Kali ini Yesus mengingatkan mereka bahwa melalui Dialah semua orang mengalami damai, sukacita dan kemerdekaan. Tentu tuan yang kembali dari pesta pada malam itu menemukan hamba-hamba yang setia menunggu dengan siap siaga, melayani dengan penuh cinta. Kita mengingat perumpamaan tentang gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh (Mat 25). Gadis-gadis yang bijaksana dapat masuk dan ikut dalam perjamuan bersama.
Malam menjadi sebuah penantian atas matahari baru. Malam adalah saat menanti dengan siap siaga akan kedatangan sang pembebas dan Hakim Agung. Kita mengenang kembali peristiwa paskah perdana dalam dunia Perjanjian Lama dimana setiap orang Ibrani diingatkan untuk siap siaga dengan pinggang terikat (Kel 12:11). Malam itu umat Israel mengalami pembebasan dari perbudakan Mesir. Kali ini Yesus mengingatkan mereka bahwa melalui Dialah semua orang mengalami damai, sukacita dan kemerdekaan. Tentu tuan yang kembali dari pesta pada malam itu menemukan hamba-hamba yang setia menunggu dengan siap siaga, melayani dengan penuh cinta. Kita mengingat perumpamaan tentang gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh (Mat 25). Gadis-gadis yang bijaksana dapat masuk dan ikut dalam perjamuan bersama.
Paulus dalam Bacaan Pertama,
mengingatkan jemaat di Efesus untuk menyadari diri mereka di hadapan Kristus.
Sebelumnya jemaat di Efesus belum mengenal Kristus maka mereka juga hidup tanpa
Kristus, belum termasuk warga umat Allah dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan. Mereka juga tidak memiliki harapan. Namun
ketika mereka menerima Kristus, terutama dengan menumpahkan darahNya, Ia
mendekatkan semua orang, pribadi lepas pribadi menjadi saudara. Kristus sendiri
juga mempersatukan Tuhan dan manusia yang berdosa. Hidup baru diberikanNya
kepada orang yang ditebusNya.
Dengan PaskahNya, Kristus
mendamaikan Allah dan manusia. Kristus adalah damai kita dan Dialah yang membebaskan kita semua. Relasi yang terputus karena dosa menjadi pulih kembali.
Manusia dipersatukan sebagai ciptaan baru sebagai saudara yang berjalan kepada
Bapa dalam kesatuan Roh. Semua jemaat menjadi satu keluarga, warga kerajaan
Allah dan para kudus.
Sabda Tuhan hari ini membuka
pikiran kita untuk selalu bersiap sedia menanti kedatangan Tuhan. Kita semua
adalah hamba yang dipanggil dan dipilih Tuhan untuk menanti dan siap
melayaniNya. Mengapa kita bersiap sedia untuk melayani Tuhan? Karena kita
memiliki satu panggilan luhur untuk bersatu dengan Tuhan. Kita menjadi satu
warga surgawi bersama para kudus.
Doa: Tuhan, terima kasih karena
Engkau juga mau menyapa kami sebagai hamba yang bahagia dalam menanti
kedatanganMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment