Kis 15:7-21
Mzm 96:1-2a.2b-3
Yoh 15:9-11
Keteladanan itu penting!
Seorang
guru SD kelas I, selalu memulai kegiatan belajar mengajarnya dengan berkata,
“Anak-anak, buatlah seperti contoh!” Maka setiap kali membaca, menulis dan
berhitung selalu dimulai oleh guru dan diikuti oleh para siswa. Suara guru dan
para siswa ketika membaca misalnya, bisa kedengaran dari kejauhan. Ini sungguh
sebuah interaksi yang bagus antara para guru dan siswa.
Hari
ini Yesus mengajak para muridNya untuk memahami makna pokok anggur dan
ranting-ranting. Pada dasarnya Yesus mengingatkan para murid untuk mengikuti
contoh yang Dia alami bersama Bapa di surga. Untuk tinggal di dalam kasihNya
orang perlu mengalami kasih Tuhan. Tentang kasih, Yesus berkata, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian
juga Aku telah mengasihi kamu; tinggalah di dalam kasihKu itu”. Apa syarat
untuk tinggal di dalam kasih Tuhan? Yesus memberikan dua syarat, pertama,
supaya para murid menuruti perintah-perintahNya dan kedua, supaya para murid
merasakan sukacita dari Bapa di Surga dalam diri Yesus sendiri.
Pengalaman
kasih Allah dialami juga oleh Petrus dan para murid di Yerusalem. Dalam Konsili
Pertama di Yerusalem, Petrus mengakui bahwa Tuhan juga telah memilihnya dan
melalui mulutnya bangsa lain dapat mengenal Injil dan percaya. Yakobus
mengingatkan komunitas di Yerusalem untuk tidak menimbulkan kesulitan bagi
bangsa-bangsa lain yang bertobat. Paulus dan Barnabas menceritakan kasih Allah
melalui mukjizat-mukjizat yang mereka kerjakan. Mereka juga mengalami bahwa kasih Allah
memenuhi semua orang sehingga keselamatan pun menjadi milik semua orang yang
berkenan pada Allah.
Sabda
Tuhan hari ini membuka wawasan kita untuk mengerti makna keteladanan. Setiap
orang tua harus memberi teladan yang
baik kepada anak-anaknya. Setiap guru memberi teladan yang baik kepada
para siswa. Setiap pemimpin memberi teladan yang baik kepada anggotanya. Mengapa?
Kita belajar dari Yesus. Ketika menjelaskan tentang kasih, Ia menunjukkan
keteladanan bahwa Ia sendiri mengalami dan Ia juga menghendaki supaya kita
mengalami kasih yang sama. Nah, tentu yang diharapkan adalah ketika mulut bisa
berkata-kata tentang hal-hal yang baik maka perilaku juga ikut seharusnya
sinkron dengan mulut.
Sabda Tuhan juga mengoreksi kita terutama sikap yang mengangungkan diri sebagai status quo. Artinya terkadang saking bangganya kita sebagai pengikut Kristus sehingga terbentuk pola pikir bahwa mareka yang tidak sepaham, seagama dan kepercayaan dengan kita tidak akan diselamatkan. Keselamatan itu urusannya Tuhan. Kita sebagai manusia adalah sesama ciptaan Tuhan saja. Yang paling penting bagi kita adalah mengikuti perintah-perintah Tuhan supaya dapat tinggal di dalam kasihNya. Tentu saja semua orang dari agama dan kepercayaan bercita-cita yang sama yakni tinggal di dalam kasih Tuhan.
Doa: Tuhan, hari ini Engkau membuka pikiran kami melalui SabdaMu untuk mengalami kasihMu dan tinggal di dalam kasihMu itu. Kami juga Engkau arahkan untuk menghormati sesama, apapun agama dan kepercayaan mereka. Semoga teladanMu menjadi bagian dari hidup kami. Amen
Sabda Tuhan juga mengoreksi kita terutama sikap yang mengangungkan diri sebagai status quo. Artinya terkadang saking bangganya kita sebagai pengikut Kristus sehingga terbentuk pola pikir bahwa mareka yang tidak sepaham, seagama dan kepercayaan dengan kita tidak akan diselamatkan. Keselamatan itu urusannya Tuhan. Kita sebagai manusia adalah sesama ciptaan Tuhan saja. Yang paling penting bagi kita adalah mengikuti perintah-perintah Tuhan supaya dapat tinggal di dalam kasihNya. Tentu saja semua orang dari agama dan kepercayaan bercita-cita yang sama yakni tinggal di dalam kasih Tuhan.
Doa: Tuhan, hari ini Engkau membuka pikiran kami melalui SabdaMu untuk mengalami kasihMu dan tinggal di dalam kasihMu itu. Kami juga Engkau arahkan untuk menghormati sesama, apapun agama dan kepercayaan mereka. Semoga teladanMu menjadi bagian dari hidup kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment