Kis 14:5-18
Mzm 115:1-2.3-4.15-16
Yoh 14:21-26
“Cuma manusia biasa!”
Pernakah anda mengikuti lomba
mencari harta karun? Biasanya setiap orang dibagi dalam beberapa kelompok dan
diarahkan dengan tanda-tanda tertentu. Sangat diharapkan agar para peserta
lomba ini dapat mematuhi aturan main dan memahami tanda-tanda sebagai penuntun
ke arah harta karun itu berada. Terkadang ketika orang tidak mematuhi
tanda-tanda penuntun arah, mereka dapat melewati harta karun begitu saja.
Tetapi kalau orang tersebut mematuhinya, ia akan dibimbing sampai menemukan
harta karun yang ia cari.
Hidup sebagai orang beriman juga
ibarat mencari harta karun ini. Ada tanda-tanda yang membantu kita untuk
mencari dan menemukan Tuhan. Saudara-saudari dapat menjadi tanda yang
mempersatukan kita dengan Allah yang dicari. Apa yang harus dilakukan dalam
mencari Allah? Yesus dalam amanat perpisahanNya berkata, “Barang siapa memegang perintahKu dan melakukanya, dialah yang
mengasihi Aku. Ia juga akan dikasihi oleh BapaKu. Aku akan mengasihi dia dan
menyatakan diriKu kepadanya” Pengajaran Yesus tentang kasih ini membuat
kita menyadari perintah kasih yakni mengasihi Allah sebagai hukum yang pertama
dan terutama (Luk 10:27; Ul 6:5). Tuhan menjadi pusat kehidupan kita dan segala
berhala pribadi harus dilenyapkan. Maka hidup ini menjadi bernilai ketika
setiap pribadi menerima kasih Allah dan mengembangkannya di dalam hidup setiap
hari.
Untuk meyakinkan para murid,
Yesus menjanjikan Roh Kudus sebagai penghibur. Roh Kudus diutus oleh Bapa dalam
nama Yesus. Dia juga yang akan mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan
segala pengajaran dan Firman Yesus. Yohanes dalam Injil hari ini membawa kita
kepada pemahaman akan relasi yang begitu mendalam dengan Allah Tritunggal. Bapa
yang bersabda, Putera yang mengajar dan menebus, Roh Kudus yang menghibur dan
mengingatkan kasih Yesus Putera. Relasi antara pribadi Allah dan manusia ini
menjadi model persekutuan di antara setiap pribadi dalam kasih.
Apakah pengalaman akan Allah dan
kasihNya ini tinggal tetap menjadi milik kita? Tidak! Pengalaman dikasihi Allah
ini harus menjadi kekuatan baru bagi kita, dan tugas kita adalah mewartakannya
kepada orang lain. Para rasul mengalaminya sendiri. Dalam mewartakan kasih
Allah selalu ada kesulitan tertentu. Paulus dan Barnabas mengalami kesulitan di
Ikonium dalam mewartakan Injil. Dengan demikian mereka berpindah ke tempat yang
baru yaitu di Listra dan Derbe. Di Listra Paulus membuat mujizat yakni
menyembuhkan seorang lumpuh. Perbuatan Paulus ini membuat orang-orang
menganggap mereka sebagai dewa. Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus disebut
Hermes. Namun demikian Barnabas dan Paulus tidak memegahkan diri, mereka justru
merendahkan diri dan mengatakan bahwa mereka hanya manusia biasa.
Kadang-kadang dalam mewartakan
Injil selalu ada godaan-godaan tertentu. Orang dapat berbuat banyak tetapi
hanya untuk memamerkan kehebatan diri dan lupa bahwa segalanya berasal dari
Tuhan. Orang dapat menomorsatukan dirinya dan melupakan Tuhan yang sebenarnya
merupakan sang pelaku utama. Ketika ada pujian tertentu yang ditujukan kepada
kita, seharusnya kita bersikap seperti Barnabas dan Paulus yang berani berkata,
“Kami juga manusia biasa seperti kamu”.
Sabda Tuhan hari ini memberi
kekuatan kepada kita untuk: Pertama, Selalu
bersatu dengan Tuhan Allah Tritunggal. Sama seperti Bapa, Putera dan Roh Kudus
yang hanya merupakan satu Allah saja demikian kita juga dipanggil untuk
membangun persekutuan dan persaudaraan dengan sesama lainnya. Kedua, segala
sesuatu yang kita lakukan hanya untuk
kemuliaan nama Tuhan, bukan kemuliaan nama pribadi. Maka kita hendaknya tetap
rendah hati dengan mengatakan, “Saya hanya manusia biasa saja” dan Tuhan adalah
segalanya.
Doa: Allah Tritunggal, tinggalah
besertaku. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment