1Kor 15:1-8
Mzm 19:2-5
Yoh 14:6-14
“Tunjukanlah Bapa kepada kami!”
Philipus adalah orang Betsaida,
sama daerah asalnya dengan Petrus dan Andreas (Yoh 1:44). Kalau kita perhatikan
baik-baik kisah panggilan para murid perdana versi Yohanes, kita bisa menangkap
ide ini: sebelum Yesus memanggil Philipus, kemungkinan ia sudah bersahabat
dengan anak-anak Yunus (Petrus dann Andreas) dan anak-anak Zebedeus (Yakobus
dan Yohanes). Mereka mungkin sudah share bersama harapan mereka tentang seorang
Mesias. Dan persekutuan yang terbuka antara Philipus dan Andreas (Yoh 6:5-9;
12:20-23) mengisyaratkan bahwa Philipus berhutang budi pada Andreas yang lebih
dahulu tinggal bersama Yesus.
Nama Philipus berarti pencinta
kuda. Mungkin karena kuda itu biasanya dipakai untuk berperang. Nama
Philipus juga sering dihubungkan dengan para pencinta perang. Dia kelihatan
agresif (Yoh 6:5-9; 14:8). Ia berkata kepada Yesus bahwa hanya dengan 200
dinar, tidak cukup untuk membeli makanan bagi orang banyak. Pada malam
perjamuan terakhir, Ia menginterupsi Yesus dengan berkata, “Tuhan, tunjukanlah
Bapa kepada kami, itu sudah cukup”. Yesus menanggapi Philipus dengan berkata, “Telah sekian lama Aku bersama-sama dengan
kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku,
ia telah melihat Bapa”. Yesus dan Bapa adalah satu. Melihat Yesus berarti
melihat Bapa, karena Yesus adalah logos atau Sabda Bapa.
Para rasul memiliki tugas mulia
untuk mewartakan Injil sesuai amanat Yesus Kristus sendiri. Paulus dalam Bacaan
Pertama menegaskan inti pewartaan para rasul yakni mewartakan Kristus yang
bangkit. Paulus memberikan bukti-bukti autentik bahwa Kristus telah bangkit.
Kesaksian Paulus ini termasuk teks yang tertua yang menegaskan bahwa Yesus
sungguh bangkit dan menampakan diriNya.
Sambil kita mengenang kehidupan
Philipus dan Yakobus, Sabda Tuhan membuka wawasan kita untuk semakin terbuka
pada Tuhan. Philipus sudah mengenal Yesus dan tinggal bersamaNya. Ia merasakan
semua kebaikan Tuhan, melihat tanda-tanda heran dan mendengar Sabda Yesus namun
dia juga masih bertanya sekaligus memohon supaya Yesus menunjukkan Bapa
kepadanya. Pengalaman Philipus menjadi pengalaman kita juga. Kadang kita
berpikir bahwa kita selalu bersama dengan Tuhan: rajin dalam Ekaristi harian,
menerima sakramen-sakramen tobat dan ini sudah cukup karena membuat kita akrab
dengan Tuhan. Ternyata belum cukup, kita harus masuk ke dalam dan melebur diri di dalam Tuhan. Sama seperti Yesus dan Bapa adalah satu demikian,
hendaknya kita juga menjadi satu dengan Tuhan.
Kita juga dikuatkan oleh Paulus
untuk berani bersaksi dengan rendah hati. Paulus berkata, “Yesus menampakan
diriNya juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya”. Ia
barusan ditangkap Tuhan dan dijadikan muridNya. Tetapi dalam perjalanan hidup
selanjutnya, Paulus akan menjadi rasul yang besar. Kita dapat mewartakan
Kristus kalau kita juga rendah hati. Tugas kita adalah membawa orang kepada
Kristus dan bukan kepada diri kita sendiri.
PJSDB
No comments:
Post a Comment