Kis 28:16-20.30-31
Mzm 11: 4.5.7
Yoh 21:20-25
Kesaksiannya itu benar!
Kisah tentang Petrus dan Paulus
berlanjut. Petrus memulai babak baru dalam hidupnya. Ia telah berikrar bahwa ia
tetap mencintai Yesus lebih dari pada murid yang lain dengan segala
konsekuensinya. Sebagai seorang leader ia harus melayani dengan rendah hati,
menderita seperti Yesus. Maka konsekuensi dari cinta kasihnya kepada Yesus
adalah menjadi serupa dengan Yesus! Hal yang sama dialami Paulus. Ia merasa
tidak bersalah tetapi diadili karena mewartakan kebenaran yakni “pengharapan
Israel”. Ia naik banding dan harus dikucilkan di Roma. Dalam situasi yang
sulit, ia tetap berani mewartakan Yesus di Roma.
Menderita demi iman kepada Yesus
itu bukan hal yang gampang. Setelah berikrar bahwa ia akan tetap mencintai Yesus
lebih dari murid yang lain, Petrus langsung mendapat wejangan yang sangat
berarti dari Yesus tentang bagaimana ia akan mati: “Pada waktu engkau masih muda, engkau mengatur dirimu sendiri. Tetapi
akan tiba saatnya, engkau akan mengulurkan tangan dan dituntun ke tempat yang
tidak kau kehendaki”. Di hadapan Tuhan, Petrus menerima wejangan itu tetapi
secara manusiawi ia masih membandingkan dirinya dengan sesama yang lain. Ketika
melihat murid yang dikasihi Yesus, Petrus bertanya kepada Yesus, “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia
ini?” Dengan bijaksana Tuhan Yesus berkata, “Kalau Aku menghendaki supaya ia hidup sampai Aku datang, itu ibukan urusanmu,
tetapi engkau ikutlah Aku!” Murid yang dikasihi inilah yang memberi
kesaksian yang benar tentang Yesus. Dialah Yohanes, Murid yang di kasihi Yesus.
Sabda Tuhan pada hari ini
mengingatkan kita pada konsekuensi panggilan kita sebagai orang yang dibaptis.
Artinya segala pengalaman Yesus hendaknya menjadi pengalaman kita setiap hari
sebagaimana pernah dialami juga oleh Petrus dan Paulus. Kita tidak akan luput
dari penganiayaan dan diskriminasi terhadap hak-hak kehidupan. Mungkin saja
kita tidak bersalah seperti Paulus tetapi diadili karena sebagai pengikut
Kristus. Singkatnya, kemartiran menjadi salah satu konsekuensi pemuridan.
Apakah semua pengalaman ini harus membuat kita mundur? Tidak adalah jawaban
yang tepat. Yesus sendiri menghibur dengan mengatakan seruan-seruan popular ini:
“Kuatkan hatimu!” “Jangan Takut!” “Aku menyertai kamu hingga akhir zaman.” Mari
memberi kesaksian yang benar tentang Yesus.
Sabda Tuhan juga mengoreksi kita terutama kebiasanan dalam pelayanan-pelayanan ternetu selalu ada kecenderungan membandingkan diri
kita dengann sesama lain. Kalau saya begini bagaimana dengan dia atau mereka?
Padahal hidup kita ada di tangan Tuhan. Yang dituntut oleh Tuhan dari kita adalah
kerendahan hati untuk menerima kehendakNya. Kita butuh Roh Kudus untuk menguatkan kita. Bagaiamana dengan anda?
Doa: Tuhan Yesus, terima kasih
kepadaMu. Semoga kami boleh mengikuti Engkau dan menyadari bahwa Engkau tetap
menyertai kami hingga akhir zaman. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment