Aku ini, Jangan Takut!
(Yoh 6:20)
(Yoh 6:20)
Penginjil
Yohanes mengisahkan bahwa pada suatu malam para murid Yesus menyeberang danau
Galilea. Pada saat itu angin di danau Galilea terasa kencang sehingga menimbulkan danau
itu bergelora. Tentu saja para murid saat itu ketakutan. Mengapa mereka merasa takut?
Karena pada saat itu hari mulai gelap, angin kencang dan air danau bergelora. Mungkin mereka juga berpikir bahwa di danau itu ada kekuatan gaib, ada setan dan tentu situasi ini
menakutkan. Pada saat itu Yesus juga tidak ada bersama mereka. Semakin
mereka menjauh dari daratan, semakin mereka juga merasa takut. Pada saat yang
tepat, datanglah Yesus mendekati mereka. Ia meneguhkan mereka
dengan berkata: “Aku ini, Jangan takut!”
Nilai tambah dari kehadiran Yesus adalah, air laut menjadi tenang, mereka tidak takut lagi dan seketika
itu juga mereka sampai ke tepi pantai yang mereka tujui.
Kisah Injil ini
menarik perhatian kita. Para pria pilihan Yesus yang berjumlah 12 orang,
mayoritas di antara mereka adalah orang-orang Galilea, para nelayan yang sudah
mengetahui keadaan danau Galilea. Mereka pasti tahu kapan ada angin sakal
dan kapan tidak terjadi. Kapan saat yang
tepat untuk menyeberang danau dan kapan tidak boleh menyeberang apalagi malam
hari. Kapan saat yang tepat untuk menangkap ikan dan kapan tidak perlu ke danau
karena akan sia-sia saja. Tetapi sangat mengherankan karena para pria yang
barusan mengikuti Yesus ini tetap berani menyeberang danau sendirian tanpa penyertaan Yesus. Padahal kalau bersama Yesus mereka pasti merasa nyaman, tak ada ketakutan
apa pun.
Para murid
Yesus adalah para pria pilihanNya. Mereka ini adalah gambaran para
pria katolik saat ini. Banyak di antara
para pria katolik yang masuk dalam dunia kerja dan menjadi orang-orang profesional di dalam pekerjaan mereka. Danau Galilea adalah tempat
untuk mencari lauk pauk, dan menjadi lambang tempat bekerjanya kaum pria katolik. Dan di tempat dimana
kita bekerja selalau saja ada saat malam gulita, ada angin kencang, danau
bergelora. Semua ini adalah tanda-tanda nyata kehidupan saat ini. Malam gelap
gulita di tempat kerja bisa saja menjadi saat di mana orang jatuh dalam dosa karena
pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian. Angin kencang bisa menjadi situasi
nyata di tempat kerja di mana banyak persaingan yang tidak sehat yang dapat
menyebabkan orang tersingkir atau tidak berkembang dalam karir. Danau bergelora bisa
menjadi tanda-tanda kehancuran tempat di mana kita bekerja karena semua komponen
tidak bersama-sama menyatu. Tidak ada hubungan kerja dan garis komando yang
jelas sehingga setiap orang berbuat semaunya dia. Motivasi kerja tidak ada lagi. Mengapa terjadi demikian? Karena orang tidak lagi bersatu dengan Tuhan. Karena orang terlalu percaya diri dan merasa
dapat menyelesaikan semua masalah dengan kekuatannya sendiri! Orang menjadikan uang sebagai segala-galanya. Uang, kedudukan dan popularitas adalah dewa-dewi modern yang mengalahkan Tuhan. Banyak pria katolik yang murtad karena uang, kedudukan dan popularitas. Ada prinsip: "Kalau mau tetap kenyang gantilah Tuhanmu".
Ketakutan
tetaplah hantu bagi manusia. Beato Yohanes Paulus II, ketika dipilih menjadi
Paus, dalam pidatonya ia mengatakan “Non abbiate Paura!” Kalian, jangan takut!
Seruan yang selalu diucapkan beliau ketika berjumpa dengan kaum muda di seluruh
dunia. Sekarang pikirkanlah segala bentuk ketakutan yang pernah anda rasakan
sebagai seorang pria katolik? Sekurang-kurangnya ada tujuh ketakutan yang
selalu dialami: Takut miskin, takut dikritik, takut sakit, takut tak
dicintai, takut kehilangan kebebasan, takut tua dan takut mati. Tujuh jenis
ketakutan yang kelihatan manusiawi tetapi membuat orang merasa tak berdaya di
hadapan ketujuh bentuk ketakutan ini. Banyak pria katolik yang belum merdeka
karena masih merasa takut.
Bagaimana mengatasi
ketakutan? Ketakutan itu menandakan bahwa di dalam diri seseorang masih ada
kekosongan yang diisi oleh hal yang pribadi bukan ilahi. Bisa juga karena kekuatan gaib
atau kuasa jahat ada di dalam diri orang tersebut. Namun kalau sekiranya di
dalam diri orang tersebut ada Tuhan maka tidak akan ada lagi ketakutan. Ketakutan itu ada karena
masing-masing pribadi mau berjuang sendiri tanpa mengandalkan Tuhan. Seandainya
setiap orang mengandalkan kehadiran Tuhan pasti tidak ada ketakutan dan mereka
akan sampai ke tujuan dengan tepat. Ingatlah seruan Yesus ini: “Aku ini, Jangan
takut!” Nah, kalau begitu mengapa anda masih merasa takut?
Tuhan memberkatimu
hari ini saudaraku!
PJSDB
Pater John yg baik,
ReplyDeletesaya pengurus www.priasejatikatolik.wordpress.com
Apakah renungan2 di blog ini (beberapa yg sesuai dgn thema blog kami), boleh saya copy-paste ke blog kami utk tujuan pewartaan?
Terima kasih sebelumnya,
Julius
dear Julius. Boleh saja asal mencantumkan sumbernya. semua ini karya asli saya. Kami akan launcing renhar spiritualitas pria katolik mulai 1 oktober 2013. semoga menjadi tulisan yang berarti bagi semuanya.
ReplyDelete