Hari Senin,
Pekan Biasa XXVIII
Rm 1:1-7
Mzm 98:1-4
Luk
11:29-32
Dipanggil menjadi
milik Kristus
Selama
beberapa minggu terakhir ini kita mendengar bacaan-bacaan Kitab Suci di dalam
perayaan Ekaristi dari Kitab Perjanjian Lama. Melalui bacaan-bacaan Kitab Suci
itu kita semua berjumpa dengan Tuhan Allah yang hidup. Ia menyertai umatNya
dengan kehadiran dan berkat-berkatNya. Manusia boleh melawan Dia, berkali-kali
jatuh dalam dosa yang sama tetapi Tuhan tetap memperhatikan mereka dan
mencurahkan kasihNya yang besar kepada mereka. Manusia di hadapan Tuhan tetaplah ciptaan yang rapuh, laksana bejana
tanah liat yang mudah hancur. Berkali-kali Tuhan mendidik mereka dengan
pengalaman yang keras seperti pengalaman keras di Mesir, pembuangan ke Babel
dan kehancuran yang dilakukan oleh pasukan Alexander Agung dari Yunani. Tuhan tidak tinggal
diam tetapi tetap berusaha untuk menyelamatkan umatNya. Ia terus menerus mengutus para nabi
untuk mewartakan pertobatan dan penghiburan hingga PuteraNya Yesus Kristus. Umat Israel tetap mengalami jatuh dan bangun tetapi kasih Tuhan tetap abadi selamanya.
Pada hari ini
kita mulai mendengar pewartaan St. Paulus kepada jemaat di Roma. Surat St. Paulus kepada jemaat di Roma mau
mengungkapkan wawasan dasar Paulus mengenai iman dan karya pewartaannya. Inti
pewartaannya adalah tentang Injil yang diwartakan kepada semua orang. Iman
diperlukan untuk menerima Injil sehingga dapat membuahkan keselamatan. St.
Paulus memandang dirinya di hadapan Allah sebagai hamba Kristus Yesus,
dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk tugas istimewa yakni mewartakan
Injil. Bagi Paulus, Injil itu dahulu sudah dijanjikan Allah dengan perantaraan
para nabi di dalam Kitab-Kitab Suci. Isi dari Injil adalah Yesus Kristus, Anak
Allah yang menurut daging dilahirkan dari keturunan Daud dan menurut Roh
Kekudusan dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa, oleh kebangkitanNya dari
antara orang mati. Dengan penjelasannya ini Paulus kemudian mengatakan dengan
tegas: “Kalian yang telah dipanggil menjadi milik Kristus. Kalian di kasihi
Allah, dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus. Semoga kasih karunia dan
damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai
kalian”.
Dari pengajaran
Paulus kepada jemaat di Roma, kita mendapat gambaran bahwa Yesus Kristus itu
sungguh-sungguh manusia dan sungguh-sungguh Allah. Ia dikatakan sungguh-sungguh
manusia karena Allah memilih Maria sebagai ibuNya dan Yusuf dari keturunan Daud
sebagai Bapa Pengasuh. Selama hidupNya sebagai manusia, Yesus mengikuti
perintah orang tua dan memuliakan mereka di bumi. Yesus juga memuliakan Bapa di
Surga melalui doa. Doa-doa Yesus pada saat-saat tertentu menandakan
persekutuanNya dengan Bapa di Surga. Bagaimana dengan manusia? Kita semua
diingatkan untuk mengimani Yesus Tuhan kita. Dia yang dari dahulu, sekarang dan
selamanya tetap ada. Dialah Yesus satu-satunya penebus kita. Kita berjumpa denganNya di dalam doa.
Di dalam
bacaan Injil, Yesus mengatakan rasa kecewaNya terhadap orang-orang pada zamanNya karena mereka
meminta satu tanda. Oleh karena itu Yesus mengatakan bahwa mereka adalah
angkatan yang jahat. Bagi Yesus, mereka boleh menuntut tanda, tetapi tanda
Yunus akan tetap diberikan kepada mereka.Yunus pernah tinggal di dalam perut
ikan selama tiga hari dan tiga malam dan menjadi pembawa tanda pertobatan bagi
orang-orang Niniwe. Yesus sendiri akan menjadi tanda bagi angkatan ini karena
kejahatan mereka dan Dialah yang akan menyelamatkan mereka semua. Yesus juga mengatakan bahwa dirinya jauh lebih besar dari
Salomo.
Apa yang mau
dikatakan dari kisah Injil pada hari ini. Yesus bekerja keras menghadirkan
Kerajaan Allah tetapi orang-orang belum tergerak hati untuk menerimaNya.
Mereka memang menyaksikan karya Agung dari Tuhan, tetapi mereka tetapi tidak
percaya pada Yesus. Mereka bahkan mencari tanda lain yang bukan berasal dari
kasih karunia Allah yang nampak di dalam diri Yesus Kristus. Kedekatan fisik
belum menjadi jaminan bagi kedekatan hati. Seharusnya kedekatan hati menjadi
penting untuk menjawabi tawaran keselamatan dari Allah. Maka di sini pertobatan
menjadi hal penting untuk merasakan kerahiman dan kasih karunia Allah.
Sabda Tuhan
pada hari ini mengundang kita untuk memusatkan iman kita hanya kepada Yesus
Kristus Tuhan. Banyak kali kita merasa dekat denganNya dalam doa, dalam menerima
sakramen-sakramen tertentu sehingga mudah lupa bahwa Dialah yang harus kita sembah
dan muliakan. Kita dekat dalam doa tetapi jauh dari hati kita. Kita mungkin saja masih menuntut banyak hal dari Tuhan, tetapi
lupa bersyukur atas kasih dan kebaikanNya kepada kita. Mari kita bertobat dan
membaharui hati kita yang keras sehingga layak menerima Tuhan Yesus di dalam
hidup kita.
Doa: Tuhan,
bantulah kami untuk tetap mengimaniMu sebagai satu-satunya Tuhan kami. Tambahlah selalu iman kami kepadaMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment