Hari Minggu Biasa XXVIII/C
2Raj 5:14-17
Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4
2Tim 2:8-13
Luk 17:11-19
Segala Ujung Bumi Melihat Keselamatan…
Orang kusta
yang beriman. Pada zaman dahulu orang kusta selalu disingkirkan dalam masyarakat social
karena mereka itu digolongkan najis. Mereka harus tinggal sendirian, dijauhkan
dari kontaknya dengan manusia yang lain. Kalau mereka berjalan di jalan raya,
umumnya mereka berpakaian compang-camping, rambutnya juga tidak disisir dengan
baik dan dari jauh mereka harus berteriak: “Saya orang kusta”. Orang-orang
sehat dengan sendirinya akan menjauhkan dirinya dari mereka. Orang kusta memang
dikucilkan dalam masyarakat. Ketika Yesus mulai tampil di depan umum, Ia
bergaul dengan orang-orang sakit, menjamah dan menyembuhkan mereka. Berita
gembira ini tentu tersiar ke seluruh daerah Yudea, Samaria dan Galiela. Banyak orang mencari Yesus untuk mengalami kesembuhan.
Ketika dalam
perjalanan ke Yerusalem, Yesus berjumpa dengan sepuluh orang kusta. Seperti
biasa orang kusta ini minder dan berdiri agak jauh dari Yesus dan rombongannya, tetapi mereka membuat inisiatif
pertama dengan berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Sapaan mereka ini
menunjukkan pengenalan mereka akan Yesus sebagai pribadi yang sungguh-sungguh
Allah dan sungguh-sungguh manusia. Inisiatif untuk memanggil nama Yesus dan
memohon belas kasihNya ini menunjukkan bahwa mereka membutuhkan Yesus di dalam
hidup. Orang lain tidak membuka diri untuk menerima mereka, hanya Yesus saja
yang menerima dan menyembuhkan mereka. Untuk itu Yesus menyuruh mereka untuk
pergi dan memperlihatkan diri mereka kepada para imam. Mengapa Yesus menyuruh
mereka untuk berjumpa dengan para imam? Karena pada saat itu mereka sudah
tersingkir dalam masyarakat social, tidak ikut dalam tugas peribadatan karena dianggap najis. Sekarang mereka akan menjadi tahir dan boleh bergabung dengan jemaat
lain yang sehat. Mereka harus menunjukkan diri di depoan imam dan publik supaya diteria kembali.
Yesus pun menyembuhkan mereka ketika mereka sedang dalam perjalanan untuk menunjukkan diri
mereka di hadapan imam. Ketika menyadari bahwa mereka sudah sembuh, salah seorang di
antara mereka yakni orang Samaria kembali lalu tersungkur di hadapan Yesus. Ia
bersyukur dan memuliakan Allah karena keselamatan yang diterima melalui Yesus sang Putera.
Sembilan orang Yahudi tidak mengucapkan terima kasih kepada Yesus. Mereka
merasa diri sebagai orang Yahudi maka keselamatan itu gratis, menjadi hak
mereka dan tak perlu bersyukur. Tuhan Yesus memandang orang Samaria dengan
kasih dan berkata: “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Kisah Injil
ini memang sangat menarik. Yesus sebelum masuk
ke Yerusalem, Ia menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Orang-orang Samaria dan Yahudi saling bermusuhan. Namun kehadiran Yesus kiranya mempersatukan mereka yang sedang bermusuhan. Apalagi Yesus pada saat itu dalam perjalanan menuju ke Yerusalem untuk mewujudkan rencana keselamatan Bapa bagi umat manusia. Maka misi Yesus adalah mempersatukan dan menyembuhkan semua orang. Dengan demikian segala ujung bumi dapat melihat keselamatan yang datang dari Tuhan Allah. Hal menarik lainnya adalah dari sepuluh orang kusta hanya orang Samaria yang tahu berterima kasih. Memang mereka sama-sama berinisiatif untuk mendekati Yesus tetapi pada akhirnya orang yang di anggap berasal dari luar komunitas yang datang dan bersyukur. Orang luar komunitas ternyata lebih beriman dari pada mereka yang sehari-hari mengakui dirinya beriman.
ke Yerusalem, Ia menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Orang-orang Samaria dan Yahudi saling bermusuhan. Namun kehadiran Yesus kiranya mempersatukan mereka yang sedang bermusuhan. Apalagi Yesus pada saat itu dalam perjalanan menuju ke Yerusalem untuk mewujudkan rencana keselamatan Bapa bagi umat manusia. Maka misi Yesus adalah mempersatukan dan menyembuhkan semua orang. Dengan demikian segala ujung bumi dapat melihat keselamatan yang datang dari Tuhan Allah. Hal menarik lainnya adalah dari sepuluh orang kusta hanya orang Samaria yang tahu berterima kasih. Memang mereka sama-sama berinisiatif untuk mendekati Yesus tetapi pada akhirnya orang yang di anggap berasal dari luar komunitas yang datang dan bersyukur. Orang luar komunitas ternyata lebih beriman dari pada mereka yang sehari-hari mengakui dirinya beriman.
Orang Samaria
yang sakit kusta, disembuhkan dan berterima kasih kepada Yesus itu mirip dengan
Naaman, panglima raja Aram. Ketika Naaman sadar bahwa kulitnya berubah, mengalami
sakit kusta maka ia memohon petunjuk kepada abdi Tuhan yakni Elisa. Elisa
menyuruhnya untuk membenamkan dirinya ke dalam air sungai Yordan sebanyak tujuh
kali. Ia pun memperoleh kesembuhan dan memuliakan Allah Israel serta ingin mempersembahkan
persembahan. Tetapi Elisa menolak persembahan itu. Naaman akhirnya berjanji
untuk memberikan persembahan kepada Allah Israel. Luar biasa karena orang bukan
Yahudi menunjukkan iman mereka kepada Yahwe. Sekali lagi, segala ujung bumi
melihat keselamatan yang datang dari Allah. Orang bukan Yahudi pun mengimani
Allah. Naaman bersyukur karena karya agung Allah juga ia rasakan!
St. Paulus dalam bacaan kedua mengatakan bahwa
Tuhan menyelamatkan semua orang. Warta keselamatan di dalam Injil hendaknya
disebarluaskan kepada semua orang oleh para pengikutNya. Untuk itu semua orang
dipanggil untuk bersatu dengan Kristus. Paulus yakin dan percaya pada
pewartaannya bahwa Yesus sudah wafat dan telah bangkit dari antara orang mati. Dengan
penderitaan yang dialaminya, ia percaya bahwa banyak orang akan diselamatkan
dan mengalami kemuliaan Allah. Dengan tegas Paulus berkata: “Benarlah perkataan
ini: "Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; jika kita
bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia,
Diapun akan menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia
tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Sabda Tuhan
pada hari ini memiliki makna yang sangat mendalam. Hidup kristiani akan semakin
bermakna kalau kita selalu mencari Tuhan, menemukanNya dan tinggal bersamaNya.
Kita juga tidak harus memandang status quo keselamatan sebagai milik kita.
Orang-orang yang tidak seiman dengan kita dapat berubah cara pandangnya ketika
melihat segala perbuatan baik, pelayanan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan
dan sesama tanpa memandang siapakah
orang yang dilayani. Rasa syukur dan terima kasih juga hendaknya dimiliki
setiap orang. Banyak kali orang lupa berterima kasih kepada Tuhan dan sesama.
Orang yang sungguh-sungguh beriman akan selalu bersyukur dan berterima kasih.
Doa: Tuhan,
bukalah mata kami untuk melihat keselamatan yang datang dari padaMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment