Hari
Selasa, Pekan Biasa XXX
Rm 8: 18-25
Mzm
126:1-2ab.2cd-3.4-5.6
Luk 13:
18-21
Berharaplah dengan tekun
Liturgi pada hari Selasa Pekan Bisa XXX ini
diawali dengan sebuah antiphon yang inspiratif: “Orang yang melangkah menangis
sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak sorai membawa berkas-berkas
panenannya” (Mzm 126:6). Saya mengatakan
inspiratif karena Tuhan mau mengingatkan kita semua untuk memiliki sebuah dalam
spiritualitas kerja. Bekerja itu berarti kita sebagai manusia yang ciptakan
sesuai dengan citra Allah mau menunjukkan partisipasi kita di dalam keilahian
Tuhan. Dengan bekerja kita mau menunjukkan jati diri kita sebagai manusia. Orang
yang tidak bekerja tidaklah mencerminkan dirinya sebagai manusia. St. Paulus
mengatakan, “Kami dengar bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak
bekerja melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna”. (2Ts 3:11).
Pada hari ini St. Paulus melanjutkan pengajarannya.
Ia memulai pengajarannya dengan mengingatkan tentang penderitaan yang dialami
oleh manusia. Ia menulis: “Aku berpendapat bahwa penderitaan dalam kehidupan
sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang dinyatakan dan
diberikan kepada kita.” Paulus sendiri berkali-kali menderita dalam mewartakan
Injil Kristus. Ia disiksa, dilempari dengan batu dan dipenjarakan. Semua
penderitaan ini diterimanya dengan lapang dada karena ia percaya bahwa Tuhan
Yesus akan melakukan yang terbaik baginya. Ia sendiri bersaksi: “Bagiku hidup
adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp 1:21). Paulus juga selalu
bersyukur atas segala penderitaan dan kemalangan yang ia alami. Semuanya ini
karena cintanya kepada Kristus.
Kemuliaan yang dimaksudkan oleh Paulus adalah
bahwa pada saat yang tepat semua orang akan mengalami hidup baru dalam Roh. Dan
ternyata bukan hanya manusia yang mengalami hidup baru, tetapi dunia dan isinya
juga akan diperbaharui oleh Tuhan. Segala makhluk ciptaan akan dibebaskan dari
kebinasaan dan memperoleh kebebasan dan kemuliaan sebagai anak-anak Allah.
Pengalaman penderitaan memang tetap akan dialami oleh setiap orang. Ini semua
karena akibat dari dosa yang menjalar ke mana-mana. Alam semesta juga akan
mengalami hal yang sama. Terjadi kerusakan ekologi di mana-mana, ancaman
kepunahan untuk hewan-hewan tertentu. Fenomena pemanasan global yang sekarang
sedang kita rasakan bersama. Semua ini bagi Paulus merupakan akibat dari dosa.
Terhadap semua pengalaman ini, Paulus mengharapkan agar kita semua berharap
dengan tekun. Sebuah harapan bahwa setelah melwati penderitaan ini, kita juga
mengalami kebahagiaan kekal. Kita dapat memiliki harapan karena iman yang
Tuhan berikan secara cuma-cuma. Kita seharusnya memiliki rasa optimis sebagai
orang beriman meskipun nyatanya berada dalam tekanan, kesulitan, kemalangan
bahkan penganiayaan sampai wafat. Para warga Kerajaan Allah hendaknya memiliki
rasa optimism bahwa dalam pengalaman-pengalaman yang berat, Tuhan selalu hadir
dan meneguhkan.
Yesus di dalam Injil pada hari ini
mengumpamakan Kerajaan Allah dengan biji sesawi dan ragi. Biji sesawi itu
paling kecil dari biji-biji yang lain tetapi ketika bertumbuh akan menjadi
pohon yang memiliki cabang-cabang sehingga burung pun dapat bersarang di
atasnya. Burung-burung menyukai biji sesawi yang berwarna hitam dan nikmat.
Kerajaan Allah juga pertama-tama diterima oleh sedikit orang di dalam hati
mereka. Sejalan dengan perkembangan waktu Kerajaan Allah masuk di dalam hidup
setiap orang dan mengubahnya dari dalam diri orang tersebut. Kerajaan Allah juga diumpamakan dengan ragi.
Sebuah adonan dari tepung terigu yang kecil akan menjadi besar karena peran
dari ragi. Ragi merelakan dirinya masuk ke dalam adonan dan dari dalam ia
mengubah adonan yang tadinya kecil, mengembang menjadi besar.
Apa yang mau dikatakan oleh Yesus dari Injil
bagi kita? Biji sesawi itu kecil tetapi bisa bertumbuh menjadi besar,
bercabang-cabang sehingga membiarkan burung-burung bertengger, memakan bijinya
bahkan bersarang di atasnya. Demikian hidup sebagai orang yang memiliki harapan
kepada Tuhan. Seluruh hidup kita, baik suka mau pun duka akan memiliki arti
kalau kita percayakan hanya kepada Tuhan. Kerajaan Allah juga diterima oleh
sedikit orang tetapi hingga saat ini Kerajaan Allah menguasai seluruh dunia.
Orang harus berjiwa optimis, selalu punya harapan! Ragi itu sedikit tetapi
ketika sudah dicampur dengan adonan, ia akan kehilangan wujudnya, masuk ke
dalam adonan dan membuat adonan jadi besar. Kerajaan Allah juga membuat
tranformasi hati manusia untuk selalu bersatu dengan Tuhan.
Untuk itu Roh Kudus tetaplah menjadi andalan
setiap orang percaya. Roh Kuduslah yang membantu transformasi bathin kita untuk
menjadi layak di hadirat Tuhan. St. Paulus berkata, “Akan tetapi harta ini kami
bawa dalam bejanah tanah liat untuk menyatakan bahwa kuasa yang luar biasa ini
bukan kuasa kami, melainkan kuasa Allah” (2Kor 4:7). Semoga Sabda Tuhan pada
hari ini membuat kita semakin tekun dalam harapan akan kemuliaan Tuhan yang
dapat digenapi di dalam diri kita. Roh Kudus, datanglah dan baharuilah kami.
Doa: Tuhan, SabdaMu memberi harapan akan hidup
baru kepada kami. Terima kasih Tuhan.
PJSDB
No comments:
Post a Comment