Spiritualitas Kerja
Pada suatu
kesempatan saya berjumpa dan berbincang-bincang dengan sekelompok anak muda.
Mereka barusan pulang berkerja dari tempat kerja masing-masing dan masih lelah.
Rasanya mereka butuh teman untuk curhat maka saya berusaha untuk duduk dan
mendengar kisah mereka salama seharian bekerja. Ada di antara mereka yang
merasa sangat senang dan menikmati pekerjaan mereka, ada juga yang merasa
kecewa karena pekerjaan mereka belum mencapai hasil maksimal. Setelah mendengar
semuanya, saya menyadari bahwa setiap orang memiliki pengalaman yang
berbeda-beda di dunia kerja. Tetapi ada sesuatu yang tersembunyi di dalam
pengalaman mereka dan sifatnya umum yakni semangat untuk bekerja. Sekarang coba
anda pikirkan: banyak kali kita hanya terpaku pada hasil yang ingin diperoleh
dari pekerjaan pada hari itu dan lupa bahwa hal terpenting adalah bahwa kita masih
memiliki potensi dan semangat untuk bekerja. Ketika kita gagal hari ini, kita
masih punya kesempatan untuk berhasil, keluar dari belenggu kegagalan.
Mengapa kita
perlu bekerja? Ada banyak orang yang bekerja tetapi tidak memahami makna dari
bekerja itu sendiri. Saya menyorotinya dari segi rohaninya saja. Ada dua nilai
rohani dari bekerja. Pertama, ketika bekerja kita mau terlibat di dalam diri
Allah Tritunggal yang mencipta tanpa henti. Para rekan pria katolik pasti
mengetahui kisah penciptaan di dalam awal Kitab Kejadian. Tuhan Allah menciptakan
segala sesuatu, sempurna dan baik adanya. Maka ketika kita bekerja, kita juga
ikut serta atau bekerja sama dengan Tuhan Allah yang menciptakan segala sesuatu,
sempurna dan baik adanya. Kedua, Kita bekerja untuk mewujudkan diri kita
sebagai manusia yang sempurna. Pernahkah
anda menyadari bahwa hanya manusia saja yang dapat bekerja? Dengan bekerja manusia
mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia. Mengapa? Karena manusia memilik
akal budi dan kehendak bebas yang membuatnya sadar untuk bekerja. Dia juga
ingin menikmati hasil kerjanya.
Dengan
memahami nilai rohani bekerja maka mari kita memeriksa bathin kita sebagai
pekerja. Tuhan sudah memberi semua talenta, waktu dana kesempatan. Tuhan sudah
mempercayakan segala sesuatu di dalam diri kita. Maka tugas kita adalah
mengaktualisasikan diri dalam bekerja. Jangan pernah meragukan kemampuanmu
sendiri. Bukankah Tuhan yang memulai dan menggenapi semuanya di dalam dirimu?
Mengapa anda kurang percaya diri dalam bekerja?
Ada seorang
pemuda, fresh graduated dalam bidang
finance. Ia diterima untuk bekerja di sebuah perusahan finance. Pada hari-hari
pertama ia bekerja di tempat itu, ia merasa sangat sulit. Ia merasa berada di
bawah tekanan para seniornya. Para senior memiliki banyak pengalaman, sedangkan
ia masih harus mentransfer pengetahuannnya dari aneka diktat kuliah yang pernah
ia miliki. Banyak kali ia membuat kesalahan sehingga kata kunci “bego banget lu”
keluar dari seniornya. Tetapi ia masih memiliki modal yaitu rendah hati dan mau
belajar dari pengalaman para seniornya. Ia semakin kaya dan matang dalam
pengetahuan sehingga dia akhirnya lebih trampil dan maju dari para seniornya. Para
seniornya puas dengan pengalaman dan lupa untuk belajar hal-hal yang sifatnya
inovatif. Ia pun mendapat kepercayaan dari pimpinan untuk tugas baru yang
beranggotakan para seniornya. Dia bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan baik
baginya. Ia yang tadinya dibimbing, sekarang menjadi pembimbing.
Para rekan
pria katolik. Hari ini kita coba memandang Yesus Tuhan kita dan belajar
spiritualitasNya.Yesus dikenal sebagai pribadi yang selalu berkeliling sambil
berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis dan Allah
menyertai Dia (Kis 10:38). Ia dan para murid bekerja tak kenal lelah sampai
makan pun mereka tidak sempat (Mrk 6:31). Mengapa Yesus bekerja tanpa henti?
Karena Bapa juga bekerja tanpa henti: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Aku
pun bekerja juga” (Yoh 5:17). Pengalaman-pengalaman Yesus, sang Guru dan
sahabat kita sangat inspiratif dan patut kita ikuti.
Belajar dari
Yesus sebagai figur seorang pekerja sejati mari kita membenahi diri kita di
tempat kerja masing-masing. Tentu saja “seorang
pekerja patut mendapat upahnya” (Mat 10:10), namun kadang-kadang kita lupa
diri. Banyak kali kita sebagai pekerja menuntut upah tinggi sesuai UMR yang
menjadi hak kita. Ini hal yang bagus. Namun demikian kita juga lupa dengan
segala kekurangan yang kita lakukan dengan sadar di tempat kita bekerja. Banyak
di antara kita yang menyalahgunakan kebaikan pimpinan perusahan sehingga
berlaku tidak jujur. Banyak juga yang menggunakan waktu kerja untuk bermain hp,
mengaktifkan jejaring social, sengaja terlambat atau pulang sebelum waktunya.
Masih banyak kekurangan yang berlawanan dengan spiritualitas kerja pria
katolik. Pandanglah Yesus dan temukanlah motiavasi kerjamu sebagai seorang pria
katolik.
Saya akhiri
permenungan kita tentang spiritualitas kerja ini dengan mengutip Bunda Thresia
dari Kalkuta: “Hanya sedikit di antara
kita yang melakukan hal-hal besar, tetapi semua orang di antara kita dapat
melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” Tuhan memberkati dan
selamat berkarya.
PJSDB
No comments:
Post a Comment