Yes 35:1-10
Mzm
85:9ab-10.11-12.13-14
Lukas
5:17-26
Tabahkanlah hatimu,
jangan takut!
Ada seorang muda yang suka ngobrol dengan saya. Setiap kali
berjumpa pasti ngobrolnya tentang masa lalunya yang penuh dengan kesulitan
dalam keluarganya. Kadang dia bercerita sambil menangis tentang pengalaman-pengalamannya itu. Pada saat seperti itu saya biasanya mengatakan, “Tenangkanlah
hatimu, jangan takut”. Hingga pada suatu saat ia mengatakan ketidakpuasan atas jawaban
saya ini. Ia berkata, “Bagaimana saya
bisa tenang kalau selalu ada masalah yang datang silih berganti? Kenapa selalu
saya, bukan orang lain yang menghadapi masalah kehidupan seperti ini?” Saya
lalu mengutip nabi Yesaya, “Tabahkanlah hatimu, jangan takut!”
Kadang-kadang kita kehilangan harapan pada Tuhan.
Pengalaman-pengalaman penderitaan yang kita rasakan sehari-hari membuat kita
bukannya semakin dekat malah menjauh dari Tuhan. Setiap orang punya persoalan
kehidupan seperti memiliki sakit penyakit tertentu, kesulitan dalam membangun
komunikasi sebagai suami dan istri atau dalam pendidikan dan pendampingan
anak-anak dalam keluarga. Berapa orang belajar menerima kenyataan hidup
seperti ini tetapi ada yang menolaknya bahkan
menolak Tuhan sendiri. Apakah dengan pengalaman dilecehkan secara fisik dan
verbal membuat orang semakin jauh dari Tuhan?
Nabi Yesaya pada hari ini sekali lagi menghibur umat Israel
dan kita semua yang mendengar Sabda ini bahwa yang kita imani sungguh-sungguh
maharahim. Kerahiman ditunjukkan dengan tanda heran yakni Allah menyembuhkan
secara fisik dan secara rohani (jiwa). Kepada orang orang di babel Yesaya
mengingatkan mereka: “Tabahkanlah hatimu, jangan takut!” Tuhan sendiri akan
datang memberi pertolongan. Kebahagiaan terbesar yang akan diterima oleh setiap orang percaya
adalah keharmonisan dirinya sebagai manusia sebagai individu, dan sebagai makhluk sosial dengan
alam yang ditempatinya: Mata orang buta akan dibuka, telinga orang tuli akan
mendengar, orang-orang timpang akan melompat bagaikan kijang sehingga semua
orang akan bersorak-sorai. Mata air akan memancar di padang gurun, sungai akan
mengalir di padang belantara, tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam dan tanah kersang menjadi
sumber-sumber air. Di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. Betapa harmonisnya lingkungan hidup manusia. Ini adalah gambaran Firdaus.
Gambaran keharmonisan semacam ini memiliki dampak yang sangat
positif bagi setiap orang yang sedang mengalami kesulitan di dalam hidupnya.
Mereka yang sedang memiliki beban layak untuk dihibur dengan penghiburan yang
besar bahwa Tuhan Allah adalah penolong sejati dan sumber kesekamatan. Ia akan datang untuk
menyelamatkan mereka. Kembali ke pengalaman kita setiap hari. Banyak kali kita
belum memiliki kemampuan untuk menjadi sahabat yang menghibur. Ada seorang umat
yang pernah mengatakan kepada saya rasa kecewanya. Ia berkata, “Saya mengalami
pengalaman yang baik dan yang keras sepanjang minggu di rumah dan di tempat
kerja. Pada hari Minggu saya datang ke Gereja untuk merasakan ketenangan di
hadirat Tuhan, menjadi kesempatan untuk berdoa dan bersatu dengan Tuhan. Tetapi
saya amat kecewa ketika di Gereja, Romo tertentu menggunakan mimbar untuk
menegur atau membenarkan diri di hadapan umatnya. Petugas tatib di depan gereja
lebih suka ngobrol di antara mereka dari pada mengantar umat untuk mendapat
tempat di dalam gereja. Kita kalah dengan orang-orang kristen protestan yang
ramah menyambut kedatangan jemaatnya.” Saya mendengar sharing ini dengan perhatian tetapi merasa malu karena ini menjadi
salah satu kebiasaan yang populer dan keliru atau salah di dalam Gereja katolik.
Menjadi sahabat yang menghibur haruslah menjadi habitus dalam
hidup menggereja. Di dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan peran penting para
sahabat yang membawa seorang lumpuh untuk disembuhkan Yesus. Mereka berusaha
keras supaya saudara mereka ini dapat selamat. Tentu saja mereka pertama-tama
percaya pada Yesus. Yesus akan peduli dan prihatin memperhatikan orang-orang
sakit, lebih lagi mereka itu percaya kepadaNya. Itu sebabnya ketika melihat
iman dan usaha mereka, Yesus berkata, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan
pulanglah ke rumah”. Orang lumpuh itu
sembuh dan memuliakan Allah.
Tuhan berkarya dan menyelamatkan semua orang. Ia mengenal
setiap orang yang datang dan berharap kepadaNya. Ia pun berani untuk
menyembuhkan serta menyelamatkan mereka dari sakit penyakit yang mereka alami.
Iman yang tumbuh di dalam hati setiap orang akan menyelamatkan mereka yang
percaya kepadaNya. Hal yang kiranya menarik perhatian kita pada hari ini adalah
Yesus menyembuhkan orang lumpuh karena iman kepadaNya. Iman yang ditunjukkan
dalam perbuatan-perbuatan konkret. Ia menyembuhkan fisik si lumpuh dengan daya SabdaNya. Yesus juga
menyembuhkan si lumpuh secara rohani yakni mengampuni dosa-dosanya. Orang
lumpuh ini akhirnya sembuh total dan sempurna baik secara fisik maupun secara
rohani.
Mari kita mengarahkan selalu pandangan kita kepada Tuhan. Kita
bersyukur karena di balik pengalaman-pengalaman kita yang keras ini Tuhan
selalu mau menyelamatkan kita. Tuhan menyembuhkan kita secara fisik dan
rohani. Apa yang harus dilakukan?
Akuilah dosa dan salahmu di hadapan Tuhan. Anda dan saya juga banyak kali
menjadi buta, tuli, bisu dan lumpuh secara rohani. Mari kita membenahi diri
kita masing-masing untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Doa: Tuhan, selamatkanlah kami dari lumpur dosa. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment