Kej
49:2.8-10
Mzm 71
1-4.7-8.17
Mat 1:1-17
Tongkat Kerajaan Tidak
Akan Beranjak dari Yehuda!
Kita sedang berada dalam masa novena Natal. Sabda Tuhan yang
kita dengar membantu untuk memahami dengan baik rencana keselamatan Allah. Allah
menjadi manusia atau Imanuel tidak hanya sekedar dinubuatkan dalam Kitab para
nabi tetapi sungguh-sungguh masuk dalam sejarah kehidupan manusia. Peristiwa
Inkarnasi membantu kita menyadari, betapa agung rencana Tuhan untuk
menyelamatkan semua orang. Penginjil Yohanes misalnya memberi kesaksian: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini sehingga Ia telah menganugerahkan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”
(Yoh 3:16). Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia adalah tanda cinta kasih yang
paling agung dari Bapa di Surga.
Rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia yang
dinubuatkan melalui perantaraan para nabi menjadi nyata. Warta tentang kerajaan Allah diucapkan
dengan lantang oleh para nabi seperti Elia. Harapan umum saat itu adalah semua
orang menyiapkan diri dengan baik untuk menyambut kedatangan Tuhan dan
KerajaanNya.
Sebelum ajalnya Yakub memanggil anak-anaknya dan mengingatkan
mereka tentang masa depan yang akan mereka lalui. Ini merupakan sebuah kebiasaan
turun temurun dalam budaya kuno di mana seorang ayah yang sedang dalam keadaan
sekarat harus memberi wejangan tertentu kepada anak-anaknya. Yakub juga melakukan
hal yang sama. Ketika semua anaknya berkumpul, Yakub mengingatkan mereka bahwa Yehuda
memiliki power istimewa dan dipuji oleh saudara-saudaranya. Tangannya akan
menekan tengkuk musuh, saudara-saudaranya akan tunduk kepadanya. Itu sebabnya
tongkat kerajaan tidak akan beranjak daripadanya, lambang pemerintahan dari
antara kakinya, sampai datanglah dia yang berhak atasnya, dan kepadanya akan
takluk segala bangsa. Yehuda adalah nenek moyang Mesias. Hal yang menarik
perhatian kita adalah seluruh Kitab Perjanjian Lama sudah memiliki visi tentang
rencana keselamatan dari Tuhan. Yakub dalam Kitab Kejadian sudah memiliki
penglihatan ke depan bahwa dari Puteranya Yehuda akan muncul Mesias yang
memerintah dengan kuasa tertentu. Tongkat Yehuda adalah simbol kuasa dan kasih
Tuhan.
Matius dalam bacaan Injil menghadirkan nama-nama nenek moyang
Yesus. Matius mau menekankan bahwa Yesus berasal dari keturunan Abraham dan
Daud. Janji Tuhan kepada Abraham (Kej 12:3) dan nubuat Nathan kepada Daud (2Sam
7:1-17) sempurna dalam diri Yesus. Di dalam Yesus, sejarah keselamatan menjadi
lengkap. Nama-nama yang disebutkan Matius tidak semuanya sempurna. Ada empat
wanita asing bahkan ada pendosa seperti Tamar, di samping Rahab, Rut dan
Betsabea. Daud itu tukang selingkuh dan suka berzina, Manaseh itu seorang
pembunuh. Orang bodoh seperti Rehoboam. Semua nama ini masuk dalam silsilah keturunan
Yesus. Yesus sendiri tidak merasa malu dengan nama-nama ini karena untuk itulah
Ia datang untuk menyelamatkan, menyucikan. Tentu silsilah ini tidak bermaksud mengatakan bahwa Yesus tercemar dalam dosa akibat dosa nenek moyangNya tetapi bahwa rencana Allah sungguh mulia. Dia adalah Allah yang masuk dalam keturunan manusia yang berdosa supaya manusia dapat disucikan olehNya karena Dia Kudus adanya.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memiliki
rencana untuk menyelamatkan semua orang. Dia tidak hanya mencari orang baik
saja, tetapi orang jahat, pendosa sekali pun Ia selamatkan. Melalui peristiwa
Inkarnasi, Allah menjadi manusia, tinggal bersama manusia dan menguduskan,
memberi martabat baru yakni anak-anak Allah kepada setiap pribadi. Tentang hal
ini St. Paulus menulis: “Terpujilah
Allah dan bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah
menganugerahkan kepada kita segala berkat rohani dari Surga. Sebab di dalam
Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus, tak
bercacat di hadapanNya” (Ef 1:3-4).
Sabda Tuhan juga membantu kita menerima keluarga
masing-masing apa adanya. Bahwa di dalam keluarga ada orang berdosa itu tanda
bahwa Tuhan juga punya rencana keselamatan. Itu bukan sebuah aib dan menolak
anggota keluarga yang berdosa. Apakah ada orang tua yang besar hati menerima
keadaan anaknya yang berdosa dan membuat aib dalam keluarga? Apakah ada
anak-anak yang berani mengampuni orang tuanya kalau orang tuanya itu keliru
dalam mendidik, kurang memperhatikannya atau orang tuanya membuat satu aib
dalam keluarga? Kita semua adalah orang yang tidak sempurna dan Tuhan mau
menyempurnakan kita.
Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau mengasihi kami apa adanya.
Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment