1Yoh 1:1-4
Mzm
97:1-2.5-6.11-12
Yoh 20:2-8
Kharisma itu sangat
kuat!
Hari ini seluruh Gereja merayakan Pesta St. Yohanes Rasul dan Penginjil. Yohanes adalah Putera Zebedeus dan Salome. Saudaranya bernama
Yakobus. Kedua saudara ini dikenal dengan sebutan khas “Boanerges” (Mrk 3:17)
atau “anak-anak guruh”. Profesi mereka sebelum mengikuti Yesus adalah sebagai
nelayan dan murid Yohanes Pembaptis. Hingga pada suatu kesempatan ia dipanggil
bersama Andreas dan Petrus oleh Yesus. Yohanes merupakan salah satu rasul inti
bersama Petrus dan Yakobus yang selalu hadir pada peristiwa-peristiwa penting
dalam hidup Yesus: Ketika Yesus membangkitkan puteri Yairus (Mrk 5:37); Yesus
menampakan kemuliaanNya (Mat 17:1); Peristiwa Getzemani (Mat 26:37). Bersama
Petrus diutus Yesus untuk mendahului mereka menyiapkan perjamuan malam terakhir
(Luk 22:8). Pada malam itu, Ia meletakkan
kepalanya di dada Yesus dan bertanya perihal siapakah pengkhianat itu. Yohanes
dikenal sebagai rasul cinta kasih. Ia bersaksi bahwa Allah adalah kasih (1Yoh
4:8.16). Segalanya adalah kasih!
Sambil merayakan pestanya kita pertama-tama diarahkan oleh
Gereja untuk mengerti bahwa mengenang dan merayakan Natal itu identik dengan mengenang Kalvary.
Peristiwa Bethlehem identik dengan Peristiwa Kalvari. Ada sukacita dalam
dukacita. Kemarin tanggal 26 Desember kita memperingati St. Stefanus martir pertama. Ia
mencintai Yesus dengan cara menumpahkan darahnya. Hari ini kita memperingati
kemartiran Yohanes yang hidup sebagai orang yang murni hatinya di hadapan
Tuhan. Kemurnian adalah kemartiran cinta kasih. Besok 28 Desember kita memperingati para
kanak-kanak suci yang dibunuh Herodes. Mereka memuliakan Tuhan bukan dengan suara
tetapi dengan menumpahkan darah untuk Tuhan Yesus.
Bacaan-bacaan suci hari ini menggambarkan kehidupan Yohanes sebagai
pilihan Tuhan untuk menjadi rasul inti dan “Murid yang dikasihi Yesus”. Dalam
bacaan Injil hari ini kita mendengar bagaimana Maria Magdalena memberi
kesaksian tentang Makam Kosong. Dua orang disebut di sini: Petrus dan Murid
yang dikasihi Yesus yang tidak lain adalah Yohanes. Diceritakan bahwa setelah
mendengar bahwa Yesus bangkit, kedua rasul ini berlari menuju ke kubur Yesus. Murid
yang dikasihi berlari dengan cepat dan sampai di kubur ia hanya menengok ke
dalam kubur tetapi tidak masuk. Petrus yang datang kemudian masuk dan melihat
tanda-tanda kebangkitan Yesus. Murid yang datang duluan, masuk ke dalam kubur
dan percaya.
Tentu saja kisah Injil ini tidak berbicara tentang siapa yang
muda dan tua dari segi cepat lambatnya. Penginjil Yohanes sedang menjelaskan
tentang kharisma dan kuasa leadership di dalam Gereja katolik. Yohanes adalah toko
kharismatik dalam komunitasnya. Kharisma biasanya bergerak lebih cepat karena merupakan karya Roh. Saya
sendiri yakin bahwa Yohanes sudah tahu Yesus bangkit! Ini soal kedekatan
hati antara Yesus dan Yohanes. Maka ketika ada berita kebangkitan Yesus, Yohanes lebih
cepat sampai ke kubur Yesus. Tentu bukan secara fisik tapi dalam pikirannya.
Petrus adalah pemimpin komunitas, wadas bagi Gereja. Sebagai hirarki dia masuk
dan melihat setelah itu Yohanes toko kharismatis ini mewakili gereja,masuk,
melihat dan percaya.
Apa artinya ini? Banyak kejadian di dalam Gereja kadang
dialami oleh orang tertentu tetapi sulit diakui oleh pihak hirarki. Pihak
Hirarki meneliti, mempelajari secara mendalam lalu mengambil keputusan dalam
kebenaran Injil. Jadi hirarki tidak sembarangan memutuskan perkara iman atau
kejadian tertentu yang berhubungan dengan iman untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di dalam Gereja,
misalnya ajaran sesat. Kadang orang tertentu memaksa diri dengan mengaku punya
penglihatan dan bisa juga menggiring banyak orang ke jalan yang sesat.
Orang-orang seperti ini bisa jatuh dalam kesombongan rohani. Mereka berpikir
lebih dari Tuhan. Mereka-mereka ini akan menjelek-jelekkan para pastor dan
uskupnya bahwa mereka tidak beriman sehingga tidak mengakui kharisma yang mereka
miliki.
Yohanes menunjukkan kerendahan hati. Ia memiliki kharisma
khusus tetapi mempercayakannya pada Petrus sebagai pemimpinnya untuk masuk ke
dalam kubur, ia masuk kemudian dan percaya. Yohanes tidak menyesal, dia justru
kuat karena kehadiran Petrus sebagai pimpinan komunitas Gereja perdana.
Dalam bacaan pertama, Yohanes sebagai saksi mata terkenal
memberi kesaksian imannya. Ia menulis, “Saudara-saudara,
apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan
mata kami, yang telah kami saksikan dan telah kami raba dengan tangan kami
yakni Firman Hidup, itulah yang kami tuliskan kepadamu”. Iman para rasul diwariskan
kepada kita dan kita doakan dalam doa Aku Percaya. Kita percaya Yesus karena
para rasul adalah saksi mata: yang mereka lihat, dengar dan menyentuh itu
sungguh-sungguh hidup. Kesaksian hidup menjadi semakin kuat dari rasul Yohanes
ketika ia mengatakan tentang hidup kekal dan bahwa sebagai rasul ia ada bersama
dengan Tuhan.
Pengakuan iman rasuli seperti ini amatlah penting. Para rasul
mewariskan secara turun temurun iman mereka hingga saat ini. Kita patut
bersyukur kepada Tuhan atas iman rasuli ini. Pertanyaan bagi kita adalah apakah
kita menghormati para pemimpin gereja kita? Para imam, Uskup dan Paus adalah
pemimpin dan pilihan Tuhan untuk melayani Gereja sebagai umat Allah. Maka
hargailah para pemimpin gerejamu yang mewariskan tradisi suci para rasul.
Apakah anda mengasihi Tuhan seperti diteladani Yohanes Penginjil? Ingatlah bahwa Kharisma itu sangat kuat karena berasal dari Roh Allah!
Doa: Tuhan, semoga kami juga menjadi murid yang Engkau
kasihi. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment