St. Ireneus dari Lyon
Hari Jumat, Pekan Biasa XII
Kej 17: 1,9-10.15-22
Mzm 128:1-2.3.4-5
Mat 8:1-4
Orang takwa diberkati
Tuhan!
Hari ini seluruh Gereja Katolik memperingati
St. Ireneus. Ia lahir di Asia Kecil kira-kira pada tahun 140. Ia belajar di Smyrna di bawah bimbingan
St. Polikarpus, seorang murid Santo Yohanes Rasul. Ia dikenal dari tulisan-tulisannya. Ada surat yang ditulisnya sebagai
kesan terhadap maestronya St. Polikarpus. Berikut ini adalah salah satu kutipan
suratnya: “Peristiwa-peristiwa pada masa itu masih kuingat baik daripada
yang terjadi baru-baru ini. Karena yang kita pelajari pada masa muda tumbuh
subur dan mengakar dalam batin. Saya masih mengingat dimana Polykarpus duduk
ketika ia mengajar, bagaimana caranya berjalan dan bagaimana sikapnya. Saya
masih ingat akan khotbah-khotbahnya kepada umat, dan bagaimana ia mengisahkan pergaulannya
dengan Yohanes serta orang-orang lain yang menjadi saksi hidup Tuhan.
Polykarpus mengajarkan apa yang didengarnya dari saksi-saksi mata kehidupan
Yesus dan mukzijat-mukzijatNya. Semua berkat kemurahan Allah itu telah kuterima
dengan sepenuh hati dan kucatat bukannya di atas selembar kertas, melainkan di
dalam hatiku, serta oleh rahmat Allah selalu kurenungkan dengan seksama”.
Meskipun ia seorang Yunani tetapi sebagai imam Ireneus bekerja di Lyon. Di kemudian hari, ia diangkat menjadi
uskup Lyon menggantikan Potinus. Ia menggembalakan umatnya dengan penuh
perhatian dan cinta. Ia
berusaha membela ajaran iman yang benar. Ia juga memperjuangkan kesatuan Gereja
dan menegakkan kewibawaan Paus
di Roma. Namanya Ireneus, yang berarti pencinta damai, menjadi kenyataan
di dalam seluruh hidupnya. Dalam perselisihan antara Gereja Latin dan Yunani
tentang tanggal hari raya Paska, ia menjadi juru bicara Sri Paus. Ia meninggal
pada tahun 202 selaku seorang martir Kristus.
Satu hal yang dapat kita pelajari dari
kehidupan St. Ireneus adalah ia mengikuti kehendak Allah. Kehendak Allah yang
di alami bersama Polikarpus gurunya, sampai menjadi uskup dan martir di Lyon.
Ia menyerahkan dirinya secara total karena ia percaya pada Tuhan. Bacaan-bacaan
Kitab Suci pada hari ini mempertegas rasa percaya atau iman kita kepada Tuhan
seperti yang dialami Ireneus.
Di dalam bacaan pertama dari Kitab Kejadian, kita
mendengar kisah lanjutan dari keluarga Abraham. Sebelumnya kita mendengar nama
Abram tetapi kali ini namanya diganti oleh Tuhan menjadi Abraham karena
ditetapkan Tuhan sebagai bapa sejumlah besar bangsa (Kej 17:5). Tuhan
menampakkan diriNya kepada Abraham yang sudah berusia 90 tahun dan bersabda: “Akullah Allah yang Mahakuasa, hiduplah di
hadapanKu dengan tidak bercela!” Kehendak Tuhan bagi Abraham adalah menjadi
orag kudus di hadiratNya. Tuhan juga mengikat perjanjian baruNya dengan Abraham
yakni setiap anak laki-laki harus di sunat. Tentu saja hal ini membingungkan
Abraham karena ia belum memiliki Anak dari istrinya yang sah yaitu Sarai. Anak
yang sekarang adalah Ismael dari Hagar, budaknya.
Tuhan tetap membangkitkan iman Abraham dengan
mengatakan: “Tentang istrimu Sarai,
jangan kau sebut lagi Sarai, tetapi Sara. Aku akan memberkatinya dan kepadanya
juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku
memberkatinya, sehingga ia akan menjadi ibu bangsa-bangsa, raja pelbagai bangsa
akan lahir dari padanya”. Reaksi dari Abraham adalah ia tertawa dan dalam
hatinya ia meragukan perkataan Tuhan sebab usianya dan Sara sudah lanjut. Lagi
pula ia sudah memiliki Ismael dari Hagar. Namun Tuhan tetap mengatakan kepada
Abraham bahwa Ia akan menganugerahkan anak dari kandungan Sara. Anak itu akan
di namai Ishak. Ishak berarti “dia tertawa” yang menggambarkan Abraham tertawa
ketika mendengar janji Tuhan akan kelahiran Ishak di usia senja dia dan Sara.
Tuhan berjanji untuk mengadakan perjanjian dengan Ishak dan keturunannya. Tuhan
juga memiliki kehendak yang luhur untuk Ismael. Ismael akan diberkati sebagai
bangsa yang besar, dengan dua belas raja dari keturunannya. Namun Perjanjian
tetap diikat oleh Tuhan Allah dan Ishak.
Membaca kisah Abraham dan Sara di dalam Kitab
Kejadian ini, kita melihat semua rencana dan relasi yang begitu akrab antara
Tuhan dan manusia. Abraham dan Sara mengharapkan keturunan. Mereka kelihatan
sudah putus asa dan kehilangan kepercayaan kepada Tuhan. Ketika mendengar bahwa
Sara akan melahirkan seorang anak laki-laki, Abraham tertawa seakan tidak
percaya pada rencana dan kehendak Tuhan. Di pihak Tuhan, Ia tetap meyakinkan
Abraham bahwa dari kandungan Sara akan lahir seorang anak laki-laki dan Ia akan
mengikat Perjanjian dengannya. Untuk itu Tuhan membimbing Abraham untuk
bertumbuh dalam iman. Rencana dan kehendak Tuhan memang melampaui pikiran
manusiawi Abraham tetapi sungguh terlaksana di dalam hidup Abraham dan Sara
dengan kelahiran Ishak.
Rencana dan kehendak Tuhan juga indah bagi
orang yang berharap padaNya. Di dalam bacaan Injil kita mendengar kisah
penyembuhan seorang yang sakit kusta. Ia berinisiatif datang kepada Yesus dan
memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku”. Yesus dan para
murid baru turun dari bukit dan para murid masih mengingat Sabda Bahagia yang
diucapkan Yesus. Yesus mengajarkan bahwa orang yang miskin termasuk orang sakit
juga berbahagia karena bagi merekalah Kerajaan Allah. Itu sebabnya, tanpa
banyak komentar Yesus mengulurukan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata: “Aku
mau, jadilah engkau tahir”. Orang kusta itu pun menjadi sembuh.
Yesus menyuruh orang kusta itu untuk
memperlihatkan dirinya kepada imam bahwa ia sudah sembuh dan memberikan
persembahan sebagai tanda syukur kepada Tuhan. Mengapa Yesus menyuruh orang
kusta untuk memperlihatkan dirinya kepada imam? Karena pada waktu orang kusta
dianggap seolah-olah bukan manusia. Mereka menggunakan pakaian compang-camping,
dengan rambut yang tidak terurus, dan kalau berjalan di jalan mereka berteriak
bahwa mereka orang kusta sehingga orang sehat dapat menjauhkan dirinya dari
mereka. Sikap manusia terhadap sesamanya yang sakit berbeda dengan Yesus. Ia
justru mengulurkan tangan dan menjamah orang kusta itu sehingga ia sembuh.
Tentu saja iman orang kusta kepada Yesus juga kuat. Ia percaya bahwa Yesus akan
menyembuhkannya. Iman yang terungkap di dalam doa permohonannya.
Sabda Tuhan pada hari ini sangat menguatkan
kita. Tuhan memiliki rencana dan kehendak yang luhur bagi manusia. Rencana dan
kehendakNya melampaui pikiran manusia seperti yang dialami Abraham. Tuhan tetap
sabar dengan Abraham. Ia membimbing Abraham sehingga perlahan-lahan Abraham
mengerti dan menerima rencana dan kehendakNya. Tuhan juga mendengar dan peduli
dengan kehidupan manusia yang sakit dan menderita. Maka orang sakit dijamah dan
disembuhkan. Dari pihak manusia, Tuhan menuntut iman dan keterbukaan pada semua
rencana dan kasihNya. Apakah ketika mengalami pergumulan hidup, kita masih
berharap pada Tuhan atau justru kita semakin jauh dari padaNya? Selidikilah
batinmu di hadirat Tuhan! Orang yang bertakwa kepada Tuhan pasti akan diberkatiNya.
Doa: Tuhan, Engkau selalu memiliki rencana yang
indah bagi kami. Bantulah kami untuk tetap menyadari kehadiranMu. Jamah dan
sembuhkanlah sakit penyakit kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment