St.
Barnabas, Rasul
Kis
11:21b-26; 13:1-3
Mzm 98:1-4
Mt 10: 7-13
Barnabas Namanya
Hari ini seluruh Gereja katolik merayakan peringatan St.
Barnabas, Rasul. Kita dapat menemukan kisah hidup Barnabas di dalam tulisan St.
Lukas yakni Kisah Para Rasul, khususnya Bab 4,9,11,13 dan 15. Ia berasal dari
Siprus, keturunan Yahudi dari suku Lewi. Nama aslinya Yosef tetapi oleh para
rasul diganti menjadi Barnabas berarti Putra Penghiburan. Dalam Bahasa Aram bar
naḇyā berarti Putra Nabi. Dari makna nama ini, memang sangat melekat dengan
personalitasnya. Ia berjumpa dengan Paulus dan membawanya kepada para murid
serta menceritakan kisah pertobatan Saulus menjadi Paulus dalam perjalanan ke
Damsyik. Ketika Paulus berada di Tarsus, Barnabas menjemputnya dan membawanya
ke Antiokhia. Di Antiokhia, Tuhan Allah Roh Kudus sungguh-sungguh bekerja di
dalam diri mereka. Pada suatu ketika, sambil berpuasa dan berdoa, Roh Kudus
menaungi mereka dan berkata: “Khususkanlah Barnabas dan Paulus bagiKu untuk
tugas yang telah kutentukan bagi mereka!” Setelah berpuasa dan berdoa, mereka
meletakkan tangan ke atas kedua orang itu dan membiarkan keduanya pergi. Mereka
berlayar ke Siprus. Di Antiokhia, untuk pertama kali para pengikut Kristus di
sebut Kristiani.
Bersama Paulus mereka melakukan perjalanan Misioner pertama
dan berhasil mempertobatkan banyak orang. Penderitaan pun mereka alami bersama
demi Injil Kristus. Dengan bertambahnya banyak umat baru maka persoalan
internal komunitas pun ada. Pada waktu
itu ada saudara-saudara dari Yerusalem yang mengatakan kepada jemaat di
Antiokhia supaya mereka disunat dan mengikuti hukum Taurat. Sekiranya mereka
tidak mengikutinya maka mereka akan dikeluarkan dari komunitas alias tidak
memperoleh keselamatan. Barnabaslah yang diutus ke Yerusalem untuk berbicara
dengan Yakobus dan para murid. Terjadilah Konsili pertama di Yerualem di mana
disepakati bahwa untuk menerima kaum kafir ke dalam Gereja tidak harus
menjalani aturan hukum Taurat. Barnabas meninggal dirajam oleh orang-orang
Yahudi di Salamis.
Kisah kehidupan Barnabas sangat inspiratif. Ia memiliki
keberanian untuk keluar dari Yerusalem untuk menjadi rasul di Antiokhia. Ia
juga berani menjumpai Paulus yang barusan bertobat dan mempertemukannya dengan
para rasul. Menjadi pewarta khabar sukacita memang membutuhkan keberanian. Di
samping keberanian Barnabas, ia juga menunjukkan semangat rela berkorban bahkan
nyawanya pun dikorbankan bagi Yesus. Sikap ini yang patut kita ikuti. Menjadi
misionaris yang membawa kasih Allah kepada banyak orang di negeri-negeri lain
membutuhkan keberanian dan pengurbanan diri. Allah Roh Kudus sendiri
mengatakan: “Khususkanlah Paulus dan Barnabas untuk tugas yang telah
kutentukan”. Tugas untuk mengajar, mempertobatkan, menginjili bangsa-bangsa.
Kiranya apa yang dilakukan Barnabas seratus persen sesuai
amanat Yesus Kristus sendiri. Ia berkata dan memberi kuasa kepada mereka: “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan
Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang-orang sakit, bangkitkanlah orang-orang
mati, tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan. Kamu telah memperoleh
dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah juga dengan cuma-cuma” (Mat 10: 7-8).
Para murid juga diingatkan untuk menjadi rasul yang sederhana dalam hidup,
bersahaja. Prioritas mereka adalah Kerajaan Surga maka hidup sederhana dan
membawa damai itu juga menjadi tugas penting para rasul.
Semua pekerjaan atau kerasulan ini dilakukan secara cuma-cuma karena mereka sudah menerima cuma-cuma dari Yesus sendiri. Jadi kuasa untuk mewartakan Kerajaan Surga, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang yang mati, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan dilakukan secara cuma-cuma oleh seorang murid, tanpa menuntut balas sehingga kuasa itu betul-betul berdaya guna. Tugas perutusan lebih penting dari pada hal-hal duniawi.
Semua pekerjaan atau kerasulan ini dilakukan secara cuma-cuma karena mereka sudah menerima cuma-cuma dari Yesus sendiri. Jadi kuasa untuk mewartakan Kerajaan Surga, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang yang mati, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan dilakukan secara cuma-cuma oleh seorang murid, tanpa menuntut balas sehingga kuasa itu betul-betul berdaya guna. Tugas perutusan lebih penting dari pada hal-hal duniawi.
Sambil merayakan Pesta St. Barnabas, kita semua diingatkan
untuk menjadi putra-putri Penghibur atau putra-putri Nabi. Kita menjadi
misionari yang bertugas untuk menghibur saudara-saudari yang sedang berkesusahan
sehingga dapat menerima Injil sebagai khabar sukacita. Kita adalah misonaris yang membawa damai dan
sukacita bagi banyak orang. Para orang tua dapat menjadi misionaris bagi
anak-anak dengan mengajar kebajikan-kebajikan kepada mereka. Tantangan bagi kita adalah banyak kali kita lupa bahwa kita melayani dengan cuma-cuma. Masih ada hasrat untuk menerima keuntungan pribadi. Mari kita berbenah diri supaya Kristus dapat menjadi segala-galanya.
Doa: Tuhan yang mahabaik, jadikanlah kami penghibur bagi
saudara-saudari kami yang mengalami kesulitan hidup pada hari ini. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment