St. Martinus dari Tours
Keb 13:1-9; Mzm 19:2-5; Luk 17:26-30
Siap menanti kedatanganNya
Menunggu seseorang atau barang
tertentu adalah hal yang melelahkan. Orang perlu persiapan yang matang, dan
memiliki angan-angan yang baik untuk memuaskan tamu yang ditunggu. Situasi akan
berubah kalau ternyata tamu yang ditunggu itu terlambat atau bahkan membatalkan
kedatangannya. Semangat menunggu menjadi kendor, muncul rasa putus asa dan
tidak siap dengan sungguh-sungguh untuk menerima tamu tersebut pada kesempata
berikutnya.
Bacaan Injil hari ini berbicara
tentang kedatangan Yesus yang kedua kalinya atau kedatangannya yang mulia untuk
mengadili orang yang hidup dan mati. Kedatangan Yesus ini terjadi pada saat
orang sedang sibuk dengan urusan hidupnya masing-masing: makan, minum, kawin,
membeli, menjual, menanam, membangun. Untuk menyadarkan para muridNya, Yesus lalu
mengambil contoh Nuh dan Lot sebagai pribadi-pribadi yang “siap menanti” dalam
Perjanjian Lama. Orang-orang lain di luar Nuh dan Lot sibuk dengan urusan
mereka sendiri, menikmati dosa-dosa. Mereka hancur bersama air bah pada zaman
Nuh atau tewas bersamaan dengan hancurnya kota Sodom dan Gomora pada zaman Lot.
Dalam Kitab Kejadian, Kisah Nuh
selalu dikaitkan dengan kisah air bah. Lamekh memperanakan Nuh dan Nuh memperanakan Shem, Ham dan Yafet (Kej
5:32). Dan ketika manusia bertambah banyak dan semakin berdosa maka Tuhan
berfirman untuk menghapus manusia dan ciptaan-ciptaan lainnya di atas dunia
(Kej 6:7). Nuh sendiri adalah orang yang benar dan tidak bercela di antara
orang-orang sezamannya. Ia juga bergaul dengan Allah (Kej 6:9-10). Maka Allah
berkehendak untuk menyelamatkan Nuh dan keluarganya dari air bah. Ia lalu
membuat bahtera sebagai tempat berlindung.
Nuh dalam Kitab Kejadian ini
mirip dengan Yesus dalam Perjanjian Baru. Sama seperti Nuh yang menjadi
penghubung dunia lama yang hancur karena dosa dan diperbaharui dengan air bah,
demikian Yesus membaharui manusia lama akibat dosa dengan darahNya yang mulia
dan air pembabtisan menjadi sakramen keselamatan bagi Gereja saat ini. Nuh
berarti penghiburan atau peristirahatan (Kej 5:29). Yesus juga menjadi
penghibur bagi mereka yang letih lesuh dan berbeban berat (Mat 11:28). Padanya
Bapa surgawi membuat Perjanjian Baru, suatu generasi manusia baru. Nuh juga menjadi
model orang percaya di antara orang-orang yang tidak percaya (Ibr 11:7).
Sebagai pengikut Kristus, kita
diharapkan untuk selalu siap kapan dan dimana saja kita berada. Apa yang harus
kita lakukan? Pertama, Membangun sikap lepas bebas terhadap
semua harta duniawi. Yesus berkata, “Di mana hartamu berada di situ hatimu juga
berada.” Nah, Yesus menghendaki suatu komitmen pribadi di mana orang harus bijaksana
terhadap semua yang dimiliki dan selalu mengucap syukur kepada Tuhan sebagai
pencipta segala sesuatu. Kadang orang hanya melihat ciptaan dan dipakai tanpa
bersyukur kepada Tuhan yang menciptakannya. Kedua, metanoia atau
sikap tobat yang radikal. Perlu diingat bahwa pada saat kedatangan Tuhan tidak
ada lagi kesempatan untuk memperbaiki masa lalu kehidupan kita. Bagi mereka
yang sudah memberi dirinya kepada Tuhan dan sesama, yang mampu mengasihi
seperti Tuhan sendiri akan menyelamatkan dirinya. Pengadilan Tuhan pada saat
itu laksana sebuah pedang yang memisahkan relasi-relasi menusiawi, perkawinan
dan pekerjaan. Kapan dan di mana semuanya itu? Yesus dengan tegas mengatakan: “Dimana ada mayat, disitulah berkumpulah
burung nazar.”
Hari ini kita semua juga disadarkan
untuk mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan sang Pencipta segala sesuatu dan
mengimaninya. Proses membenahi diri dari kesombongan pribadi karena memiliki
banyak harta dan lupa bersyukur kepada Tuhan. Ciptaan di atas dunia ini
menampilkan wajah sang Penciptanya. Kelemahan manusiawi justru pada sikap hanya
berfokus pada ciptaan sehingga menjadikan ciptaan sebagai berhala sedangkan
Penciptaanya dilupakan.
Sabda Tuhan menyapa kita hari ini
supaya kita tidak boleh takut dengan gambaran apokaliptik (akhir zaman). Gambaran akhir zaman ini membuat kita seharusnya
mawas diri dan aktif menyiapkan diri menanti kedatangan Tuhan, menanti kematian
kita masing-masing. Apakah anda siap untuk mati saat ini dan bertemu dengan
Tuhan? Kamu harus menjadi anak-anak terang! Doa kita: Langit menceritakan
kemulianMu, ya Tuhan. PJSDB
No comments:
Post a Comment