Mazmur: 17:1.5-6.8b.15
Injil: Luk 19:11-28
Menjadi hamba yang setia
Penginjil
Lukas seakan mengajak kita berjalan bersama Yesus dari Jeriko menuju ke
Yerusalem. Ketika Yesus sudah mendekati kota Yersalem, banyak orang menyangka
bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Tuhan Yesus lalu memberikan sebuah
perumpamaan tentang seorang bangsawan yang melakukan perjalanan untuk
dinobatkan sebagai Raja.
Dikisahkan
bahwa bangsawan yang hendak dinobatkan sebagai raja memberikan 10 mina kepada
10 orang yang berbeda. Satu mina nilainya 60 duit (satu duit beratnya 11,5
gram). Ketika kembali bangsawan itu meminta pertanggungjawaban para hambanya.
Hanya ada tiga hamba yang dihadirkan dimana dua yang pertama menunjukkan
komitmennya. Hamba pertama dengan satu mina menghasilkan sepuluh mina. Hamba
kedua dengan satu mina menghasilkan lima mina. Kepada kedua hamba yang setia
ini, bangsawan menjadikan mereka mitranya untuk menguasai 10 kota untuk hamba
pertama dan 5 kota untuk hamba yang kedua. Sedangkan hamba ketiga hanya
menyembunyikan uang tersebut dalam saputangan, mengembalikannya sambil
membenarkan diri dengan menganggap bangsawan itu sebagai orang kejam. Hamba ini
dihukum karena kemalasannya dan perkataannya yang tidak sopan terhadap
bangsawan pemilik modal tersebut. Dengan perkataannya itu ia juga diadili.
Perumpamaan
Yesus ini mirip dengan fakta historis yang terjadi saat itu: Arkhelaus melakukan
perjalanan ke Roma untuk dinobatkan sebagai raja oleh Kaisar Agustus. Arkhelaus
akan menggantikan Herodes Agung yang meninggal dunia. Menurut sejarahwan
Giuseppe Flavio, pada saat yang sama ada 50 orang Yahudi juga berangkat ke Roma
secara terpisah untuk memohon kepada kaisar supaya menghapus dinasti Herodes di
Palestina. Ini berarti Arkhelaus tidak
diberi gelar sebagai raja oleh Kaisar. Dan ketika Arkhelaus kembali ke
Yerusalem, tejadilah murka yang besar bagi orang Yahudi.
Sikap
bathin yang perlu dibangun: Pertama,
menanti kedatangan Tuhan dengan kerajinan bukan kemalasan. Rajin dalam
memajukan komitmen pribadi untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah. Tuhan akan
menanyakan seberapa besar tanggung jawab kita dalam bekerja sama denganNya
untuk mengembangkan Kerajaan Allah di bumi ini. Apakah karya-karya kita membuat
banyak orang memperoleh keselamatan? Keteguhan dalam iman. Kedua, Menjadi murid Kristus membutuhkan pengorbanan diri seperti
kemartiran ibu dan anak-anak dalam Kitab Kedua Makabe. Mereka setia
mempertahankan iman mereka yang murni kepada Jahve. Prinsip mereka: lebih baik
mati dari pada berbuat dosa. Apakah kita juga memiliki kesetiaan iman seperti
mereka? Atau gampang sekali murtad karena kita minoritas di antara mayoritas,
tidak puas dengan Gereja katolik karena dinilai kolot dan kaku?
Doa:
Tuhan selamatkanlah aku.
PJSDB
No comments:
Post a Comment