1Mak
1:10-15.41-43.54-57.62-64
Mzm 119:
53.61.134.150.155.158
Luk 18: 35-41
“Semoga aku bisa melihat”
Pebasket
Michael Jordan pernah berkata: “Segala tantangan yang dialami, tidak seharusnya
dapat menghentikan langkahmu. Jika anda menghadapi tembok, janganlah hanya
berputar-putar lalu menyerah, tetapi perhitungkanlah bagaimana dapat
memanjatnya.”
Penginjil
Lukas berkisah hari ini. Yesus dalam Perjalanan ke Yerusalem, melewati kota Yerikho.
Seorang buta anonim duduk di pinggir jalan, mengemis. Kemungkinan ia pernah
mendengar Yesus dan ingin melihatNya. Dia mengungkapkan keinginanNya dengan
berteriak: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Keinginan ini disampaikan
dengan “berteriak” tanpa henti sehingga Yesus pun mendengarnya. Sementara banyak orang menghalangi dia karena mereka merasa terganggu. Yesus bertanya,
“Apa yang kau inginkan Kuperbuat bagimu?” Dengan polos ia memohon: “Tuhan,
semoga aku melihat!” Dan Yesus berkata, “Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan
dikau”. Dia pun melihat Yesus, memuliakan Allah dan mengikutiNya. Pengaruh: banyak
orang pun ikut memuji Allah karena “melihat” orang yang buta dapat “melihat”.
Lukas
menggunakan kisah ini untuk membandingkan iman orang buta miskin ini
dengan kurang pahamnya para rasul akan diri Yesus sehingga mereka belum percaya. Kisah orang buta ini juga menjadi contoh jawaban manusia terhadap anugerah keselamatan
yang diberikan Allah kepadanya. Orang buta ini menjadi model bagi banyak orang
untuk mendekatkan diri pada Yesus sumber terang dan keselamatan. Dia jugamenjadi simbol pertobatan yang
radikal di dalam ziarah hidupnya di dunia ini.
Ada
beberapa tahapan perkembangan iman orang buta ini dan dapat menjadi model bagi kita semua: Pertama,
Orang buta ini mendengar nama Yesus dari Nazaret yang sedang lewat di depannya.
Dia dengan segera berteriak, “Yesus Anak Daud, kasihanilah aku”. Seruan Anak
Daud sebetulnya sebuah harapan bahwa Yesus dapat menjadi Mesias, Dia yang
diurapi atau ditahbiskan. Dia jugalah yang akan menjadi pewaris Raja Daud untuk
menata kembali Israel sebagai sebuah Kerajaan besar. Kedua, Orang buta ini menyapa Yesus, “Tuhan” merupakan pengakuan
akan Yesus yang bangkit. Orang buta ini memiliki iman dalam hal ini
keinginannya memiliki mata untuk melihat Yesus. Jawaban atas imannya ini adalah ia
dapat melihat dan ia diselamatkan. Melihat dengan mata artinya
mencintai,membiarkan orang itu masuk dalam hidup dn terlibat dalam kehidupan
kita. Itulah yang mau dirasakan si buta ketika berjumpa dengan Yesus.
Ketiga, Jawaban dari anugerah keselamatan
adalah memuliakan Allah. Orang buta ini menunjukkan pertobatannya dengan memuliakan
Allah. Allah melakukan pendekatan pertama dengan menganugerahkan keselamatan
dan umatNya menjawabi anugerah keselamatan itu dengan memuliakanNya tanpa henti. Keempat, menjadi murid. Setelah
merasakan anugerah keselamatan, orang buta ini memuji Allah dan menyatakan
komitmennya sebagai murid yang mengikuti Yesus ke Yerusalem. Komitmen yang luar
biasa karena pergi ke Yerusalem berarti siap menyerupai Yesus yang akan
menderita, wafat dan bangkit. Kelima,
pengaruhnya. Perjalanan iman si buta ini menjadi sempurna karena membawa banyak
orang dapat melihat dengan iman dan menjadi murid yang mengikuti Yesus ke
Yerusalem.
Beriman
secara radikal membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Orang buta dalam injil
ini tidak merasa takut ketika dihalangi oleh para murid untuk bertemu dengan
Yesus. Keluarga Juda dalam Kitab Makabe juga menunjukkan perjuangan iman yang
luar biasa untuk tetap percaya kepada Yahve. Orang lain boleh murtad, menyembah
berhala tetapi keluarga ini tetap teguh menunjukkann imannya hanya kepada
satu-satunya Jahve, Allah Israel.
Sabda
Tuhan pada hari ini sangat meneguhkan kita semua. Kita harus berjuang untuk mempertahankan
iman meskipun mendapat banyak halangan dari orang-orang di sekitar kita. Iman
itu perlu diperjuangkan dan sekali kita memperolehnya, perlu dipertahankan
selama-lamanya. Tugas kita membawa orang lain untuk mengimani Yesus.Jangan
pernah menjadi penghalang atau batu sandungan bagi orang yang mau bertemu dan
mengimani Yesus. Dengan bercermin pada orang buta ini, renungkanlah tahapan perkembangan imanmu dan apa yang anda temukan dalam hidup ini? Katakanlah dengan syukur dan pujian kepada Tuhan.
Doa kita: “Tuhan semoga saya dapat melihat terangMu”.
PJSDB
No comments:
Post a Comment