Bacaan I: Keb 1:1-7
Mzm 138:1-10
Bacaan Injil: Luk 17:1-6
Indahnya Persaudaraan
Kebiasaan
barbecue sudah lazim dalam masyarakat
kita. Pernakah anda memperhatikan arang yang dipakai untuk membakar daging atau
ikan secara saksama? Kobaran api dari arang tersebut bisa menjadi besar kapan
saja, kalau bara apinya dikipas-kipas. Biasanya arangnya akan dikurangi dengan
memisahkannya ke tanah atau tempat lain. Dalam waktu beberapa menit saja bara
api yang dipisahkan akan padam sedangkan yang dipakai untuk membakar daging
atau ikan akan tetap menyala. Kita dapat belajar sesuatu dari pengalaman ini. Kita
akan selalu mengalami pengaruh positif atau negatif dari lingkungan di mana kita
berada. Maka gambaran kepribadian kita sehat atau tidak sehat tergantung pada
interaksi bersama dalam komunitas. Kita membutuhkan orang lain dengan
sentuhan-sentuhan ajaib yang membuat kita berkembang: perhatian, doa, dukungan,
pujian yang tulus, semangat, kata-kata penuh motivasi.
Tuhan
Yesus dalam Injil hari ini berbicara kepada para muridNya tentang pentingnya
hidup bersama dalam komunitas dan pengaruh-pengaruhnya terhadap setiap pribadi.
Ada tiga hal berbeda tetapi senantiasa dialami di dalam komunitas yakni: skandal
(sandungan), pengampunan dan iman.
Hal
pertama, skandal atau sandungan. Sangat
sulit untuk menghindari batu sandungan dalam kehidupan bersama terutama ditujukan
kepada mereka-mereka yang dianggap lemah seperti kaum wanita, para janda dan
anak-anak. Kelompok ini selalu menjadi korban ketidakadilan sosial dalam
masyarakat. Mereka sering menjadi korban pelecehan fisik dan verbal. Namun sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk menghidari
sedapat mungkin skandal atau sandungan terhadap mereka.
Hal
kedua, kemampuan untuk mengampuni tanpa
batas. Mengampuni berarti berusaha untuk melupakan kesalahan dan dosa
sesama kepada kita. Sama seperti Tuhan sendiri yang mengampuni kita tanpa
batas. Pengampunan tanpa batas diawali dengan usaha untuk memberi koreksi atau
teguran persaudaraan kepada sesama yang telah berbuat dosa.
Mengampuni
tujuh kali. Angka tujuh adalah angka yang istimewa, angka yang di dqalam Kitab Suci menunjukkan totalitas kehidupan manusia. Tradisi Priestly (P) dalam Kitab Kejadian menunjukkan satu
hal positif bahwa Tuhan menciptakan bumi dan isinya secara sempurna dalam kurun waktu
7 hari. Hal ini bertentangan dengan apa yang terjadi setelah penciptaan yakni kisah Kain dan Lamekh dengan
dosa-dosanya: “Kalau Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat maka Lamekh tujuhpuluh
tujuh kali lipat (Kejadian 4:24). Angka tujuh dalam perikop Injil hari ini
menunjukkan waktu atau saat kita mengampuni saudara tanpa ada batasnya. Berkali-kali
kita harus berkata, “Saya meminta maaf! Saya mengampuni saudara!”
Hal
ketiga yang diajarkan Yesus adalah iman.
Para Rasul memohon dengan penuh kepercayaan: “Tambahlah iman kami!” Di hadapan
pengalaman manusia dengan aneka penderitaan dan kebahagiaan, Tuhan Yesus
meminta para RasulNya untuk memiliki iman dengan dayanya yang besar. Iman yang
membuat para Rasul dapat berpartisipasi dalam karya penciptaan Tuhan sendiri.
Hal ini diumpamakan dengan biji sesawi yang kecil tetapi dapat menjadi pohon
yang besar. Iman bertumbuh dari apa yang didengar, apa yang dilihat dan menjadi besar dan dapat mengubah seluruh hidup manusia.
Ketiga
hal yang disebutkan di atas merupakan suatu kebijaksanaan iman.
Kebijaksanaan yang mengatur kehidupan manusia untuk menuju kepada kehidupan
kekal: perlu menghindari skandal, saling mengampuni dan memiliki iman yang
kuat. Kebijaksanaan merupakan sahabat manusia. Kebijaksanaan selalu keluar,
berjalan dan mencari orang yang mencarinya. Ketika menemukannya, kebijaksanaan
akan tinggal bersama dia. Dan siapa yang terbuka kepada kebijaksanaan maka
semua derita akan mampu diatasi. Kebijaksanaan adalah Bapa surgawi yang selalu
memiliki rencana yang istimewa dan indah bagi kita. Kebijaksanaan adalah Sang
Sabda yang senantiasa menguatkan dan menyelamatkan kita yakni Yesus sendiri.
Kebijaksanaan adalah Roh Tuhan sendiri yang senantiasa menerangi akal budi kita
untuk tidak menjadi sandungan, mampu mengampuni dan kuat dan bertumbuh dalam
iman.
Hari
ini kita berdoa: “Ya Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang kekal.” Biarlah Tuhan
sendiri membuat komunitas persaudaraan di dalam Gereja menjadi kuat. Biarlah
kita menjadi sesama yang saling menghormati, mendukung, mengampuni dan
bertumbuh bersama dalam iman. Kita semua pernah tersandung, kita semua pernah
jatuh dalam dosa maka mari bergandengan tangan untuk melangkah bersama di dalam
Tuhan. PJSDB.
No comments:
Post a Comment