Kis
15:1-2.22-29
Mzm
67:2-3.5.6.8
Why
21:10-14.22-23
Yoh 13:23-29
Kita butuh Roh Kudus!
Kita memasuki Hari Minggu Paskah VI dengan sebuah pertanyaan
besar untuk direfleksikan: Siapakah Roh Kudus itu? Pertanyaan ini merangsang
pikiran kita untuk mempersiapkan diri merayakan Hari raya Pentekosta dua minggu
mendatang. Di dalam Katekismus Gereja Katolik, dikatakan bahwa Roh Kudus adalah
pribadi ketiga dari Tritunggal Mahakudus dan memiliki keilahian yang sama
dengan Allah Bapa dan Putera (KGK 243-248; 263-264). Ketika kita menemukan
kenyataan bahwa Allah ada dalam kita, kita berhubungan dengan Roh Kudus. Allah
mengutus Roh PutraNya ke dalam hati kita (Gal 4:6) sehingga Ia memenuhi hati
kita sepenuhnya. Dalam Roh Kudus, umat Kristen menemukan kebahagiaan,
kedamaian di hati, dan kebebasan. “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan
yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kami anak-anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru Abba, ya Bapa!” (Rom
8:15). Maka dalam Roh Kudus yang kita terima sejak pembaptisan dan penguatan,
kita diperbolehkan memanggil Allah sebagai Bapa.
Lukas dalam bacaan pertama dari Kisah para Rasul mengisahkan
bagaimana peran penting Roh Kudus dalam mengatasi masalah pastoral Gereja
purba. Setelah hari raya Pentekosta, para rasul memiliki keberanian untuk
mewartakan kebangkitan Kristus di Yerusalem. Banyak
orang percaya kepada pewartaan para rasul sehingga menimbulkan kebencian dan penolakan dari para pemimpin Yahudi. Situasi semakin sulit ketika tampilnya Saulus dengan segala kekejamannya. Pada saat itu banyak murid Tuhan meninggalkan Yerusalem dan pergi ke tempat jauh untuk mewartakan kebangkitan Kristus. Situasi berubah ketika Saulus bertobat menjadi Paulus. Ia dengan kuasa Roh Yesus melakukan perjalanan Misioner bersama Barnabas dan berhasil membawa banyak orang kepada Kristus. Persoalan pastoralnya adalah ketika mereka kembali ke Antiokhia. Mereka berjumpa dengan orang-orang yang berasal dari Yudea dengan ajaran baru: “Jikalau kamu tidak di sunat menurut adat istiadat yang di wariskan Musa, kamu tidak dapat diselamatkan”. Akibat ajaran ini adalah kebingungan di dalam komunitas kristen di Antiokhia, Siria dan Kilikia. Paulus dan Barnabas juga beberapa penatua dikirim ke Yerusalem untuk membicarakan hal ini. Sesampai di Yerusalem, Barnabas dan Paulus masih menerima pernyataan yang sama dari orang-orang farisi yang sudah mengikuti Kristus.
orang percaya kepada pewartaan para rasul sehingga menimbulkan kebencian dan penolakan dari para pemimpin Yahudi. Situasi semakin sulit ketika tampilnya Saulus dengan segala kekejamannya. Pada saat itu banyak murid Tuhan meninggalkan Yerusalem dan pergi ke tempat jauh untuk mewartakan kebangkitan Kristus. Situasi berubah ketika Saulus bertobat menjadi Paulus. Ia dengan kuasa Roh Yesus melakukan perjalanan Misioner bersama Barnabas dan berhasil membawa banyak orang kepada Kristus. Persoalan pastoralnya adalah ketika mereka kembali ke Antiokhia. Mereka berjumpa dengan orang-orang yang berasal dari Yudea dengan ajaran baru: “Jikalau kamu tidak di sunat menurut adat istiadat yang di wariskan Musa, kamu tidak dapat diselamatkan”. Akibat ajaran ini adalah kebingungan di dalam komunitas kristen di Antiokhia, Siria dan Kilikia. Paulus dan Barnabas juga beberapa penatua dikirim ke Yerusalem untuk membicarakan hal ini. Sesampai di Yerusalem, Barnabas dan Paulus masih menerima pernyataan yang sama dari orang-orang farisi yang sudah mengikuti Kristus.
Dalam sidang umum di Yerusalem, Roh Kudus membimbing para
rasul dan para penatua sehingga menghasilkan keputusan yang bijaksana yakni
orang-orang kristen yang bukan dari
Yahudi tidak diwajibkan untuk mengikuti hukum Taurat sebab iman kepada Kristus
itu sendiri sudah cukup untuk keselamatan. Untuk itu para peserta sidang
memilih Paulus, Barnabas, Yudas alias Barsabas dan Silas untuk kembali ke Galilea,
Siria dan Kilikia dan mensosialisasikan hasil sidang umum di Yerusalem. Mereka
juga membawa surat yang berbunyi: "Salam
dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada
saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa
lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada
mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan
ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih
dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus
yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena
nama Tuhan kita Yesus Kristus. Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang
dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. Sebab
adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan
ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus
menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah,
dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu
memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." (Kis 15:23-29).
Yohanes dalam bacaan kedua dari Kitab Wahyu menjelaskan
penglihatan yang ia alami tentang
Yerusalem baru yang turun dari surga. Ia melihat
perkembangan gereja dalam perspektif duniawi dan surgawi. Gereja dibangun di
atas dasar keduabelas rasul oleh Yesus sendiri. Konsekuensinya adalah Allah
menjadi segalanya bagi Gereja. Orang-orang yang ditebusNya, para kudus mengambil
bagian dalam cahaya kekal yang tidak lain adalah kemuliaan Tuhan sendiri. Visi
Yohanes menyadarkan kita akan penebusan berlimpah yang dikerjakan Yesus bagi
dunia.
Yesus di dalam bacaan Injil hari ini memberikan
wejangan-wejangan perpisahan. Ia memberikan tiga janjiNya kepada para rasul dan
kita semua yang percaya kepadanya. Janji
pertama, Tuhan akan datang dan tinggal bersama orang yang mengasihi dan
mengikuti SabdaNya. Betapa indahnya
kasih Tuhan bagi semua yang percaya kepadaNya. Apakah anda mengasihi dan
mengikuti Sabda Yesus. Berbahagialah engkau karena Tuhan akan bersemayam di
dalam dirimu. Janji kedua, Yesus
mengutus Penghibur yaitu Roh Kudus.Roh
Kudus diutus Bapa atas nama Yesus. Tugas Roh Kudus atau Penghibur adalah mengajar segala sesuatu dalam nama Yesus dan mengingatkan Sabda Yesus kepada mereka yang percaya kepada Kristus. Janji ketiga, Damai. Yesus mengatakan bahwa Ia menitip damaiNya kepada manusia yang percaya kepadaNya dan damai yang Ia berikan tidak sama dengan yang dunia tawarkan kepada manusia. Damai titipan Tuhan patut diberikan kepada orang-orang lain. Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9).
Kudus diutus Bapa atas nama Yesus. Tugas Roh Kudus atau Penghibur adalah mengajar segala sesuatu dalam nama Yesus dan mengingatkan Sabda Yesus kepada mereka yang percaya kepada Kristus. Janji ketiga, Damai. Yesus mengatakan bahwa Ia menitip damaiNya kepada manusia yang percaya kepadaNya dan damai yang Ia berikan tidak sama dengan yang dunia tawarkan kepada manusia. Damai titipan Tuhan patut diberikan kepada orang-orang lain. Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9).
Sabda Tuhan pada hari Minggu Paskah VI ini mengarahkan kita
untuk memahami karya Roh Allah di dalam Gereja dan diri kita sebagai orang yang
dibaptis. Roh Kudus mengaruniakan hal-hal istimewa bagi manusia. Katekismus
Gereja Katolik menekankan bahwa karunia-karunia Roh Kudus adalah disiposisi
tetap yang membuat manusia patut untuk mengikuti dorongan ilahi.
Karunia-karunia itu ada tujuh yakni hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan,
pengenalan akan Allah kesalehan, dan takut akan Allah (KGK 1830-1831;1845).
Sedangkan buah-buah Roh Kudus adalah kesempurnaan yang dibentuk dalam diri kita
sebagai buah-buah pertama kemuliaan abadi. Tradisi Gereja menyebutkan duabelas
buah Roh Kudus: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, kerendahan hati,
kesederhanaan dan kemurnian (Gal 2:22-23). Apakah kita percaya pada Roh Kudus
dan semua anugerah dan buah-buah Roh Kudus?
Kita semua juga diajak untuk merasakan damai sebagai titipan
Tuhan. Tuhan Yesus berjanji kepada orang-orang yang percaya dan melakukan
SabdaNya bahwa Dia dan Bapa akan datang dan tinggal di dalam dirinya. St.
Paulus mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus ( 1Kor 6:19). Allah tinggal
di dalam diri manusia maka manusia menerima damai sejahtera yang dititip oleh
Tuhan Yesus sendiri. Tugas kita sebagai manusia yang sudah menerima damai adalah
membawa damai titipan Tuhan bagi sesama. Dengan demikian akan disebut anak
Allah. Untuk membawa damai titipan Tuhan, kita perlu bertanya di dalam diri
kita masing-masing, apakah ada damai di
dalam hati kita? Bagaimana anda dapat membawa damai dan disebut anak Allah
kalau anda sendiri tidak memiliki damai dalam hati, tidak percaya bahwa Tuhan
Yesus juga menitip damaiNya di dalam hatimu? Maka milikilah damai Kristus dalam
hatimu.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, jadikanlah aku pembawa damai bila
terjadi kebencian. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment