Kis 15:7-21
Mzm
96:1-2a.2b-3.10
Yoh 15:9-11
Tinggalah di dalam
kasihKu!
Hari ini seluruh Gereja merayakan pesta St. Atanasius. Dia
adalah Uskup dan Pujangga Gereja. Ia lahir di Alexandria, Mesir pada tahun 297.
Masa hidupnya diisi dengan membela ajaran gereja katolik tentang Inkarnasi,
Tritunggal mahakudus. Ia juga ditugaskan khusus untuk melawan ajaran Arianisme
yang menyangkal keAllahan Yesus. Ia meninggal pada tanggal 2 Mei 373. Dalam
sejarah gereja ada banyak kisah yang melukiskan orang-orang yang setia pada
Gereja, tinggal di dalam Yesus dan setia selamanya. Ada juga yang tidak setia
dan memilih untuk melawan Tuhan di dalam gereja.
Kemarin Tuhan Yesus mengingatkan para muridNya bahwa Dialah
pokok anggur yang benar, Bapa surgawi sebagai pengusaha. Kita sebagai orang
percaya, gereja, komunitas mesianis adalah ranting-ranting yang menyatu dan menerima
segalanya dari pokok anggur. Ranting-ranting menyatu dengan pokok anggur sebab
di luar Yesus sebagai pokok anggur kita tidak dapat berbuat
apa-apa. Kita ingat
beberapa episode seperti ketika para murid berlayar sendirian tanpa Yesus maka
ada angin sakal. Mereka ketakutan tetapi ketika Yesus berjalan di atas air dan
masuk ke dalam perahu maka danau menjadi tenang karena angin reda (Mat 14:
22-33; Mrk 6:45-52; Yoh 6:16-21). Atau
setelah Yesus wafat dan bangkit, Petrus mengatakan kepada teman-temannya
bahwa ia pergi menangkap ikan dan teman-temannya juga mau ikut menangkap ikan. Tetapi
semalaman bekerja, mereka tidak menangkap apa-apa. Pada pagi hari Yesus
menampakkan diriNya dan memerintahkan untuk membuang jala di sebelah kanan
perahu maka mereka mendapat banyak ikan (Yoh 21:3-11).
Pada hari ini Yesus melanjutkan amanat perpisahanNya. Ia berkata
kepada para muridNya: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku
telah mengasihi kamu, tinggallah di dalam kasihKu”. Perkataan Yesus ini sangat mendalam. Yesus
sebagai Putera bersatu dengan Allah Bapa. Yesus adalah Sabda Bapa, pribadi yang
tidak dapat dipisahkan dari Bapa karena menyatu dalam Roh Kudus. Relasi Yesus
dan Bapa adalah relasi kasih yang ilahi dan kekal dalam Roh Kudus. Pengalaman
kasih Tritunggal ini mau ditunjukkan Yesus kepada manusia. Itu sebabnya Ia
berkata “Aku telah mengasihi kamu maka kamu tinggal dalam kasihKu”. Barang siapa
tinggal bersama Yesus, Ia tinggal bersama Bapa juga. Roh Kudus sebagai
Penghibur yang dijanjikan Yesus mempersatukan manusia dengan manusia dan
manusia dengan Tuhan sendiri. St. Atanasius yang pestanya kita rayakan hari ini
pernah berkata: “Oleh Roh kita mengambil bagian dalam Allah. Oleh karena kita
mengambil bagian dalam Roh maka kita telah diilahirkan”.
Persatuan yang intim antara Tuhan dan manusia, antara Yesus
Kristus dan manusia ditandai dengan
usaha untuk melakukan perintah-perintah Tuhan. Tentu saja perintah yang
dimaksudkan Yesus adalah perintah Baru yakni “saling mengasihi” karena Yesus
sendiri yang sudah mengasihi manusia. Yesus sendiri melakukan perintah Bapa
dengan mempersembahkan diriNya secara total untuk keselamatan manusia. Mengapa kasih
adalah perintah baru yang harus dilakukan untuk tinggal di dalam Tuhan? Karena Allah
sendiri adalah kasih (1Yoh 4:8.16). Pengalaman kasih ini menjadi sukacita yang
penuh dalam diri setiap orang.
Lukas melaporkan di dalam Kisah Para Rasul situasi gereja
purba. Ada banyak hal yang harus dibenahi bersama supaya gereja betul-betul
bertumbuh menjadi matang. Ketika orang-orang Yudea dan beberapa orang Farisi
mengatakan bahwa supaya ada keselamatan maka orang harus disunat dan melakukan
hukum Taurat maka diadakan di Yerusalem musyawarah para penatua bersama para
rasul. Inilah Konsili pertama di
Yerusalem untuk membicarakan kaum sunat dan tidak bersunat. Setelah bermusyawarah maka diperoleh kata sepakat bahwa segala sesuatu yang diatur dalam perjanjian Lama adalah sebagai persiapan untuk kedatangan Kristus dan semuanya sudah berlalu. Oleh karena itu Petrus dan Yakobus mewakili para rasul menegaskan bahwa hukum Taurat tidak akan dipaksakan bagi orang-orang bukan Yahudi. Konsili pertama di Yerusalem mau menekankan bahwa Tuhan menyelamatkan semua orang dalam Yesus Kristus.
Yerusalem untuk membicarakan kaum sunat dan tidak bersunat. Setelah bermusyawarah maka diperoleh kata sepakat bahwa segala sesuatu yang diatur dalam perjanjian Lama adalah sebagai persiapan untuk kedatangan Kristus dan semuanya sudah berlalu. Oleh karena itu Petrus dan Yakobus mewakili para rasul menegaskan bahwa hukum Taurat tidak akan dipaksakan bagi orang-orang bukan Yahudi. Konsili pertama di Yerusalem mau menekankan bahwa Tuhan menyelamatkan semua orang dalam Yesus Kristus.
Sabda Tuhan hari ini membangkitkan kesadaran kita bahwa Tuhan
mengasihi kita apa adanya. Kita perlu berbangga karena Tuhan menghendaki supaya
kita tinggal di dalam kasihNya. Bagaimana supaya bisa tinggal di dalam
kasihNya? Kita harus mengasihi karena
Tuhan lebih dahulu mengasihi kita. Cinta kasih itu universal, menembus bahkan meruntuhkan tembok-tembok pemisah. Cinta kasih mempersatukan semua orang. Tidak ada lagi kaum sunat dan tidak bersunat, tetapi semua adalah satu, sebagai anak-anak yang dikasihi Allah dalam Yesus Kristus.
Tuhan lebih dahulu mengasihi kita. Cinta kasih itu universal, menembus bahkan meruntuhkan tembok-tembok pemisah. Cinta kasih mempersatukan semua orang. Tidak ada lagi kaum sunat dan tidak bersunat, tetapi semua adalah satu, sebagai anak-anak yang dikasihi Allah dalam Yesus Kristus.
Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena hari ini Engkau
mengingatkan kami untuk bangga dan tinggal di dalam diriMu. Bantulah kami untuk
menjadi tanda dan pembawa kasihMu kepada sesama. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment