Hari Selasa Pekan Biasa VIII
Sir 35:1-12
Mzm 50:5-6.7-8.14.23
Mrk 10:28-31
Hidup dalam kelimpahan Rahmat Tuhan
Penginjil Markus melaporkan bahwa Yesus
sangat tepat mengingatkan orang muda yang kaya untuk tidak sekedar menjual
segala yang ia miliki, tetapi hasil penjualannya itu diberikan kepada kaum papa
miskin. Pada saat itulah dia tidak punya apa-apa dan hanya bersandar pada Tuhan
sebagai sumber penyelenggaraan ilahi. Ini berarti ia sudah memiliki sikap lepas
bebas untuk mengikuti Yesus kemana pun Yesus pergi. Ini tentu saja sebuah pilihan yang ekstrim. Mengapa Yesus langsung pada
titik kelemahan orang muda ini? Karena Yesus melihat ada keterikatan
yang mendalam yang dimilikinya terhadap semua kekayaannya. Yesus perna berkata: “Di
mana hartamu berada, di sana hatimu juga berada” (Mat 6:21). Ia juga mengatakan bahwa sangat sulit bagi orang kaya untuk masuk dalam Kerajaan Surga,
lebih mudah bagi seekor unta untuk masuk lewat lubang jarum. Di sini Yesus tidak
bermaksud bahwa bagi orang kaya tidak akan ada keselamatan. Yesus mengatakan
bahwa orang-orang kaya sulit untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga karena sangat
terikat dengan harta kekayaan mereka.
Persoalan yang dihadapi para murid dalam komunitas Yesus adalah berapakah upah yang dapat mereka terima
sebagai ganjaran bagi mereka karena mengikutiNya. Mengapa? Karena Petrus dan teman-temannya sudah meninggalkan segalanya dan mengikuti Yesus. Di dalam pikiran Petrus, sekurang-kurangnya muncul pikiran tentang harta benda mana yang akan mereka terima dari Yesus. Tetapi ketika Yesus mengatakan kepada orang muda untuk menjual dan membagi hasil penjualan kepada kaum papa dan miskin maka hal ini menimbulkan persoalan di dalam komunitas Yesus. Petrus berani berkata kepada Yesus: “Kami telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Engkau”.
sebagai ganjaran bagi mereka karena mengikutiNya. Mengapa? Karena Petrus dan teman-temannya sudah meninggalkan segalanya dan mengikuti Yesus. Di dalam pikiran Petrus, sekurang-kurangnya muncul pikiran tentang harta benda mana yang akan mereka terima dari Yesus. Tetapi ketika Yesus mengatakan kepada orang muda untuk menjual dan membagi hasil penjualan kepada kaum papa dan miskin maka hal ini menimbulkan persoalan di dalam komunitas Yesus. Petrus berani berkata kepada Yesus: “Kami telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Engkau”.
Yesus berusaha untuk menjelaskan
dengan contoh-contoh yang sederhana. Ia berkata: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah,
saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga
akan ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki,
saudara perempuan, ibu, anak-anak dan lading sekali pun disertai banyak
penganiayaan dan di masa mendatang akan
menerima hidup yang kekal” (Mrk 10: 29-30). Yesus mengatakan dua hal
yang penting di sini. Pertama, orang beriman yang mengikuti Yesus akan menerima
kelimpahan rahmat di dalam hidupnya meskipun hidupnya dihiasi dengan
penderitaan. Kedua, hidup kekal adalah jaminan yang patut diberikan kepada
murid yang setia dalam pemuridannya.
Kata-kata Yesus ini hanya dapat
dimengerti oleh orang-orang yang sungguh beriman dan
percaya kepadaNya. Orang beriman yang tidak memandang harta sebagai motivasi dasar untuk mengikuti Yesus Kristus tetapi mengikutiNya karena kasih ilahi dan keselamatan berlimpah yang akan diberikanNya kepada mereka. Yesus meminta para muridNya untuk memiliki sikap lepas bebas dan Ia sendiri akan menambahkan segalanya. Janji Tuhan ini disertai dengan pernyataan tentang penderitaan yang akan dialami para muridNya. Memang dalam sejarah, Gereja pernah perdana mengalami kesulitan berupa penganiayaan. Banyak orang menjadi martir dengan menumpahkan darahnya karena mengimani Yesus Kristus. Tentang hal ini Yesus juga pernah berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Mat 5:11-12).
percaya kepadaNya. Orang beriman yang tidak memandang harta sebagai motivasi dasar untuk mengikuti Yesus Kristus tetapi mengikutiNya karena kasih ilahi dan keselamatan berlimpah yang akan diberikanNya kepada mereka. Yesus meminta para muridNya untuk memiliki sikap lepas bebas dan Ia sendiri akan menambahkan segalanya. Janji Tuhan ini disertai dengan pernyataan tentang penderitaan yang akan dialami para muridNya. Memang dalam sejarah, Gereja pernah perdana mengalami kesulitan berupa penganiayaan. Banyak orang menjadi martir dengan menumpahkan darahnya karena mengimani Yesus Kristus. Tentang hal ini Yesus juga pernah berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Mat 5:11-12).
Penulis Kitab Putra Sirakh
menggambarkan Allah kita sebagai Allah yang adil. Ia senantiasa memperhatikan
setiap orang yang yang dengan jujur dan tulus mempersembahkan korban kepadaNya.
Kita membaca bagian terakhir dari bacaan pertama ekspresi yang bagus: “Sebab
Tuhan pasti membalas, dan akan membalas engkau tujuh kali lipat. Jangan mencoba
menyuap Tuhan, sebab tidak akan Ia terima!”
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita
untuk tetap percaya pada semua rencana dan kehendak Tuhan. Dia menghendaki
sikap lepas bebas dari pihak kita karena Ia akan melengkapi semua yang kita
butuhkan di dalam hidup ini. Banyak kali ada di antara kita yang protes kepada
Tuhan karena doanya belum dikabulkan Tuhan. Tuhan menganugerahkan segala yang
kita butuhkan bukan semua yang kita minta. Memang Ia pernah berkata: “Mintalah
maka kamu akan diberi” tetapi adakalanya kita meminta tetapi sebenarnya kita
tidak butuhkan. Jadilah orang-orang yang jujur di hadirat Tuhan dan dengan
demikian dapat menyaksikan keselamatan yang daripadaNya.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk tetap
setia di dalam panggilan hidup kami setiap hari. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment