Sir 1:1-10
Mzm 93:
1ab.1c-2.5
Mrk 9:14-29
Beriman dengan
bijaksana
Kita sudah mengakhiri masa paskah yang berlangsung selama
tujuh Minggu. Hari ini kita memulai liturgi masa Biasa, Pekan yang ketujuh.
Pada hari Senin ini kita dibantu oleh Sabda Tuhan untuk
memahami makna iman dan kebijaksanaan. Pertanyaan bagi kita adalah apa yang dimaksudkan
dengan iman? Teolog Jerman, Karls Rahner (1904-1984) mengartikan iman sebagai
upaya menempatkan diri dengan hal yang tidak bias dimengerti atas Tuhan seumur
hidup. Paus Emeritus Benediktus ke XVII mengartikan iman sebagai segala sesuatu
yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat (Ensiklik Spe salvi, 7).
* Iman adalah suatu rahmat cuma-Cuma yang kita terima saat
kita dengan sungguh-sungguh memohonkannya.
* Iman merupakan kekuatan adikodrati yang mutlah diperlukan
jika kita ingin mencapai keselamatan.
* Iman menuntut kehendak bebas dan pemahaman yang bebas dari
seorang ketika menerima undangan ilahi.
* Iman merupakan kepastian yang mutlak karena Yesus
menjaminnya.
* Iman tidaklah sempurna kecuali jika mengarah pada cinta
kasih yang aktif.
* Iman bertumbuh saat kita semakin cermat mendengarkan Sabda
Tuhan dan memasuki hubungan yang khusyuk dengan Dia dalam doa.
* Iman memberi kita kesempatan untuk mencicipi kegembiraan
surgawi.
Penginjil Markus hari ini melaporkan bahwa Yesus turun dari
gunung bersama para murid terpilih Petrus, Yakobus dan Yohanes, setelah
menampakkan kemuliaanNya. Namun ada satu persoalan yang dihadapi adalah ketidakmampuan
para murid untuk mengusir roh jahat yang membisukan seorang anak. Mendengar
bahwa para muridNya tidak mampu mengusir roh jahat maka Yesus mengatakan
kekesalanNya pada mereka: “Hai kamu
angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?
Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu?” Yesus mempertanyaan iman
dan kepercayaan mereka kepada Yesus. Ternyata tinggal bersama Yesus belum
menjadi jaminan bahwa mereka sungguh-sungguh percaya pada Yesus. Selanjutnya Yesus
melihat iman ayah anak yang bisu dan menyembuhkan anaknya. Yesus mengatakan
kepada para muridNya bahwa semua roh jahat dapat keluar atau diusir dengan doa.
Doa yang terus menerus akan menghancurkan kejahatan. Bagaimana kehidupan doamu?
Apakah doa-doa yang dipanjatkan dengan iman sudah mengubah sebagian hidupmu?
Pada hari Senin ini kita juga langsung berjumpa dengan
penulis Kitab Putra Sirakh yang
dengan tegas menjelaskan tentang kebijaksanaan. Baginya,Tuhan adalah sumber kebijaksanaan. Kebijaksanaan juga hanya ada pada Tuhan. Oleh karena itu Ia memiliki hak dan otoritas penuh untuk memberikannya kepada semua makhluk yang Ia sudah ciptakan, termasuk memberinya kepada setiap pribadi menusia sebagai sebuah anugrah. Hidup manusia selalu terarah kepada Tuhan sang sumber kebijakasanaan.
dengan tegas menjelaskan tentang kebijaksanaan. Baginya,Tuhan adalah sumber kebijaksanaan. Kebijaksanaan juga hanya ada pada Tuhan. Oleh karena itu Ia memiliki hak dan otoritas penuh untuk memberikannya kepada semua makhluk yang Ia sudah ciptakan, termasuk memberinya kepada setiap pribadi menusia sebagai sebuah anugrah. Hidup manusia selalu terarah kepada Tuhan sang sumber kebijakasanaan.
Dalam ajaran kristiani kebijaksanaan termasuk salah satu
kebajikan atau keutamaan pokok (kardinal) di samping keadilan, kebenaran dan
penguasaan diri. Menurut Ketekismus Gereja Katolik, kebajikan atau keutamaan
adalah suatu disposisi bathin yang positif, kebiasaan baik dan kecenderungan
untuk melakukan hal yang baik (KGK 1803; 1833). Mengapa disebut kebajikan
kardinal? Karena semua kebajikan yang lain berada di bawahnya atau tergantung
padanya. Di dalam Kitab kebijaksanaan dikatakan: “Kebajikan adalah hasil jerih
payah kebijaksanaan. Sebab ia mengajarkan menahan diri dan berhati-hati,
keadilan dan kebenaran, dari pada semuanya itu tidak ada sesuatu pun di dalam
kehidupan yang lebih berguna bagi manusia” (Keb 8:7).
Apa yang dimaksudkan dengan kebajikan kebijaksanaan?
Kebijaksanaan merupakan induk dari semua kebajikan. Kebijaksanaan adalah
kebajikan dengan mana seorang menyadari kewajiban moralnya dan hal-hal yang
mendukung untuk melaksanakannya. Orang yang bijaksana adalah orang baik karena
melihat realitas hidup secara objektif, jelas, jujur, dapat menerapkan kebenaran-kebenaran
dan penilaian moral serta mewujudkannya dalam suatu tindakan konkret. Pada
prinsipnya kebijaksanaan adalah pengukur keadilan, penguasaan diri dan keberanian.
Orang yang tidak bijaksana dalam hidup akan berlaku sembrono, tidak konsisten,
lalai, hilang visinya tentang hidup kekal. Banyak orang bertindak tanpa banyak
berpikir tentang apakah nantinya tindakannya itu dapat membawanya ke surga atau
tidak. Mengapa? Karena semua tindakan kita sebenarnya harus mengarahkan kita
menuju kepada Tuhan sebagai sumber kebijaksaan.
Seseorang dikatakan menjadi bijaksana dengan belajar
membedakan apa yang penting dari apa yang tidak penting.Untuk merencanakan
tujuan yang baik dan memilih sarana yang tepat untuk mencapainya. Kebijaksanaan
dikatakan di atas sebagai induk dari semua kebajikan karena sifatnya
mengarahkan semuanya kepada kebaikan. Pribadi
yang bijaksana mengenali apa yang baik dan benar di dalam hidupnya sehingga dengan demikian dapat menerapkan kebajikan-kebajikan yang lainnya.
yang bijaksana mengenali apa yang baik dan benar di dalam hidupnya sehingga dengan demikian dapat menerapkan kebajikan-kebajikan yang lainnya.
Sabda Tuhan hari ini mengatakan hal-hal yang sangat praktis.
Kita dibimbing Tuhan untuk beriman secara bijaksana dalam arti iman yang berlandaskan
pada doa tanpa henti. Dengan doa segala yang jahat pun dapat dikalahkan. Dengan
doa orang semakin bijaksana dan selalu mengarahkan hidupnya hanya kepada Tuhan,
sumber kebijaksanaan. Apakah anda beriman? Apakah anda bijaksana? Apakah anda
beriman dengan bijaksana?
Doa: Tuhan, bantulah kami supaya dapat beriman dengan bijaksana.
Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment