Dosa Kemalasan
Seorang ibu datang ke pastoran dan meminta saya untuk berbicara. Ia mengatakan kepada saya bahwa ia mau share deritanya di rumah setelah mendengar homili tentang Ayub dalam perayaan Ekaristi. Ia mengatakan bahwa sebagai orang tua ia sungguh-sungguh merasakan pengalaman Ayub. Dia menderita karena anaknya masuk kategori malas. Berkali-kali di nasihati untuk mengubah rasa malasnya menjadi rajin tetapi justru anaknya semakin parah. Berkali-kali anak itu susah bangun pagi untuk siap ke sekolah. Berkali-kali orang tua dipanggil ke sekolah karena anak itu suka bolos, nilainya juga sangat tidak memuaskan. Ibu itu akhirnya ikutan malas memperhatikan anaknya yang sudah mengidap akut kemalasan.
Kemalasan adalah salah satu jenis dosa pokok dari tujuh dosa pokok sebagaimana dikemukakan oleh Santo Gregorius Agung. Dosa-dosa yang dimaksud adalah kesombongan, ketamakan, hawa nafsu, iri hati, kerakusan, kemarahan dan kemalasan. Dari dosa-dosa pokok ini akan menurunkan dosa-dosa yang lain sebagai akibat dari dosa-dosa pokok ini.
Dosa kemalasan dibagi atas dua bagian yaitu dosa kemalasan rohani dan dosa kemalasan jasmani. Kemalasan rohani menurut St. Thomas Aquinas adalah "Suatu kemurungan ketika kita berhadapan dengan hal-hal yang bersifat rohani". Dosa-dosa yang diturunkan akibat kemalasan adalah: suam-suam kuku terhadap perintah-perintah Allah, menyimpang pada apa yang dilarang, memperkerap kesempatan dosa, pengecut dan putus asa terhadap keselamatan. Kemalasan jasmani dapat terjadi ketika seseorang bermalas-malasan, menunda-nunda, berpangku tangan, acuh tak acuh dan kejemuan.
Yang menjadi masalah adalah biasanya orang malas kurang menyadari keadaannya sebagai orang malas. Ketika ditegur ia pasti berdalih bahwa dia orang yang rajin. Saya teringat pada apa yang dikatakan dalam Kitab Amsal: "Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana" (Amsal 26:16). Atau seruan yang keras dari Amsal: "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak..." (Amsal 6:6).
Nah, apakah anda masih mau menjadi pemalas?
PJSDB
No comments:
Post a Comment