Yak 3:1-10; Mzm 12:2-3.4-5.7-8; Mrk 9:2-13
Kontrol Lidahmu…
Seorang
sahabatku menjadi kecewa karena dirinya digosip dengan seorang janda dua anak.
Sebetulnya ia hanya membantu janda itu untuk mendapat pekerjaan sehingga bisa
menghidupi kedua anaknya. Namun karena iri hati maka ada seorang janda lain
bercerita ke mana-mana bahwa sahabatku itu memiliki hubungan asmara dengan
janda dua anak itu. Pada akhirnya ketahuan juga sumber gossipnya. Ketika janda
lain yang menjadi sumber gossip itu datang dan meminta maaf, sahabatku itu
berkata keadanya: “Seandainya ada sekarung kapas kamu lepaskan di atas atap
rumah dan ditiup angin, apakah anda dapat mengumpulkannya kembali?” Dia
menjawab, “Tidak”. Sahabatku itu berkata, “Demikian juga semua gossipmu tentang
diriku. Memang lidah tak bertulang”
Kisah
ini selalu dialami oleh setiap pribadi dalam hidup sosialnya. Yakobus menyadari
dosa karena lidah maka ia mengingatkan komunitasnya untuk mengendalikan
lidahnya saat berbicara. Baginya orang kristiani yang matang adalah mereka yang
mengontrol lidahnya dengan baik. Apabila tutur kata yang keluar dari mulut itu
berlandaskan kasih sayang maka akan menyehatkan relasi sosial tetapi kalau
tutur kata itu berlandaskan kejahatan maka dengan sendirinya akan menghancurkan
relasi antar pribadi. Lidah digunakan untuk memuji Allah dan menyapa
pribadi-pribadi dalam kasih.
Kasih
yang sempurna dialami oleh setiap murid Kristus yang siap menderita dan
menikmati kemuliaan kekal bersama Yesus. Yesus menampakan kemuliaanNya kepada
Petrus, Yakobus dan Yohanes yang mewakili para muridNya mengingatkan mereka
akan paskahNya yakni sengsara wafat dan bangkit dari alam maut. Ini adalah
pengalaman awal sebelum mereka menyaksikan dan mengalami semuanya. Pengalaman
kemuliaan Tuhan juga mendapat penegasan dari Bapa Surgawi: “Inilah AnakKu yang
Kukasihi, dengarkanlah Dia”.
Hidup
kristiani menjadi indah ketika semua orang merasa diri sebagai sama saudara
(confrater). Sama saudara yang membangun relasi dalam semangat cinta kasih.
Disinilah landasan Persaudaraan sejati. Satu syarat pentingnya adalah
menggunakan lidah dengan baik dalam tutur kata.
Persaudaraan sejati mengandaikan pengurbanan diri dari setiap pribadi.
Kemuliaan Tuhan pun akan dinikmati di dalam komunitas persaudaraan. Maka gunakanlah
lidahmu dengan baik, jangan pandai bersilat lidah.
PJSDB
No comments:
Post a Comment