Im 19:1-2.11-18; Mzm 18:8-11a.15; Mat 25:31-46
Mengasihi Tuhan dan sesama lebih sungguh…
Kekudusan
dan cinta kasih tanpa pamrih adalah dua tema penting yang dapat direfleksikan
selama masa prapaskah. Orang yang ingin mencapai kekudusan atau kesempurnaan hidup
harus mampu menghayati cinta kasih di dalam hidupnya. Dengan kata lain, orang
yang hendak menjadi sempurna “Seperti Bapa di Surga sempurna adanya” hendaknya
memiliki kemampuan untuk mengasihi karena Bapa di Surga adalah kasih yang
sempurna.
Kutipan
dari Kitab Imamat kali ini memiliki pesan istimewa terutama tentang tugas dan
tanggung jawab istimewa terhadap sesama. Semuanya bermuara pada kekudusan
karena berasal dari Tuhan yang kudus adanya. Perhatikan pesan Tuhan bagi
umatNya melalui Musa: “Kuduslah kamu,
sebab Aku Tuhan Allahmu, kudus.” Kekudusan ini dapat diperoleh dengan
menghayati kesepuluh perintah Tuhan. Menghayati perintah-perintah Tuhan
menunjukkan sikap “takut akan Tuhan”
dalam arti cinta kasih yang sempurna hanya bagi Tuhan. Dengan mengasihi Tuhan
setiap pribadi juga akan memiliki kemampuan untuk mengasihi sesama seperti
dirinya sendiri. Jadi cinta kasih yang sempurna itu dapat diukur oleh kualitas
dan kemampuan untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Tuhan
juga akan menggunakan hukum kasih untuk mengadili kita pada saat pengadilan
terakhir. Dia tidak akan mengadili kita berdasarkan berapa perbuatan dosa yang
sudah kita lakukan karena Tuhan sendiri melemparkan dosa-dosa kita ke dalam
tubir-tubir laut (Mikha 7:19). Dia justru akan mengadili kita berdasarkan
berapa besar perbuatan kasih kepada sesama terutama mereka yang kecil, hina dan
miskin. Mereka inilah saudara Yesus. Dia sendiri berkata:“Ketika Aku lapar,
kamu memberi Aku makan. Ketika Aku haus kamu memberi Aku minum. Ketika Aku
seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan. Ketika Aku telanjang kamu memberi
Aku pakaian, Ketika Aku sakit kamu melawat Aku. Ketika Aku di dalam penjara
kamu mengunjungi Aku. Sebab segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang saudaraKu yang paling hina, kamu melakukannya untuk Aku” (Mat 25:
35-36.40). Apabila tidak melakukan perbuatan kasih maka neraka menjadi tempat
hunian (Mat 25:41).
Betapa
indahnya dunia ini apabila setiap pribadi hidup dalam kasih persaudaraan. Tidak
ada lagi kota-kotak pemisah karena kita berasal dari Bapa yang sama. Dialah
kasih abadi dan sempurna, Dialah yang mengerti dan peduli dengan kehidupan
kita. Dialah yang mengampuni segala dosa kita. Maka sekarang mari kita bertanya
pada diri kita masing-masing: Apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan
sikap berpasrah kepadaNya? Apakah kita memiliki sikap “takut akan Tuhan”?
Apakah anda sudah mengasihi sesama seperti dirimu sendiri? Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hati dan jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu (Ul 6:5) dan
lakukanlah perbuatan kasih tanpa pamrih kepada sesama yang paling hina (Im 19:18). Apakah anda mampu?
PJSDB
No comments:
Post a Comment