St. Sirilus dan St. Metodius
Yak 1:12-18; Mzm 94:12-13.14-15.18-19; Mrk 8:14-21
Cobalah tetap bertahan…
Pada
suatu kesempatan mengajar fisika di sebuah kelas, saya merasa terganggu karena
kelas tetangga saya rebut dan mengganggu konsentrasi para siswa di kelasku.
Saya berusaha untuk menenangkan kelas tersebut. Saya bertanya kepada siswa yang
sangat jelas suaranya karena ribut, ia berkata bukan saya tapi dia. Saya
bertanya kepada siswa yang lain juga jawabannya sama: bukan saya tetapi dia.
Demikian tidak ada satu pun siswa yang jujur di kelas itu.
Manusia
sangat mahir untuk membela dirinya, mengalihkan persoalan dan bebannya kepada
orang lain bahkan kepada Tuhan sendiri. Sangat sulit untuk mengakui kesalahan
sendiri. Itulah kesombongan manusia di hadapan Tuhan dan sesama. Yakobus dalam
suratnya hari ini berusaha menyadarkan kita untuk tetap berbahagia untuk
bertahan dalam berbagai pencobaan. Apabila kita bertahan maka kita akan
menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah bagi para pengasihNya. Allah sendiri
tidak pernah mencobai manusia karena diriNya juga tidak dicobai oleh kejahatan!
Ia setia memberi rahmatNya kepada orang yang mengasihiNya.
Para
murid Yesus juga mengalami satu cobaan yakni lupa membawa roti. Hanya ada satu
roti saja yag ada pada mereka. Kesempatan ini digunakan oleh Yesus untuk
mengingatkan mereka supaya bertahan terhadap pencobaan yakni ragi orang Farisi.
Ragi orang Farisi adalah ketidakercayaan orang Farisi dan pengaruh-pengaruh
mereka yang jahat untuk menolak kehadiran Yesus. Maka Yesus mengingatkan mereka
untuk bertahan dalam iman. Dengan melihat semua mujizat dan mendengar
pengajaranNya maka mereka perlu bertahan dalam hidup dan tekun dalam iman.
Terkadang
kita mengalihkan persoalan hidup kita kepada orang lain dan mengatakan kejahatan
dari mereka sehingga kita menderita. Kita kurang berani menerima kenyataan
hidup dan mengatakan semua cobaan ini berasa dari Tuhan. Padahal Yakobus mengatakan Tuhan hanya
memberi kebaikan karena Ia tidak pernah digoda oleh kejahatan. Mari kita menerima
diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangan sebagai anugerah dari Tuhan.
Mari kita waspada terhadap ragi orang Farisi yaitu semua kelemahan diri kita
yang mungkin menjerumuskann sesama kita. Hiduplah dalam ketekunan. Cobalah
tetap bertahan. PJSDB
No comments:
Post a Comment