Im 13:1-2.44-46; Mzm 32: 1-2.5.11;Ul 7; 1Kor 10: 31-11:1;Mrk
1:40-45
Aku mau, jadilah engkau tahir…
Penyakit kusta dan aneka penyakit
kulit lainnya adalah penyakit yang membuat orang dengan mudah disingkirkan dari
komunitas karena dianggap najis. Ia harus menunjukkan dirinya kepada imam untuk
menyatakan secara terbuka penyakitnya, pakaiannya cabik-cabik, rambutnya
terurai, menutupi mukanya, tinggal di tempat terasing dan berani menyatakan
dirinya sebagai orang najis. Tentu saja orang seperti ini mengalami penolakan
dari sesama dan satu-satunya harapan adalah Tuhan. Itu sebabnya orang kusta
dalam yang diceritakan penginjil Markus, tanpa malu meminta kepada Yesus: “Kalau Engkau mau,
Engkau dapat mentahirkan aku”. Yesus pun dengan belas kasihNya mengatakan kesanggupanNya
untuk menyembuhkannya. Setelah sembuh
orang itu diperingatkan Yesus untuk tidak mengatakan apa-apa tentang pengalaman
disembuhkan tetapi sesuai hokum Musa, dia harus menunjukkan dirinya kepada imam
supaya dirinya dapat diterima kembali di dalam komunitas (Im 14:2-32).
Contoh orang kusta di dalam Injil
hari ini hanya memiliki satu harapan terakhir untuk memohon perlindungan dan
pengakuan diri yaitu pada Tuhan. Dia datang kepada Yesus dengan permohonan “Kalau
Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku”. Di sini ada sebenarnya terdapat dua
permohonan yang disampaikan kepada Yesus yakni supaya ia boleh sembuh dari penyakit
kusta dan supaya Yesus dapat mengatakan kepada semua orang bahwa dirinya sudah
tahir kembali. Yesus dengan belas kasihNya menyembuhkan si kusta, dan
mengingatkannya untuk membawa persembahan sebagai bukti di depan imam bahwa dirinya
memang sudah sembuh dan bersih. Imam sendiri tentu diharapkan memberi pengakuan
bahwa si kusta sudah sembuh dan diterima kembali dalam komunitas. Terkadang
para imamlah yang menjadi penghalang dan tetap menganggap orang-orang kusta
sebagai orang najis.
Setiap orang perlu merasakan
bertumbuh dalam kebebasan sebagai anak-anak Allah dan mengalami kasih sayang
dari sesamanya. Pengalaman ini yang mendorong Paulus untuk mengatakan ikutilah
aku karena aku pengikut Kristus. Artinya bahwa setiap orang dengan keadaannya yang
sebenarnya yakni suka dan duka dalam hidup, pergumulan hidup tertentu karena
sakit penyakit yang diderita handaknya tetap percaya bahwa Tuhan akan
membebaskannya dan membiarkan ia bertumbuh dalam kasih. Pengalaman ini juga
menyadarkan bahwa kita membutuhkan Tuhan. Kita juga diingatkan oleh Yesus untuk
menyerupai Dia yakni menyembuhkan sesama dengan kehadiran, menerima mereka apa
adanya, dan merasa bahwa setiap pribadi, baik atau jahat, tetaplah pribadi yang
patut dikasihi karena dia bagian dari hidup kita.
Setelah dirimu diselamatkan,
jadilah saksi Kristus!
PJSDB
No comments:
Post a Comment