Mzm 118:1-2.16ab.17.22-23
Kol 3:1-4
Yoh
201-9
Yesus harus bangkit dari antara orang mati!
Konon ada seorang wanita setengah
baya hendak menaiki sebuah pesawat menuju ke sebuah kota. Di dalam pesawat itu
dia merasa tidak nyaman karena dia mendapat tempat duduk persis di samping
seorang pria negro. Dia menggerutu dengan suara keras berbau rasis bahwa dia
tidak suka duduk dekat pria hitam, aneh, yang tidak lebih baik dari seekor kutu
itu. Dia meminta untuk pindah ke tempat duduk lain. Pria itu tenang seolah-olah
tidak dihina oleh wanita itu. Pramugari pun dipanggil oleh wanita itu untuk menyampaikan
protesnya.
Mereka menghubungi pilot dan pilot mengatakan tidak ada tempat lagi di kelas ekonomi, hanya ada satu kursi di kelas eksekutif. Tetapi jarang orang dari kelas ekonomi pindah tempat ke kelas eksekutif. Maka setelah berbisik-bisik dengan pilot, ia menyuruh pramugari memanggil pria hitam itu ke kelas eksekutif. Pramugari itu datang ke kursi di mana ada wanita dan pria hitam itu berada dan berkata kepada mereka berdua bahwa di kelas eksekutif ada satu tempat. Wanita itu mulai bergerak mau pindah tetapi pramugari berkata: “Anda tetap duduk tenang karena anda tidak menyenangi sesama yang duduk di sampingmu.” “Ayo Pak, Pilot kita mengundangmu untuk pindah dari tempat ini, menjauh dari orang yang tidak menyenangimu ke kelas eksekutif.” “Saya? Apakah kalian tidka keliru karena saya hanya pria berkulit hitam yang tidak lebih dari seekor kutu?” kata pria itu kepada pramugari. Pramugari dengan tegas berkata, “Anda punya tempat istimewa di kelas eksekutif” Semua orang di dalam pesawat bertepuk tangan meriah karena Pilot mengambil keputusan yang tepat.
Mereka menghubungi pilot dan pilot mengatakan tidak ada tempat lagi di kelas ekonomi, hanya ada satu kursi di kelas eksekutif. Tetapi jarang orang dari kelas ekonomi pindah tempat ke kelas eksekutif. Maka setelah berbisik-bisik dengan pilot, ia menyuruh pramugari memanggil pria hitam itu ke kelas eksekutif. Pramugari itu datang ke kursi di mana ada wanita dan pria hitam itu berada dan berkata kepada mereka berdua bahwa di kelas eksekutif ada satu tempat. Wanita itu mulai bergerak mau pindah tetapi pramugari berkata: “Anda tetap duduk tenang karena anda tidak menyenangi sesama yang duduk di sampingmu.” “Ayo Pak, Pilot kita mengundangmu untuk pindah dari tempat ini, menjauh dari orang yang tidak menyenangimu ke kelas eksekutif.” “Saya? Apakah kalian tidka keliru karena saya hanya pria berkulit hitam yang tidak lebih dari seekor kutu?” kata pria itu kepada pramugari. Pramugari dengan tegas berkata, “Anda punya tempat istimewa di kelas eksekutif” Semua orang di dalam pesawat bertepuk tangan meriah karena Pilot mengambil keputusan yang tepat.
Kisah ini hanyalah sebuah kisah
tetapi dapat berbicara banyak hal kepada kita. Salah satunya adalah bahwa Tuhan
sendiri selalu mencari yang terbaik bagi kehidupan kita. Mungkin saja
orang-orang di sekitar kita hanya melihat cashing
fisik yang kita miliki tetapi Tuhan selalu melihat yang terbaik di dalam hidup
ini. Oleh karena itu tanpa memandang cashing
fisik kita, Ia rela mengutus PuteraNya untuk datang ke dunia, rela mengosongkan
diri, merendahkan diri, bahkan wafat di kayu Salib. Dia sudah bangkit
mengalahkan setan dan dosa.
Siapakah Yesus dari Nazaret itu? Santu
Lukas dalam Kisah Para Rasul menceritakan bagaimana Komunitas Gereja Perdana
merenungkan Yesus Kristus. Petrus sebagai pemimpin yang ditentukan oleh Yesus
dengan berani bersaksi: “Kamu tahu
tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea
seorang yang bernama Yesus dari Nazaret: Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan
Roh dan kuat kuasa. Dia berjalan keliling dan berbuat baik, menyembuhkan semua
orang yang dikuasai Iblis karena Allah menyertai Dia. Kami adalah saksi dari
segala sesuatu yang diperbuat Yesus di tanah Yudea maupun Yerusalem!”
Petrus menggambarkan hidup
keseharian mereka bersama Yesus dan aneka karya yang Dia telah melakukannya. Namun
demikian pengalaman keras yang dialami oleh Petrus dan teman-temannya adalah
penolakan bahkan pembunuhan terhadap Yesus. Tentang hal ini Petrus bersaksi: “Dia telah dibunuh dan digantung di salib.
Tetapi Allah telah membangkitkan Dia pada hari yang ketiga.Ia telah menampakkan
diriNya kepada para saksi mata yakni kami yang telah duduk dan makan minum
bersama dengan Dia. Dia juga sudah mengutus kami untuk mewartakan Injil kepada
segala bangsa dan kami juga bersaksi bahwa Ia akan datang menjadi Hakim atas
orang yang hidup dan mati. Dalam namaNya semua orang mendapat pengampunan dosa”
Petrus adalah salah seorang saksi
mata. Inti pewartaan Petrus adalah Yesus yang dikenal itu sudah bangkit dan
sebagai buktinya adalah bahwa mereka sudah makan dan minum bersamaNya!
Kesaksian Petrus ini penting karena mendorong kita semua saat ini untuk
bersaksi. Tentu kita tidak akan bersaksi bahwa kita telah makan dan minum
bersamaNya tetapi kita bersaksi dalam kenangan akan sengsara dan wafatNya yang
kita rayakan bersama dalam Ekaristi. Ekaristi merupakan puncak iman kita. Tanda
nyata Yesus mempersembahkan diriNya kepada kita saat ini. Pertanyaannya adalah,
apakah kita juga menjadikan ekaristi sebagai pusat hidup kita dan memampukan
kita untuk bersaksi seperti Petrus?
Kebangkitan Kristus membawa
dampak di dalam kehidupan kita sebagai orang-orang yang percaya kepadaNya.
Santu Paulus dalam suratnya kepada umat di Kolose mengingatkan mereka tentang
dampak dari kebangkitan Kristus yakni memperoleh hidup baru. Kristus sudah
bangkit, hidup lamaNya sudah menjadi hidup yang mulia. Maka orang-orang yang
percaya kepada Yesus juga dibangkitkan bersamaNya. Paulus menulis: “Sebab kamu telah mati, dan hidupmu
tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita. Kelak
ketika Ia menyatakan diriNya maka kamu pun akan demikian. Maka carilah perkara
yang di atas.” Pertanyaan lain yang muncul bagi kita adalah apakah
kebangkitan Kristus yang kita rayakan memiliki dampak atau pengaruh terhadap
hidup kita?
Penginjil Yohanes lebih tegas
mengatakan bahwa Yesus harus bangkit dari antara orang mati berdasarkan Kitab
Suci. Ketika hari masih gelap Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus Dia tidak
menemukan Yesus karena kuburNya sudah kosong. Dia mencari Yesus dalam
kegelapan, motivasinya sangat manusiawi. Kepada Petrus, Maria Magdalena
mengungkapkan pencariannya: “Tuhan sudah
diambil orang dari kuburNya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan”.
Petrus yang menerima berita kubur kosong dari Maria Magdalena bersama murid
yang dikasihi juga berlari ke kubur Yesus untuk mencari kebenaran berita ini.
Yohanes sebagai tokoh Karismatis dengan cepat tiba di kubur tetapi tidak masuk.
Dia membiarkan Petrus sebagai pimpinan atau hirarki masuk ke dalam kubur
kemudian sang tokoh karismatis ini juga masuk, melihat dan percaya. Yesus harus
bangkit menurut Kitab Suci!
Yesus mengalami penolakan bahkan
dibunuh! Banyak kali kita juga mengalami penolakan-penolakan tertentu. Bahkan oleh
orang-orang yang dekat dengan. Kita mungkin dianggap tidak lebih dari seekor
kutu. Percayalah bahwa Yesus juga pernah mengalami penghinaan. Dialah Hamba
yang menderita. Dia telah memenangkan segalanya dan membiarkan kita berjalan
bersamaNya. Dia selalu mencari tempat terbaik bagi kita. “Di rumah BapakKu banya tempat. Aku akan datang memanggil kamu supaya
di mana Aku berada, kamu juga berada!” (Yoh 14:2-3).
Sabda Tuhan hari ini juga memanggil
kita untuk mewujudkan hidup kita sebagai pengikut Kristus yang benar. Kita
telah menerima Dia melalui sakramen pembaptisan dan hendaknya iman kita
kepadaNya juga bertumbuh. Dengan demikian kita juga dapat memberi kesaksian
bahwa kita memang hidup dan bertumbuh bersama Dia. Dia sungguh telah bangkit
dan menganugerahkan hidup baru kepada setiap pribadi. Maka hendaklah setiap
pribadi yang mengalami penebusanNya juga senantiasa mencari Dia.
Bersyukurlah senantiasa kepada
Tuhan. Ia harus bangkit untuk kita. Tuhan terima kasih atas segala
pengorbananMu bagi kami orang berdosa.
PJSDB
Pater tks tuk renungan yg begitu bagus tuk jadi bahan pemenungan aku.
ReplyDelete