Hari
Rabu Pekan II Paskah
Kis 5:
17-26
Mzm
35: 2-3.4-5.6-7.8-9
Yoh 3: 16-21
Mari Mewartakan Sabda Hidup!
Persekutuan
dan persaudaran sejati dibangun oleh para rasul dan orang-orang yang percaya
pada Yesus dari Nazaret. Mereka terdorong untuk
mewartakan nama Yesus dan juga Injil tentang Kerajaan Allah. Mereka melakukannya dengan keberanian karena percaya bahwa Yesus menyertai mereka dengan Roh Kudus yang telah dijanjikanNya. Sebagai satu komunitas, mereka memiliki prinsip sehati dan sejiwa. Ciri khas komunitas para rasul ini tentu menimbulkan kesulitan bagi kaum Yahudi dan para pemimpinnya. Menghadapi situasi
seperti ini maka Imam besar Yahudi bersama orang-orang Saduki penuh dengan kebencian
kepada para rasul. Mereka memasukan para rasul ke dalam penjara di dalam kota. Tetapi
pada malam hari secara ajaib Malaikat Tuhan membuka pintu penjara dan melepaskan mereka
keluar dengan bebas sambil berkata, “Pergilah dan wartakanlah kepada umat di dalam bait
Allah semua Sabda Hidup”.
Mewartakan Sabda Hidup adalah tugas yang harus dilakukan oleh para rasul. Tentu saja ini merupakan hal istimewa bagi para rasul. Mereka mewartakan Sabda Hidup dalam nama Tuhan dan bukan mewartakannya dalam nama mereka sendiri. Oleh karena itu Tuhan sendirilah yang melepaskan mereka dari penjara. Mengapa demikian?
Karena Sabda ilahi atau Sabda hidup itu tidak boleh diwartakan oleh para rasul dalam keadaan terpenjara. Justru Sabda Hidup yang dari
kodratnya adalah kudus ini bersifat membebaskan sehingga diwartakan juga oleh orang-orang merdeka.
Namun demikian dengan memandang pada sikap para memipin Yahudi dan kaum saduki, kita dibantu untuk berefleksi tentang hidup bersama dengan sesama. Kita juga terkadang cemburu dengan sesama, bersungut-sungut atau suka mengkritik orang lain. Kita juga memiliki pemikiran negatif atau persepsi yang negatif tentang orang lain. Ketika terjadi demikian berarti kita gagal karena mewartakan diri sendiri dan bukan mewartakan Sabda Tuhan. Pada hari penghakiman, Tuhan akan mengadili kita berdasarkan semua perkataan dan perbuatan yang kita lakukan. Oleh karena itu kita perlu memohon kepada Tuhan untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Namun demikian dengan memandang pada sikap para memipin Yahudi dan kaum saduki, kita dibantu untuk berefleksi tentang hidup bersama dengan sesama. Kita juga terkadang cemburu dengan sesama, bersungut-sungut atau suka mengkritik orang lain. Kita juga memiliki pemikiran negatif atau persepsi yang negatif tentang orang lain. Ketika terjadi demikian berarti kita gagal karena mewartakan diri sendiri dan bukan mewartakan Sabda Tuhan. Pada hari penghakiman, Tuhan akan mengadili kita berdasarkan semua perkataan dan perbuatan yang kita lakukan. Oleh karena itu kita perlu memohon kepada Tuhan untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Nikodemus
barusan mengerti makna lahir kembali dalam Air dan Roh. Ia juga percaya bahwa
ketika Yesus ditinggikan di atas Salib maka keselamatan akan berlimpah bagi
manusia. Untuk lebih memperjelas pengajaranNya maka Yesus dengan tegas berkata
kepada Nikodemus, “Tuhan sangat mengasihi
dunia sehingga Ia memberi PuteraNya yang tunggal, barang siapa percaya
kepadaNya tidak akan mati, tetapi memiliki hidup abadi. Dan penghakimanNya
adalah ini: Terang itu telah datang ke dunia, tetapi manusia lebih menyukai
kegelapan, karena perbuatan-perbuatan mereka jahat”. Nikodemus dibantu untuk mengerti hakikat Allah sebagai kasih. Ia datang sebagai Terang tetapi dunia, dalam hal ini umat terpilih tidak mengenal Dia.
Akibat dosa
asal telah membuat relasi yang tidak berimbang manusia dengan Tuhan dan dengan sesamanya. Kalau
kita membiarkan diri dibimbing oleh para pendosa maka kita
masuk dalam kegelapan. Kalau kita mempercayakan diri kita pada rahmat maka kita
berjalan dalam terang. Di dalam kegelapan, sesama itu muncul dengan segala kelemahan dan keterbatasan, tetapi di tempat yang terang,
mereka nampak sebagai citra Allah dengan citra ilahi Yesus. Mereka ini patut untuk dikasih. Nikodemus mengalami kasih dan terang. Sebelumnya ia hidup dalam kegelapan bersama mereka yang melawan Yesus, kini ia hidup bersama Yesus sumber kasih dan terang baginya.
Sabda
Tuhan hari ini menguatkan kita untuk tetap berani mewartakan Kebangkitan
Kristus. Di dalam penjara sekalipun kita harus berani karena komitmen kita sebagai
orang yang menerima sakramen Pembaptisan dan Krisma untuk bersaksi. Roh Kudus memberi kekuatan kepada kita semua untuk berbicara demi nama Tuhan bukan
demi nama kita sendiri. Mengapa demikian? Karena Tuhan sangat mencintai dunia,
Dia juga sangat mencintai kita. Ketika kita berbicara dalam namaNya, ini juga merupakan
tanda bahwa kita sangat mencintai Dia sekaligus sebagai jawaban atas kasihNya
kepada kita.
Pertanyaan
buat refleksi pada hari ini adalah, apakah anda sungguh-sungguh mencintai
Tuhan? Apa artinya mewartakan Sabda Hidup bagi anda?
PJSDB
No comments:
Post a Comment